Para penjahat perairan sungai Musi
Para penjahat perairan sungai Musi ternyata juga melapisi diri dengan menggunakan jimat berupa benda atau mantra. Apa yang dilakukan Direktorat Kepolisian Perairan (Dit Polair) Polda Sumsel menghadapi hal itu?Komplotan perampok yang identik menggunakan jimat satu per satu berhasil diringkus. Terakhir, petugas berhasil menangkap Amir (22) saat sedang bermain badminton, Kamis (14/10/2010). Meski sempat melakukan perlawanan, namun ia berhasil diringkus.
Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabaruddin Ginting melalui Dir Polair AKBP Omad ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut. Menurutnya, pihaknya merespon laporan dari masyarkat yang mengaku resah karena maraknya peristiwa perampokan di perairan sungai Musi. Apalagi komplotan perompak menggunakan senjata tajam dan senjata api, serta tidak segan melukai korbannya.
Seorang anggota komplotan perompak yang cukup ditakuti adalah pimpinan Man Jolor. Komplotan yang beranggotakan delapan orang yakni Faisol, Madi Damiri, Samsul, Marlin, Man Jolor, Amir dan Ruslan terkenal sadis. Selain itu mereka juga diketahui memiliki jimat yang dapat membuat mereka kebal dari peluru dan senjatan tajam.
Hingga dalam beberapa kali penyergapan yang dilakukan, mereka dapat meloloskan diri. Satu catatan kriminal yakni merompak sebuah kapal motor MS Jasa Musi, yang sedang sandar diperairan 14 Ulu pada 2007 lalu. Mereka berhasil menggondol uang tunai serta barang-barang yang berada di atas kapal, dengan total kerugian sekitar Rp 17 juta.
Anggota Dit Polair terus melakukan perburuan terhadap kawanan tersebut. Hasilnya empat orang pelaku berhasil diringkus masing- masing Samsul ditangkap 24 Agustus 2009. Marlin ditangkap Februari 2010, saat ini sudah menjalani hukuman di Rutan Merdeka.
Man Jolor, tewas ditembak karena berusaha melukai petugas saat ditangkap. Terakhir Amir ditangkap, Kamis (14/10/2010) saat sedang main badminton di Parit Tiga Desa Sri Tiga Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Dari Amir, petugas mengamankan barang bukti berbentuk sabuk berwarna hitam, badik, satu senpi rakitar jenis revolver, serta delapan butir amunisi.
Sedangkan tersangka lain yakni Faisol, tewas saat baku tembak dengan personel Polres Banyuasin 2008 lalu. Sementara Madi dan Damiri tewas dikeroyok warga, saat melakukan perompakan awal 2009. Saat ini petugas masih melakukan pengejaran terhadap tersangka Ruslan, anggota perompak yang belum tertangkap.
"Kompoltan ini kerap beraksi di perairan Sungai Musi. Selain menggunakan senjata tajam, mereka juga dilengkapi senjata api," ujar AKBP Ombad.
Lanjutnya, untuk menjaga keamanan di perairan dan mencegah terjadinya tindak kejahatan. Pihaknya kini terus mengoptimalkan patroli di perairan sungai Musi. Intensitas dan kualitas terus ditingkatkan, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Sementara itu tersangka Amir ketika dibincangi Sripo, mengakui segala perbuatannya. Menurutnya ia baru satu kali melakukan perompakan pada 2007 lalu, itupun diajak Man Jolor. Dari hasil perompakan, pria yang berkerja sebagai petani ini hanya kebagian Rp 300 ribu. Uang itu ia pergunakan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya.
Ketika disinggung mengenai jimat yang dipakai, ia mengaku hanya untuk jaga diri. Menurutnya jika memakai jimat tersebut, ia bisa kebal dari senjata tajam dan senjata api.
"Kompoltan kami semua menggunakan jimat. Orang yang memberikan jimat sudah meninggal pak," ujar Amir singkat.
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment