Makan Ketupat di Dili, Timor Leste
Dili - Sesekali, khususnya menjelang akhir pekan, saya tidak menulis review tentang salah satu tempat makan, tetapi tentang pengalaman makan-makan di satu kota yang pernah saya kunjungi. Kita mulai dengan cerita tentang makan-makan di Dili, Timor Leste.Judul tulisan ini tidak ada hubungannya dengan ketupat Lebaran. Apalagi, karena lebih dari 90% warga Timor Leste menganut agama Katholik. Tetapi, ketupat dapat dijumpai di Dili setiap hari. Di warung-warung pinggir jalan, kita akan menemukan lebih banyak ketupat ketimbang nasi.
Ketupatnya berwarna kekuningan, karena memang dimasak dengan sedikit kunyit dan garam. Beberapa ketupat dipotong di piring, lalu diguyur dengan sambal ABC. Ini memang "tradisi" yang unik. Orang Timor Leste rupanya memang sangat suka sambal ABC. Ketupat sambal ini dimakan dengan berbagai lauk kering, seperti ayam bakar, atau ikan bakar. Sayur jarang kelihatan di warung-warung pinggir jalan.
Sarapan mereka pun terkesan kering. Di Dili, umumnya orang sarapan roti pa'un. Roti pa'un berbentuk bun, tidak rata, permukaannya keras (crusty), dan dalamnya agak keras juga. Ada lagi roti pa'un yang bentuknya mirip roti bantal di masa lalu, teksturnya lebih lembut. Keduanya tawar, dengan sedikit tone asin. Roti pa’un dimakan begitu saja - tanpa mentega, tanpa selai - untuk menemani minum kopi.
Makanan pinggir jalan di Dili kebanyakan hanya jenis bakar-bakaran (grill). Di sepanjang Pantai Kelapa, di sisi Avenida de Portugal (dekat Pertamina Wharf), pada malam hari sangat banyak pedagang ikan bakar. Satu tusuk ikan bakar (udang, cumi, ikan terbang) atau ayam harganya rata-rata 25-50 centavos (sekitar Rp 2500-5000). Ikan atau ayam bakar ini dimakan dengan ketupat (25 centavos). Banyak juga penjual jagung bakar (bataar tunu) dan jagung rebus di pinggir jalan.
Agak sulit menemukan makanan tradisional Timor Leste di Dili, karena memang sangat sedikit restoran yang menyajikannya. Salah satunya adalah Restorante Mulatta (Rua Nularan, +670 7270780), dekat Campo Democracia (di masa RI disebut Lapangan Pramuka). Salah satu masakan khas-nya adalah batar daan - semacam bubur jagung dengan campuran daging sapi, kacang tanah, sayur-mayur, belimbing.
Masakan khas populer lainnya adalah midar sin, semacam babi kecap. Batar daan kadang-kadang juga bisa dijumpai di warung-warung di Kampung Alor. Kampung Alor, tempat bermukim kaum Muslim yang minoritas di Timor Leste, mungkin merupakan tempat yang aman untuk mencari makanan halal. Di dekat sini juga ada Masjid An Nur.
Berbagai warung makan "peninggalan" masa RI masih banyak tampak di Dili, seperti Bakso Kota Cak Man dari Malang, dan beberapa warung yang dikelola oleh orang Jawa dan orang Makassar.
Padahal, sebenarnya Timor Leste memiliki kekayaan kuliner yang cukup beragam, khususnya hasil persilangan dengan budaya kuliner Portugis. Salah satu yang populer adalah berbagai masakan calderada (dari kata la caldera = cauldron = belanga). Calderada de peixe (fish stew), misalnya, sangat mirip dengan bouillabaisse yang terkenal di Prancis, atau chioppino di Italia. Versi lainnya adalah bacalhoada, bila ikan yang dipakai adalah bacalhau atau ikan kod kering. Makanan sehari-hari adalah calderada de galinha alias kari ayam. Kuliner lokal lainnya adalah cusido (dari daging sapi), dan asado (dari daging babi).
Masakan Portugis masih kuat bertahan di Dili. Salah satu flag carrier-nya adalah Restaurante Vasco da Gama - yang terbesar di Dili (Rua Governador Cesar Maria Serpa 29, Motael, +670 7231803). Sajiannya autentik Portugis, seperti: gazpacho andaluz (sop dingin dari sayur di-blender), bacalhau a carmelita (ikan kod dimasak casserole dengan tomat, bawang bombay, dan gandum), atau lulas recheadas (cumi diisi bubur ubi jalar), dan lain-lain.
Makanan internasional di Dili diwakili oleh India (a.l. Trivandrum), Thai (Sawasdee), Jepang (Gion, Wasabi), internasional (Keci Keca, Cafe Brasil), dan lain-lain. Tidak ada KFC, McDonald’s, maupun Pizza Hut, tetapi ada Eastern Burger dan Chae’s Pizza yang lumayan. Ada juga beberapa restoran yang menyajikan masakan Tionghoa. Sumber Detik.com
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment