Spanyol Surga Belanja Bagi yang Butuh Sperma dan Sel Telur
Barcelona, Di banyak negara, donor sperma atau sel telur sangat langka atau bahkan dilarang sama sekali. Tapi tidak di Spanyol, sebab negara yang terkenal dengan wisata kesuburan (fertility tourism) ini tak pernah kekurangan donor.Pasangan tidak subur dari berbagai negara banyak berdatangan ke negara ini dengan tujuan untuk mendapat donor sperma, sel telur atau bahkan embrio. Selain memiliki banyak donor, negara ini juga unggul dalam hal teknologi inseminasi buatan.
Dibandingkan di Inggris misalnya, pasangan tidak subur yang membutuhkan donor untuk inseminasi buatan rata-rata harus menungu antara 18 bulan hingga 2 tahun. Itupun dengan tingkat keberhasilan tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 40-45 persen.
Sedangkan di Spanyol, biasanya dalam waktu 5 bulan sejak pemesanan prosedur inseminasi buatan sudah bisa dilakukan. Teknologi yang dimiliki juga mendukung tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, yakni mencapai 65 persen.
Saking banyaknya donor yang tersedia, harganya juga tidak terlalu mahal. Untuk calon pembeli dari Inggris, klinik IVI (Intravaginal Insemination) di Barcelona hanya mematok harga 9.000 euro (sekitara Rp 100 juta) sudah termasuk tiket pesawat, akomodasi, scan dan tes darah.
Dibandingkan terapi kesuburan di tempat lain, harga ini cukup murah. Di Inggris misalnya, injeksi sperma intracytoplasmic untuk mengatasi ketidaksuburan pada pria membutuhkan biaya lebih dari Rp 200 juta untuk sekali suntik.
Dikutip dari Guardian, Selasa (24/8/2010), banyaknya donor sperma dan sel telur di Spanyol tak lepas dari kebijakan pemerintah setempat. Bagi setiap wanita yang bersedia menjadi donor, tersedia imbalan sebesar 900 euro (sekitar Rp 10 juta) untuk setiap satu sel telur.
Kebijakan ini sempat akan ditiru oleh Inggris, tetapi langsung dihadang dengan kontroversi. Beberapa kritikus menilai pemberian imbalan dalam jumlah besar bisa memicu orang beramai-ramai menjadi donor semata-mata dengan motivasi ingin mendapatkan uang.
Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), sebuah lembaga yang mengurusi donor sperma dan sel telur di Inggris juga mengusulkan agar batasan penggunaan sperma dari 1 orang donor ditingkatkan. Dari yang semula paling
banyak untuk 10 keluarga, menjadi untuk 20 keluarga.
Lagi-lagi usulan ini mendapat tentangan, kali ini terkait peluang terjadinya pernikahan sedarah pada anak-anak hasil inseminasi buatan. Makin banyak jumlah penerima sperma yang berasal dari 1 donor yang identitasnya pasti dirahasiakan, makin besar pula peluang tersebut akan terjadi.
Jika usul itu ditolak, HFEA sepertinya harus memikirkan langkah lain yang lebih bisa diterima. Bagaimanapun kelangkaan donor adalah hal yang nyata di Inggris, sementara 1 di antara 7 pasangan di negara tersebut memiliki masalah dengan kesuburan.
Sumber DetikHealth.com
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment