Breaking News
Loading...
Loading...
Nov 5, 2011

Ups! Ibu Muda Gorok Anak Kandungnya Sendiri?

Seorang ibu muda bernama Watimah (27) warga jalan wiratama RT 05 Kelurahan Sidodadi Samarinda ulu, nekat menggorok leher anaknya, Zulfah, yang baru berusia lima bulan hingga putus dengan menggunakan sabit.
Foto: Ilustrasi

Tindakan sadis itu dilakukannya Jumat (4/11/2011) dini hari pukul 01.00 WIB di kediamannya.

Diceritakan Radiah (50), ibu Watimah, ia sehari-hari tinggal dengan anak-cucunya itu di rumah kayu beratap nira dengan luas sekitar 36 meter persegi. Ikut tinggal di rumah itu adalah Yusrah, adik kandung Radiah atau bibi dari Watimah. Sehari-hari Radiah dan Yusrah mencari nafkah lewat berkebun. Sedangkan Watimah tidak bekerja apa-apa, alias di rumah saja.

“Makan tidur saja kerjanya. Bahkan kalau tidur bisa empat hari. Sudah sejak dulu kejiwaannya agak terganggu,” tutur Radiah kemarin.

Watimah baru datang ke Samarinda membawa anaknya dari Pulau Buton Sulawesi Tenggara beberapa bulan lalu setelah dijemput Yusrah. Suami Watimah entah dimana. Keluarga hanya tahu suaminya bekerja di Pulau Buru. Selama di Samarinda, yang mengurus Zulfah adalah Yusrah karena Watimah dengan kondisi kejiwaannya itu tidak stabil untuk membesarkan anak.

Malam itu seperti biasa Yusrah, Watimah dan Zulfah tidur sekamar. Sedangkan Rudiah tidur di kamar lain. Diceritakan Yusrah kepada Rudiah, sekitar pukul satu dini hari, Yusrah terbangun. Ia tidak mendapati Zulfah di sisinya, hanya ada Watimah. Yusrah yang sudah mengurus Zulfah sejak orok itu langsung bangkit.

“Mana adek (Zulfah, Red.)? Mana adek?” tanya Yusrah kepada Watimah.

Watimah malah memeluk Yusrah erat-erat dan menyuruhnya kembali tidur. Tapi Yusrah melepaskan dengan sekuat tenaga dan mencari si bayi ke sekeliling rumah. Ia juga membangunkan Radiah di kamar sebelah agar membantu ikut mencari.

Tak berapa lama Yusrah menemukan tubuh Zulfah di permukaan sebuah lubang yang tampak baru digali, jaraknya dua meter dari belakang rumah. Posisi si bayi kepala di bawah dan kaki di atas. Darah berhamburan. Ketika ia mengangkat tubuh bayi, kepalanya sudah tidak ada. Wanita berusia 30-an itu langsung berteriak, rebah lalu pingsan.

Teriakan Yusrah didengar oleh Rudiah yang berada tak jauh dari situ. Ketika melihat tubuh cucunya tanpa kepala, Rudiah berteriak tak kalah kencang dan membangunkan warga sekitar, termasuk keluarga yang tinggal berdekatan. Orang-orang kemudian berdatangan. Tak lama kemudian, mereka menemukan kepala Zulfah tergeletak di tanah dekat pohon pisang, sekitar dua meter dari lubang tadi.

Keluarga dan warga langsung bertanya kepada Watimah. Yang ditanya hanya menunduk sambil gigit jari dan ketakutan. Orang langsung yakin Watimah adalah pelakunya. Radiah lepas kendali dan hampir memukuli anak keempatnya itu, tapi dicegah oleh warga. Saat itu juga warga melapor ke Ketua RT setempat, Kuntoro, dan bersama-sama melapor ke polisi yang langsung datang ke TKP. Dari TKP polisi menemukan sebilah sabit penuh darah yang dicurigai sebagai alat pengiris yang digunakan Watimah.

Diiris Berkali-Kali
Kepala Instalasi Forensik RSUD Abdul Wahab Syahrani, Daniel, mengatakan dari hasil otopsi menunjukkan putusnya leher Zulfah bukan karena tebasan, melainkan irisan yang dilakukan berkali-kali dengan benda tajam yang belakangan diketahui adalah sabit.

"Kami menerima jasad bayi dengan kondisi kepala dan badan terpisah. Setelah diteliti, bukan karena tebasan, tapi diiris berkali-kali hingga putus,” kata Daniel.

Karena irisan itu saluran pernafasan dan sarat ke otak terputus hingga mengakibatkan kematian. Sebelum diserahkan ke pihak keluarga siang harinya, dokter terlebih dahulu menyambungkan kepala dan badan bayi malang ini dengan cara dijahit. Setelahnya jenazah semayamkan.

Polres Samarinda sejak kemarin siang menyerahkan ke Watimah ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Atmahusada Mahakam di Samarinda untuk diobservasi dan diperiksa kejiwaannya. Kepala Satuan Resrse dan Kriminal Polres Samarinda, Komisaris Polisi Arif Budiman, mengatakan polisi yang sudah menahan Watimah sejak pagi agak kesulitan melakukan pemeriksaan karena wanita itu menunjukkan gelagat-gelagat kelainan jiwa. Polisi juga sudah menyita sebilah sabit yang digunakan Watimah untuk menghabisi nyawa bayinya.

“Kami sudah mengirim tersangka ke rumah sakit jiwa guna observasi dan dilakukan pemeriksaan kejiwaan," kata Arif.

Melahirkan Sendiri
Kisah hidup Watimah juga sangat menyedihkan. Diceritakan Radiah, anaknya itu sendirian ketika dalam proses bersalin di rumahnya Pulau Buton. Suaminya ketika itu sudah pergi meninggalkannya untuk bekerja. Para tetangga hanya tahu tiba-tiba Watimah sudah menggendong Zulfah. Beberapa minggu kemudian Yusrah diutus Rudiah untuk menjemput Watimah ke Samarinda.

Watimah ternyata juga pernah masuk RSKD Atmahusada yang dikenal sebagai rumah sakit jiwa. Waktu itu keluarga di Samarinda pergi ke Buton karena ada famili yang wafat. Watimah ditinggal sendiri di rumah, sedang Zulfah dibawa keluarga.

Ketika famili pulang, Watimah tak ada di rumah. Dicari-cari ke sekeliling Samarinda sampai sebulan, tak ada kabar. Sampai seorang famili datang ke RSKD Atmahusada dan mendapati Watimah ada di situ.

“Katanya ditangkap sama Satpol PP ketika keliaran,” kata Rudiah.

Atas kejadian ini, kata Radiah, keluarga berpasrah pada Allah. “Padahal umur lima bulan masih lucu-lucunya. Kami hanya pasrah. Biar saja Watimah itu di rumah sakit sana,” kata Radiah. [gus] sumber: inilah.com


0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top