Tiga Pria-Pria Simpananku
Bali , Juni 2010
Di sinilah awal pertemuanku dengan Reno, mahasiswa jurusan design grafis dari Surabaya yang sedang menikmati liburan di Bali. Pria 23 tahun dengan tubuh atletis, gemar surfing dan diving. Perkenalan pertamaku di sebuah caffee, yang kemudian belanjut ke obrolan iseng di sore itu, lalu aku menawarinya untuk sekadar bermain di apartemen milkku di pulau dewata itu. Entah dari mana godaan itu datang merasuki otakku, kami berdua mabuk gila-gilaan, bersloki - sloki wine kami tuang dan nikmati bersama, hingga malam menjelang, dan kemudian kami lanjutkan bermalam dalam satu ranjang.
Tak sampai di sana, hingga saat ini kami masih kerap kali bertemu, terutama bila ada waktu senggang aku pergi ke Surabaya, atau dia yang datang ke Jakarta.
Kami sama-sama tergoda, kami sama - sama saling membutuhkan… Kenikmatan dan kepuasan dalam ranjang.
Aku selalu tidak tahan bila bersamanya, laki-laki segar yang mampu membuatku mabuk kepayang, kata cintanya selalu aku rindukan, aku jatuh cinta padanya.
***
Kasandra, wanita dewasa yang sukses, seorang direktur utama pada perusahaan kenamaan di ibukota, hartanya melimpah, otak cerdasnya memang layak di bayar dengan puluhan juta rupiah perbulan, ditambah lagi dengan usaha sang suami yang juga sedang naik daun dua kali dalam satu minggu sang suami haru pulang pergi ke Singapore untuk mengurus bisnisnya.
Kasandra menjadi wanita kesepian. Butuh belaian, ia terlena dan lupa akan keberadaan sang suami, juga keberadaan anak-anaknya.
Jakarta, Januari 2011
Ruangan hotel yang mewah, musik jazz mengalun, langit menjingga, pemandangan kemacetan Jakarta, kesumpekan kendaraan di tiap-tiap jalan raya, seolah membuat segalanya sempurna, pemandangan kota metropolitan yang sudah tak asing lagi bagi para penghuninya.
Di sudut ruangan hotel, seorang pria 25 tahun duduk hanya dengan celana basket, sibuk dengan wanita di hadapannya, wanita paruh baya, dialah Kasandra yang kini duduk dipangkuanya, cumbuan dan pagutan seirama dengan desah nafas yang semakin memburu, lenguhan sang wanita terdengar menggoda, hingga si pria tak tahan, kemudian membopong sang wanita ke atas ranjang.
Inilah pertemuanku yang ke sekian kali dengan Andrian, pria tampan yang setiap malam hampir membuat jantungku melompat keluar, aku selalu merindukannya. Senyumanya cumbuanya, kehangatannya, kata mesranya, tak pernah aku dapatkan dari lelakiku…
Hari-hariku kerap kali ku habiskan dengannya… Di saat senja menjelang, barang satu atau dua jam, di kamar ini, atau puluhan hotel-hotel bintang lainnya.
Jakarta, Agustus 2011
Makan siang, Kasandra memilih pergi ke restaurat, sebuah resto yang berada di dalam hotel berbintang, ia ada janjian dengan seseorang. Firman. Laki-laki yang beberapa minggu ini ia kenal, perkenalan yang tidak di sengaja pada sebuah rapat perusahaan.
Di dalam mobil Kasandra membayangkan, akhir makan siang yang tentu akan membuatnya melayang - layang, berakhir, seperti dua hari lalu, seperti satu minggu lalu, bersama Firman mengakhiri makan siang di atas ranjang.
Bukankah hidupku telah sempurna??? Telah mendapatkan apa yang ku impikan? Harta, kekayaan? Kepuasan? Yaa.. Kepuasan dengan tiga pria sekaligus dalam hidupku, bahkan dengan empat pria, lelakiku di rumah. Di rumah??? betul di rumah, bila lelakiku tidak ada kegiatan keluar negeri, bila lelakiku tidur di rumah, meski hambar, meski hampa, namun itu sebuah kewajiban. Toh lain waktu aku bisa menikmati apa yang tidak aku dapatkan ini dengan ketiga priaku… Besok saat makan siang, di akhir minggu saat aku beralasan jalan jalan - jalan beli kepreluan, atau di tengah rutinisan kerjaku dengan alasan ada meeting di luar kota.
***
Jakarta, 23 Oktober 2011
Adalah ulang tahun Kasandra yang ke 47, ia tidak pernah merayakannya secara mewah, di kantor ia merayakannya dengan orang-orang kantor sekadar makan siang bersama. Di rumah, ia hanya makan malam dengan anak-anak dan suaminya.
Sembari menunggu anak - anak pulang, Kasandra dan suaminya duduk-duduk di ruang keluarga, sang suami sibuk nonton acara bola di televisi, sementara Kasandra sibuk dengan majalah wanita di tangannya, ia membolak balik halaman demi halaman, hingga bell membuyarkan kegiatannya.
Pembantu rumah tangga tergopoh - gopoh membukakan pintu utama rumah mewah tersebut, beberapa menit kemudian ketiga anaknya muncul di hadapannya…
Jean yang berusia 22 tahun, Farah yang berusia 20 tahun, dan Diana yang berusia 18 tahun. Juga pria - pria di sampingnya… Ketiganya memperkenalkan teman - teman prianya kepada kedua orang tuanya.
Langkit-[ fiksi.kompasiana.com ]
Jean : Pah, Mah, kenalin ini Firman pacar Jean
Farah : Ini Andrian pacar Farah
Diana : Dan ini Reno pacar Diana
Kasandra : %#@$%^&*&@#$^%………….
