Breaking News
Loading...
Loading...
Nov 12, 2011

Tips-Tip Cerdas Pilih Rumah Sakit

CARA CERDAS MEMILIH RUMAH SAKIT - Setelah banyak orang mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang terlalu bertele-tele, kini muncul berbagai rumah sakit swasta dengan misi yang mengedepankan pelayanan.
Foto: Ilustrasi

Berbagai upaya pun mereka tempuh. Mulai dari menggunakan alat-alat supercanggih hingga menggunakan istilah-istilah asing dalam penamaan rumah sakit tersebut. Semuanya dilakukan semata-mata untuk menarik antusias pasien. Dengan begitu, diharapkan pendapatan rumah sakit meningkat.

Tapi, apakah semua itu menjamin kualitas pengobatan atas penyakit yang Anda derita. Ataukah Anda hanya akan mendapatkan fasilitas yang lebih mahal?

Untuk menjadi pasien yang cerdas, Anda bisa merujuk pada tips-tips berikut ini.

Pilih dokter berpengalaman

Tanda pertama bahwa seseorang bisa disebut pasien yang cerdas adalah memilih dokter yang benar. Dokter yang benar berarti dokter yang bersertifikat, kompeten, komunikatif, dan peduli terhadap pasien. Sekali Anda menemukan dokter seperti ini, Anda bisa mengandalkannya seumur hidup Anda.

Untuk menemukannya, Anda bisa bertanya pada manajer perawat di UGD (unit gawat darurat) di rumah sakit terbaik di kota Anda. Manajer perawat di ICU (intensif care unit) juga bisa dijadikan rujukan. Selain itu, Anda bisa mendengarkan saran keluarga dan kerabat, atau mencari sendiri dengan mencoba dokter demi dokter.

Rumah sakit terbaik

Mungkin Anda bingung, tetapi sesungguhnya waktu terbaik untuk mencari rumah sakit adalah saat Anda tidak membutuhkannya. Kebanyakan orang tidak pernah berpikir memilih rumah sakit rujukan untuk dirinya jika ia sakit. Mereka baru terpikir saat mereka sakit parah dan paramedis atau orang lain berkata, “Apakah Anda punya pilihan ke rumah sakit mana Anda ingin dibawa?”

Meminta second opinion

Pasien yang cerdas tidak akan merelakan hidupnya ke tangan seorang dokter saja. Penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa 30% pasien yang meminta opini kedua dari dokter lain akan mendapatkan diagnosis baru berbeda.

Tapi masalahnya, hanya ada 20% dari pasien yang meminta opini kedua, sisanya terlalu percaya pada dokter yang pertama sehingga kesalahan perawatan dan pengobatan pun sering terjadi.

Saat Anda berkonsultasi pada dokter untuk meminta opini kedua, berikan saja hasil pemeriksaan Anda dari dokter pertama, beri tahu ia fakta-fakta dari penyakit Anda, dan biarkan dokter tersebut menanyakan sejumlah pertanyaan untuk Anda.

Yang terpenting dan perlu diingat adalah kemampuan pelayanan tenaga medis dari suatu rumah sakit tidak bisa diukur dari lamanya rumah sakit berdiri atau tidak busa juga diukur dari seberapa lengkap alat-alat kesehatan yang dimiliki rumah sakit tersebut.

Sebab, kedua faktor tersebut akan kembali berpulang pada user-nya yakni tenaga medis atau dokter yang berada pada sebuah rumah sakit tersebut. [mor] sumber: inilah.com

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top