Breaking News
Loading...
Loading...
Sep 27, 2012

Orang Kaya 'BANGET' (OKB)

CAPGEMINI, sebuah lembaga konsultansi internasional yang menyediakan hasil-hasil survei keuangan bersama RBC Wealth Management, pekan lalu, merilis laporan orang kaya “banget” di kawasan Asia Pasifik. Tak menyebut siapa yang paling kaya, tetapi hanya menghitung populasi mereka dan nilai kekayaan.

kumpulan orang kaya,orang kaya,orang sukses,orang banyak duit
ilustrasi - IST
Siapa orang kaya “banget” (OKB) itu? Individu yang memiliki kekayaan lebih (disposal asset) senilai US$ 1 juta atau lebih yang dapat dipakai berinvestasi. Jadi, bukan aset utama.

Mereka disebut HNWI (high net worth individual). Orang yang memiliki kekayaan US$ 1 juta sampai US$ 5 juta disebut “millionaires next door”. Jumlahnya sekitar 3,08 juta orang, dengan pangsa 91,5% dari total populasi 3,37 juta OKB di kawasan Asia Pasifik.

Kategori kedua disebut “Mid-Tier Millionaires” populasinya 7,9% dengan kekayaan sekitar US$ 5 juta sampai US$ 30 juta, tetapi kekayaannya sekitar 23,8%. Sementara, kategori ketiga, mereka yang disebut “Ultra HNWI” memiliki kekayaan lebih dari US$ 30 juta. Populasinya hanya 0,6% tetapi nilai kekayaannya menguasai pangsa 24,5%.

Populasi dan kekayaan dua kategori orang kaya banget itu turun signifikan tahun lalu, umumnya disebabkan karena penurunan nilai instrumen investasinya. Tipikal mereka memang orang-orang yang gemar aset berisiko tinggi dan atau kurang likuid, seperti hedge fund, private equity, atau real estate komersial. Jenis asset itu memang cepat menurun seiring kondisi penurunan di pasar dan memang sulit dijual.

Menurut survei itu, populasi OKB Asia Pasifik terus bertumbuh menjadikannya pasar terbesar OKB global untuk pertama kalinya. Meski populasi orang super kaya dunia hanya tumbuh 0,8% tahun 2011, Asia Pasifik meningkat 1,6% menjadi 3,37 juta orang (individu). Ini pertama kali Asia Pasifik melampaui Amerika Utara, setelah mengalahkan populasi super kaya Eropa tahun sebelumnya.

Amerika Utara dengan 3,35 juta OKB masih mencatat rekor kekayaan regional senilai US$ 11,4 triliun. Padahal, jumlah itu turun 2,3% dari tahun sebelumnya. Faktornya, masih berlangsungnya efek krisis utang Eropa dan dampak krisis ekonomi global.

Di kawasan Asia Pasifik, orang Jepang melesat sendiri dengan pangsa 54,1% tahun 2011, meningkat dari 52,5% tahun 2010. China berikutnya, kemudian Australia. Ketiga negara itu menguasai 76,1% pasar OKB 2011. Tahun 2008 ketiga kawasan ini menguasai pasar 77,4%.
Asia Pasifik merupakan kawasan yang mencatat pertumbuhan OKB tercepat. Contohnya, jumlah OKB di Indonesia melonjak 23,8% tahun 2010, dan mencatat pertumbuhan 8,2% tahun lalu. Di bawahnya, ada Thailand dan China.

Populasi OKB Asia Pasifik tergolong unik dalam komposisi dan pertumbuhan yang menunjukkan tantangan tersendiri bagi para perusahaan pengelola kekayaan. Contohnya, banyak di antara OKB itu adalah generasi baru, serta kebanyakan OKB adalah wiraswasta atau keturunan wiraswasta.

Namun OKB di kawasan ini menghadapai tantangan perekonomian, termasuk inflasi, pelemahan pertumbuhan ekonomi dan pelarian modal. Kecuali persoalan internal, ada pula efek tren global, khususnya pelemahan ekonomi Eropa yang menekan permintaan barang dan jasa dari Asia Pasifik.

Laporan itu menemukan bahwa mereka itu mulai menarik dananya yang ditempatkan ke pusat-pusat keuangan dan kekayaan yang semakin dekat dari rumahnya, seperti Singapura dan Hongkong. Tidak lagi menjadikan pusat-pusat keuangan terkemuka seperti Swiss sebagai surga investasi. Singapura dan Hongkong menawarkan transparansi aturan dan hukum, kedekatan geografis dan kultur, serta proaktifnya regulator mendesain proses investasi yang simple.

Orang-orang kaya itu menempatkan dananya dalam berbagai instrumen investasi. Banyak pula “gila” belanja barang koleksi mewah. Lonjakan penjualan mobil mewah di China dan India buktinya, dan ternyata kaum perempuan jagonya. Perempuan membeli 30% dari total 300 Porsche yang terjual di Singapura dalam semester pertama 2011. Satu dari tiga Maserati dan satu dari lima Ferrari yang terjual di China dibeli oleh perempuan.
Andi Suruji, CEO & Editor in Chief Inilah Group. Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di majalah InilahREVIEW Edisi ke-4 Tahun II yang terbit 24 September 2012.
sumber: inilah.com
Follow Our Twitters

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top