Kontroversi Kontest Berhadiah Batu Nisan
FOCUS-GLOBAL.CO.CC - Kontroversi Kontest Berhadiah Batu Nisan Sebuah stasiun radio di Jerman menggelar kontes mengkreasi batu nisan untuk pemakaman diri kelak. Memperkuat tema kontes, pemenang mendapat iming-iming hadiah cek untuk membeli asuransi kematian.
Lebih 600 pendengar sudah mengirim kreasi mereka ke penyelenggara yakni, Radio Galaxy, yang mengudara di Aschaffenburg, Bavaria utara. Mereka berlomba memenangi cek senilai 3.000 euro atau sekitar Rp36,7 juta. Pemenang akan diumumkan Rabu, 9 Maret 2011.
Namun, penyelenggara kontes yang disponsori Erich Kraus Institute, sebuah tempat pemakaman umum di Aschaffenburg, sudah menegaskan bahwa pemenang harus membelanjakan cek itu untuk asuransi kematian sebagai jaminan untuk menanggung biaya pemakamannya kelak.
Terlepas dari antusiasme pendengar, kontes itu menuai kritik tajam dari sejumlah kalangan. Sebuah asosiasi pengurusan jenazah bahkan telah melayangkan gugatan hukum untuk menghentikan program yang mereka nilai tak memiliki nilai kemanusiaan itu.
"Kegiatan ini tidak hanya fasik, tapi juga tidak bermoral," ujarnya. Sayang, keputusan pengadilan baru keluar 17 Maret, setelah pemenang diumumkan.
Jens Pflueger, salah satu presenter radio yang membawakan program itu, mengucap pembelaan dengan mengatakan bahwa program itu justru bertujuan melawan mitos tabu membicarakan kematian.
Lewat program itu, penyelenggara justru ingin mengajak kaum muda peduli masa depan. "Kami ingin meningkatkan kesadaran tentang topik kematian yang sepertinya masih dianggap tabu," kata Pflueger kepada BBC.
"Kami ingin peserta mengirimkan kata-kata kenangan mereka sendiri yang akan terukir di batu nisan. Tapi, jika mereka menggunakan kalimat orang lain, tidak masalah, hanya mengurangi nilai kreatif," kata Pflueger.
Dalam siarannya, Pflueger mencontohkan beberapa kalimat menarik milik sejumlah tokoh ternama yang terukir di nisan. Winston Churchill misalnya yang menuliskan, "Aku siap bertemu Penciptaku. Meskipun Penciptaku mungkin sudah menyiapkan pencobaan, itu perkara lain."
Ada pula komedia Spike Milligan yang mengukirkan kalimat, "Sudah saya katakan saya sakit." Atau Franks Sinatra yang memilih judul lagunya sebagai pengantar maut, "Yang terbaik sudah tiba."
sumber • VIVAnews
ilustrasi |
Namun, penyelenggara kontes yang disponsori Erich Kraus Institute, sebuah tempat pemakaman umum di Aschaffenburg, sudah menegaskan bahwa pemenang harus membelanjakan cek itu untuk asuransi kematian sebagai jaminan untuk menanggung biaya pemakamannya kelak.
Terlepas dari antusiasme pendengar, kontes itu menuai kritik tajam dari sejumlah kalangan. Sebuah asosiasi pengurusan jenazah bahkan telah melayangkan gugatan hukum untuk menghentikan program yang mereka nilai tak memiliki nilai kemanusiaan itu.
"Kegiatan ini tidak hanya fasik, tapi juga tidak bermoral," ujarnya. Sayang, keputusan pengadilan baru keluar 17 Maret, setelah pemenang diumumkan.
Jens Pflueger, salah satu presenter radio yang membawakan program itu, mengucap pembelaan dengan mengatakan bahwa program itu justru bertujuan melawan mitos tabu membicarakan kematian.
Lewat program itu, penyelenggara justru ingin mengajak kaum muda peduli masa depan. "Kami ingin meningkatkan kesadaran tentang topik kematian yang sepertinya masih dianggap tabu," kata Pflueger kepada BBC.
"Kami ingin peserta mengirimkan kata-kata kenangan mereka sendiri yang akan terukir di batu nisan. Tapi, jika mereka menggunakan kalimat orang lain, tidak masalah, hanya mengurangi nilai kreatif," kata Pflueger.
Dalam siarannya, Pflueger mencontohkan beberapa kalimat menarik milik sejumlah tokoh ternama yang terukir di nisan. Winston Churchill misalnya yang menuliskan, "Aku siap bertemu Penciptaku. Meskipun Penciptaku mungkin sudah menyiapkan pencobaan, itu perkara lain."
Ada pula komedia Spike Milligan yang mengukirkan kalimat, "Sudah saya katakan saya sakit." Atau Franks Sinatra yang memilih judul lagunya sebagai pengantar maut, "Yang terbaik sudah tiba."
sumber • VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment