Breaking News
Loading...
Loading...
Nov 1, 2011

Perjalanan Ria Hingga Terjebak di Dunia Hitam

Ria Nasrini (25) warga Kota Cirebon, Jawa Barat, tidak menyangka sedikitpun, sang suami tercinta tega menjerumuskannya ke dunia hitam hanya demi setumpuk uang.
ilustrasi


Tahun 2009 lalu, wanita cantik ini pernah menjadi korban penyiksaan majikan saat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kuwait. Kini Ria Nasrini kembali merasakan penderitaan yang sangat menyedihkan ketika sang suami tercinta menjual dirinya ke tempat hiburan di Kota Batam Kepulauan Riau dan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Mandau, Riau.

Pada 26 Oktober 2011, Ria, panggilan akrabnya, kembali muncul ke permukaan setelah ditemukan oleh pihak Kepolisian Sektor Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, di salah satu lokalisasi di daerah tersebut.

Setelah diusut lebih dalam, ternyata Ria menjadi korban trafficking atau perdagangan manusia oleh suaminya sendiri ke salah satu tempat hiburan di Pulau Batam.

Tujuh bulan mendekam di Batam, Ria kemudian dikirim ke salah satu Lokalisasi di Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, akhirnya ia pindah dari Batam ke Mandau.

Di tempat itu ia menjalani pekerjaannya selama empat bulan. Ini dilakukannya untuk membiayai hidup dan sekolah anak dan membiayai orangtuanya di kampung halaman.

Hari demi hari dijalani Ria di lokalisasi tersebut demi memberikan yang terbaik untuk anak tersayang yang sudah duduk di kelas satu sekolah dasar, begitu juga untuk biaya pengobatan sang ayah yang terkena penyakit jantung.

"Ini bukan keinginan Ria, tapi ini jebakan dan tuntutan kehidupan yang membuat Ria seperti ini," ujar Ria, dengan penuh haru sambil mengusap matanya yang masih sakit akibat siksaan majikan saat bekerja jadi TKW di Kuwait.

Dibawa Polisi
Pada Kamis 26 oktober lalu, Kapolsek Mandau membawa Ria beserta empat orang temannya yang juga berasal dari Jawa Barat ke Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP2AKB) Provinsi Riau.

Di sana Ria mendapatkan nasihat dan penerangan dari para ahli Pemberdayaan perempuan, selanjutnya Ria juga berjanji tidak akan kembali lagi ke tempat Lokalisasi tempatnya semula bekerja.

"Aku ingin membahagiakan kedua anakku yang masih membutuhkan kasih sayang, dan ingin membahagiakan orangtuaku yang juga sakit-sakitan di kampung. Mereka selalu menjadi cibiran tetangga tentang masa laluku saat jadi TKW di Kuwait, dan sekarang juga orang tua saya tahunya saya bekerja di Malaysia jadi TKW," urainya dengan linangan air mata.

Saat di Mandau, keberanian Rialah yang menjadi penyebab munculnya lima orang korban Trafficking. Ria langsung meminta kepada Kepolisian untuk menyelamatkan dirinya dari Lokalisasi tersebut.

Begitu juga saat berada di Kuwait dulu, saat menjadi korban penyiksaan majikan ketika menjadi TKW. Keberanian Ria menjadikan dia sebagai ’peniup pluit’ bagi TKW lainnya untuk mengungkapkan praktik kekerasan yang mereka alami di Kuwait, meskipun dia sempat diancam untuk dibunuh.

Saat ini Ria sudah dikembalikan oleh Dinas Sosial Riau yang bekerja sama dengan Badan pemberdayaan Perempuan Riau ke kampung halamannya di Cirebon, Jawa Barat.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Risdayati mengatakan, Ria memang wanita cerdas dan mempunyai pendidikan yang cukup dengan menamatkan pendidikannya hingga tingkat SLTA.

"Namun karena jebakan dan kondisi hidupnya, maka dia terjebak dalam kehidupan ini," ujar Risda.

Ria masih memiliki masa depan yang cerah dan masih punya cita-cita, "Saya yakin dia bisa menjadi yang terbaik, namun dengan satu syarat, yakni sebuah komitmen dari diri dan lingkungan serta Pemerintahan tempat dia tinggal untuk meneruskan hidup," ujarnya. sumber:tribunnews.com


0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top