|
PETA JAKARTA: LITBANG KOMPAS, DATA: KPU DKI JAKARTA -Peta kekuatan perolehan suara dua kandidat kepala daerah DKI Jakarta,
Fauzi Bowo dan Joko Widodo, pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta
2012, 11 Juli 2012. |
Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tinggal menyisakan dua calon peserta pada pemungutan suara
putaran kedua. Besok, Kamis (20/9/2012), kedua kandidat itu akan saling
bertarung memperebutkan takhta Jakarta-1. Siapa paling kuat?
Pada
putaran pertama
Pilkada DKI Jakarta, 11 Juli 2012, pasangan
Joko
Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menjadi pemenang di lima wilayah
administratif utama Jakarta. Pasangan nomor urut tiga itu hanya kalah di
Kabupaten Kepulauan Seribu, meskipun total suara di tempat ini
tergolong kecil dibanding wilayah lain.
Secara keseluruhan,
duet
Jokowi-Basuki meraih 1.847.157 suara. Jumlah itu setara dengan
42,60 persen dari total jumlah suara sah sebanyak 4.336.486 suara.
Adapun duet calon gubernur petahana Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli
(
Foke-Nara) dengan nomor urut 1 berada di peringkat kedua dengan meraih
1.476.648 suara atau 34,05 persen.
Jokowi-Basuki juga dominan
dalam perolehan suara di setiap kecamatan. Akan tetapi, Foke-Nara pun
menunjukkan "perlawanan sengit" dengan menguasai sejumlah wilayah Ibu
Kota.
Berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara Pilkada DKI
Jakarta 2012 putaran pertama dari Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta,
pasangan Jokowi-Basuki menguasai lebih dari separuh wilayah DKI Jakarta.
Dari 44 kecamatan di enam wilayah Jakarta, Jokowi hanya kalah di 13
kecamatan. Kekalahan paling telak terjadi di dua kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Seribu.
Akan tetapi,
Foke-Nara pun tak dapat
menyaingi
Jokowi-Basuki di wilayah Jakarta Barat. Dari delapan kecamatan
di wilayah itu, Foke sama sekali tak pernah menyalip dukungan warga
kepada Jokowi.
Dus, Jakbar bisa dikatakan merupakan basis kekuatan Jokowi-Basuki karena pasangan itu menang di semua kecamatan di tempat tersebut.
Infografis
dalam artikel ini menunjukkan peta kekuatan kedua
calon peserta Pilkada
DKI Jakarta itu berdasarkan perolehan suara pada putaran pertama. Pada
gambar di atas ditampilkan perbandingan perolehan suara kedua pasangan
dalam rupa grafik batang per kecamatan. Area dengan warna putih
menunjukkan selisih persentase yang sangat kecil di antara kedua
kandidat (di bawah 1 persen). Hasil suara di Kepulauan Seribu tidak
ditampilkan pada peta karena terlalu kecil digambarkan sesuai
proporsinya. Untuk melihat hasil perolehan suara secara keseluruhan,
silakan melihat grafik di bawah ini.
Kecamatan Cengkareng di
Jakarta Barat merupakan lumbung suara terbesar bagi
Jokowi-Basuki. Di
sini, mereka meraih 101.023 suara. Namun, jika dibandingkan dengan
Foke-Nara, kekuatan terbesar Jokowi-Basuki justru tampak di Kecamatan
Grogol Petamburan. Di kecamatan tersebut, Jokowi-Basuki meraih lebih
dari 60 persen suara, sedangkan Foke-Nara hampir 25 persen. Data
selengkapnya dapat dibaca dari grafik di bawah ini.
Beralih
ke Jakarta Timur, di sini
Foke-Nara nyaris kalah di semua kecamatan.
Foke-Nara lebih kuat di Kecamatan Cipayung dengan selisih suara sekitar
1.200 dan menang sangat tipis di Kramat Jati. Perolehan suara terbesar
Foke di putaran pertama sebetulnya ada di Cakung (76.986 suara), tetapi
jumlahnya sedikit di bawah Jokowi (78.842 suara). Persaingan paling
ketat terjadi di Jatinegara. Selebihnya dimenangi oleh Jokowi-Basuki
dengan selisih suara cukup signifikan, terutama di Pasar Rebo. Data
selengkapnya dapat dibaca dari grafik di bawah ini.
Jakarta
Pusat merupakan medan persaingan paling sengit bagi kedua kandidat.
Dari delapan kecamatan di lokasi tersebut, peta kekuatan Foke tampak
di tiga kecamatan. Foke tak tertandingi oleh Jokowi di Menteng, di mana
Foke menjadi tuan rumah di lokasi tersebut. Foke juga unggul di Johar
Baru serta unggul tipis di Tanah Abang. Data selengkapnya dapat dibaca
dari grafik di bawah ini.
Jakarta
Utara juga merupakan lumbung terbesar bagi Jokowi-Basuki, setelah
Jakarta Barat. Dari enam kecamatan di wilayah ini, pasangan ini hanya
menyerah di Kecamatan Cilincing. Persaingan tidak imbang terjadi di
Kelapa Gading di mana selisih persentase
Jokowi dan Foke hampir mencapai
37 persen. Namun, jarak paling besar terjadi di Penjaringan, di mana
Jokowi unggul 40.990 suara dibanding pesaingnya. Data selengkapnya
dapat dibaca dari grafik di bawah ini.
Sama
halnya dengan Jakarta Utara,
Foke-Nara juga merebut kemenangan di satu
kecamatan di Jakarta Selatan, yakni Jagakarsa. Meski demikian,
kemenangan itu hanya berselisih sekitar 4.000 suara, tak cukup besar
untuk menandingi kekalahan di kecamatan lain. Data selengkapnya dapat
dibaca dari grafik di bawah ini.
Foke-Nara
berkuasa atas Kepulauan Seribu. Mereka mendapatkan suara lebih dari 50
persen di dua kecamatan di wilayah tersebut. Adapun
Jokowi-Basuki secara
total hanya mendapat 1.300-an suara di tempat ini. Data selengkapnya
dapat dibaca dari grafik di bawah ini. sumber berita :
kompas.com