Breaking News
Loading...
Loading...
Oct 23, 2010

Anggota Polisi Hutan Di Keroyok Puluhan Massa

MUARA SABAK - Aksi pembalakan liar kembali marak. Bahkan mereka yang menebangi pohon-pohon itu nekat menyerang petugas polisi hutan, seperti terjadi di kawasan hutan Tanjung Jabung Timur, Jumat (22/10/2010) dini hari.

Sebanyak enam Polhut Balai Nasional Berbak, saat melakukan patroli rutin, sekitar pukul 01.00 WIB, dikeroyok sedikitnya 50 orang yang diduga pelaku pembalakan liar. Seorang petugas mengalami cedera memar bagian pelipis mata dan bahu, terkena pukulan benda tumpul.

Seorang lagi, sopir pompong bernama Edi terkena sabetan parang pada jari tangan kanannya. Kedua korban dirawat di Puskesmas Rantau Rasau, Kabupaten Tajungjabung Timur, Jambi.

Kejadian tersebut bermula pada sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis (21/10/2010), keenam petugas Polhut, masing-masing bernama Rahman, Rio, Sumanto, Syaiful Bahri, Maruli, dan Suratman dengan menggunakan speedboad dan satu unit pompong melakukan patroli rutin.

Ketika itu, petugas menemukan tumpukan kayu sekitar 20 meter kubik yang sudah berbentuk balok dan papan jenis meranti dan punak. Diduga kayu-kayu tersebut hasil pembalakan liar dalam kawasan Taman Nasional Berbak.

Setelah menemukan tumpukan kayu itu, para petugas bermaksud kembali dan keesokannya mengamankan barang bukti itu. Namun sekitar pukul 01.00 WIB, ketika hendak pulang dengan menumpang transportasi air, tiba-tiba para petugas diserang sekitar 50 orang. Mereka datang menggunakan kendaraan air, satu unit pompong atau getek besar dan empat unit pompong ukuran kecil.

Dengan beringas para pelaku yang dipersenjatai berbagai jenis senjata tajam, berupa parang serta pentungan itu, langsung mengepung dan mengeroyok para petugas. Akibat serangan mendadak itu, para petugas yang sebenarnya juga dilengkapi senjata api tidak bisa berkutik.

Bahkan seorang korban bernama Syaiful Bahri, menjadi bulan-bulanan massa dipukul hingga babak belur. Jiwanya terselamatkan, karena mendapat bantuan warga lainnya dan dibawa ke rumah penduduk di Desa Telaga Lima, desa yang terdekat dari tempat kejadian perkara.

Sementara lima petugas lainnya sempat menyelamatkan diri dengan terjun ke Sungai Air Hitam Dalam--tempat kejadian perkara-- sebelum akhirnya diselamatkan petugas TNI Angkatan Laut yang sedang melakukan patroli di kawasan itu.

"Sebenarnya petugas saya dalam melakukan operasi rutin itu dilengkapi enam senjata api, tapi saat diserang tidak dapat berbuat banyak, mengingat kondisi gelap dan datangnya penyerangan secara mendadak," kata Fransiskus Moga, Kepala Balai Taman Nasional Berbak, Jumat (22/10/2010).

Fransiskus pun menerjunkan anggota tambahan sebanyak 16 orang dari Satuan Pengamanan Operasi Cepat Polhut Jambi, untuk membantu mengamankan jangan sampai terulang kembali peristiwa serupa. "Kami juga sudah meminta Kepolisian Resor Tanjung Jabung Timur untuk mengusut kasus ini," ujarnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tanjungjabung Timur Ajun Komisaris R Manalu mengakui adanya kejadian itu. Pihaknya tengah melakukan penyelidikan. "Kami sudah menerima adanya laporan tentang adanya kejadian tersebut, belum ada pelaku yang diamankan," katanya.

Ia menduga para pelaku berasal dari sekitar kawasan Taman Nasional Berbak. "Bila ditemukan bukti-bukti kuat siapa saja pelaku penganiayaan itu, maka akan segera kita proses sesuai hukum berlaku," ujarnya.
Editor: johnson_simanjuntak
Tribun Jambi 
Kutipan -Tribunnews.com

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top