Di sinilah awal pertemuanku dengan Reno, mahasiswa jurusan design grafis dari Surabaya yang sedang menikmati liburan di Bali. Pria 23 tahun dengan tubuh atletis, gemar surfing dan diving. Perkenalan pertamaku di sebuah caffee, yang kemudian belanjut ke obrolan iseng di sore itu, lalu aku menawarinya untuk sekadar bermain di apartemen milkku di pulau dewata itu. Entah dari mana godaan itu datang merasuki otakku, kami berdua mabuk gila-gilaan, bersloki - sloki wine kami tuang dan nikmati bersama, hingga malam menjelang, dan kemudian kami lanjutkan bermalam dalam satu ranjang.
ilustrasi |
Kami sama-sama tergoda, kami sama - sama saling membutuhkan… Kenikmatan dan kepuasan dalam ranjang.
Aku selalu tidak tahan bila bersamanya, laki-laki segar yang mampu membuatku mabuk kepayang, kata cintanya selalu aku rindukan, aku jatuh cinta padanya.
***
Kasandra, wanita dewasa yang sukses, seorang direktur utama pada perusahaan kenamaan di ibukota, hartanya melimpah, otak cerdasnya memang layak di bayar dengan puluhan juta rupiah perbulan, ditambah lagi dengan usaha sang suami yang juga sedang naik daun dua kali dalam satu minggu sang suami haru pulang pergi ke Singapore untuk mengurus bisnisnya.
Kasandra menjadi wanita kesepian. Butuh belaian, ia terlena dan lupa akan keberadaan sang suami, juga keberadaan anak-anaknya.
Jakarta, Januari 2011
Ruangan hotel yang mewah, musik jazz mengalun, langit menjingga, pemandangan kemacetan Jakarta, kesumpekan kendaraan di tiap-tiap jalan raya, seolah membuat segalanya sempurna, pemandangan kota metropolitan yang sudah tak asing lagi bagi para penghuninya.
Di sudut ruangan hotel, seorang pria 25 tahun duduk hanya dengan celana basket, sibuk dengan wanita di hadapannya, wanita paruh baya, dialah Kasandra yang kini duduk dipangkuanya, cumbuan dan pagutan seirama dengan desah nafas yang semakin memburu, lenguhan sang wanita terdengar menggoda, hingga si pria tak tahan, kemudian membopong sang wanita ke atas ranjang.
Inilah pertemuanku yang ke sekian kali dengan Andrian, pria tampan yang setiap malam hampir membuat jantungku melompat keluar, aku selalu merindukannya. Senyumanya cumbuanya, kehangatannya, kata mesranya, tak pernah aku dapatkan dari lelakiku…
Hari-hariku kerap kali ku habiskan dengannya… Di saat senja menjelang, barang satu atau dua jam, di kamar ini, atau puluhan hotel-hotel bintang lainnya.
Jakarta, Agustus 2011
Makan siang, Kasandra memilih pergi ke restaurat, sebuah resto yang berada di dalam hotel berbintang, ia ada janjian dengan seseorang. Firman. Laki-laki yang beberapa minggu ini ia kenal, perkenalan yang tidak di sengaja pada sebuah rapat perusahaan.
Di dalam mobil Kasandra membayangkan, akhir makan siang yang tentu akan membuatnya melayang - layang, berakhir, seperti dua hari lalu, seperti satu minggu lalu, bersama Firman mengakhiri makan siang di atas ranjang.
Bukankah hidupku telah sempurna??? Telah mendapatkan apa yang ku impikan? Harta, kekayaan? Kepuasan? Yaa.. Kepuasan dengan tiga pria sekaligus dalam hidupku, bahkan dengan empat pria, lelakiku di rumah. Di rumah??? betul di rumah, bila lelakiku tidak ada kegiatan keluar negeri, bila lelakiku tidur di rumah, meski hambar, meski hampa, namun itu sebuah kewajiban. Toh lain waktu aku bisa menikmati apa yang tidak aku dapatkan ini dengan ketiga priaku… Besok saat makan siang, di akhir minggu saat aku beralasan jalan jalan - jalan beli kepreluan, atau di tengah rutinisan kerjaku dengan alasan ada meeting di luar kota.
***
Jakarta, 23 Oktober 2011
Adalah ulang tahun Kasandra yang ke 47, ia tidak pernah merayakannya secara mewah, di kantor ia merayakannya dengan orang-orang kantor sekadar makan siang bersama. Di rumah, ia hanya makan malam dengan anak-anak dan suaminya.
Sembari menunggu anak - anak pulang, Kasandra dan suaminya duduk-duduk di ruang keluarga, sang suami sibuk nonton acara bola di televisi, sementara Kasandra sibuk dengan majalah wanita di tangannya, ia membolak balik halaman demi halaman, hingga bell membuyarkan kegiatannya.
Pembantu rumah tangga tergopoh - gopoh membukakan pintu utama rumah mewah tersebut, beberapa menit kemudian ketiga anaknya muncul di hadapannya…
Jean yang berusia 22 tahun, Farah yang berusia 20 tahun, dan Diana yang berusia 18 tahun. Juga pria - pria di sampingnya… Ketiganya memperkenalkan teman - teman prianya kepada kedua orang tuanya.
Langkit-[ fiksi.kompasiana.com ]
Jean : Pah, Mah, kenalin ini Firman pacar Jean
Farah : Ini Andrian pacar Farah
Diana : Dan ini Reno pacar Diana
Kasandra : %#@$%^&*&@#$^%………….
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment