Temukan Tumpukan Koin Dinasti Tsun
Bongkar Septic Tank Temukan Tumpukan Koin Dinasti TsunSurya/Agus Purwoko
KOIN KUNO - Koin kuno yang ditemukan Asmat, 40, warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jumat (18/6).
Tentu saja, penemuan uang logam berukuran lebih kecil dari uang logam Rp 500 itu menjadi tontonan warga setempat. Dalam sekejap saja, halaman rumah Suparman dipenuhi pengunjung yang ingin melihat dari dekat uang tersebut.
Asmat, yang saat itu oleh Didik Jayadi, 45, adik ipar Suparman, diminta untuk
menggali septic tank, tidak menyangka akan menemukan sesuatu. Namun, setelah lubang yang digalinya mencapai kedalaman 175 sentimeter, ia menemukan tumpukan koin yang salah satu permukaannya bertuliskan huruf China.
Ceritanya, semula Asmat tidak menghiraukan cangkul yang digunakan menggali tanah menyentuh benda keras, ia terus saja meneruskan pekerjaannya. Asmat baru mengetahui, benda keras yang mengenai cangkulnya itu adalah uang, setelah ia melihat dengan seksama benda yang berlubang di tengahnya itu.
Kurang yakin akan temuannya, ia lantas memberitahukan ke Didik Jayadi dan Sugeng Riyadi, yang saat itu turut membantu menggali lubang. Yakin barang yang ditemukannya bernilai sejarah, kemudian ketiganya mengangkatnya ke atas dan membersihkan uang logam yang terbuat dari kuningan itu.
”Uang yang saya bersihkan bertuliskan angka 26. Enggak tahu angka apa itu,” aku Sugeng Riyadi, yang masih keluarga Didik.
Didik sendiri saat ditanya mengaku tidak menyangka jika penggalian di belakang rumahnya itu akan menemukan uang kuno. Atas penemuan itu, Didik kebingungan, untuk apa dan mau dikemanakan hasil temuannya.
“Enggak tahu Mas mau diapakan barang ini. Pokoknya saya simpan dulu,” terang Didik.
Penemuan uang kuno yang sempat menghebohkan warga setempat itu, menurut Badriyah, 56, adalah hal yang biasa. Sebab, di areal yang sama, puluhan tahun sebelumnya, pernah ditemukan barang kuno berupa dua buah guci.
“Sekitar 30 tahun yang lalu, keluarga kami telah menemukan dua guci. Tapi, kondisinya pecah alias hancur,” aku Badriyah yang masih memiliki hubungan darah dengan Didik.
Badriyah juga mengaku bahwa Fatimah, buyutnya, semasih hidup sering mewanti-wanti kalau menggali tanah di areal pekarangannya harus berhati-hati, khawatir mengenai sesuatu.
“Kata buyut saya, di sini banyak harta peninggalan yang dipendam. Enggak dijelaskan barang itu milik siapa dan berupa apa,” ungkap Badriyah sambil menggendong cucunya.
Teka-teki atas penemuan uang logam kuno itu menjadi pembicaraan menarik warga sekitar. Mereka mencoba mereka-reka asal muasalnya. Sebagian dari mereka ada yang menganggap uang itu peninggalan tentara Jepang. Ada pula yang bersikukuh peninggalan tentara Belanda, bahkan menurut beberapa warga uang tersebut peninggalan Kerajaan Majapahit.
“Belum Pak. Kita belum mengetahui, apalagi memastikan asal muasal uang logam kuno itu. Apa dari penjajahan Jepang atau dari peninggalan kerajaan. Kita masih akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang mengurus soal benda-benda purbakala ini,” ujar salah seorang petugas Polresta Probolinggo yang turut mengamankan lokasi penemuan.
Sementara itu, menurut Sun Tjong, juru kunci Klenteng Tridharma Sumber Naga Kota Probolinggo, kepingan uang logam bertuliskan huruf China itu digunakan sebagai alat pembayaran pada masa Dinasti Tsun pada masa tahun 960 sampai 1279 Masehi. Oleh warga China, uang tersebut dibawa ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (surya) sumber tribunnews Ribuan keping uang logam ditemukan Asmat, 40, warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Ia menemukan tumpukan koin kuno itu saat menggali tanah di belakang rumah Suparman, 38, warga RT 2 RW 1, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Asmat, yang saat itu oleh Didik Jayadi, 45, adik ipar Suparman, diminta untuk
menggali septic tank, tidak menyangka akan menemukan sesuatu. Namun, setelah lubang yang digalinya mencapai kedalaman 175 sentimeter, ia menemukan tumpukan koin yang salah satu permukaannya bertuliskan huruf China.
Ceritanya, semula Asmat tidak menghiraukan cangkul yang digunakan menggali tanah menyentuh benda keras, ia terus saja meneruskan pekerjaannya. Asmat baru mengetahui, benda keras yang mengenai cangkulnya itu adalah uang, setelah ia melihat dengan seksama benda yang berlubang di tengahnya itu.
“Saya coba untuk membersihkan. Ternyata ada tulisannya,” jawab Asmat.
Kurang yakin akan temuannya, ia lantas memberitahukan ke Didik Jayadi dan Sugeng Riyadi, yang saat itu turut membantu menggali lubang. Yakin barang yang ditemukannya bernilai sejarah, kemudian ketiganya mengangkatnya ke atas dan membersihkan uang logam yang terbuat dari kuningan itu.
”Uang yang saya bersihkan bertuliskan angka 26. Enggak tahu angka apa itu,” aku Sugeng Riyadi, yang masih keluarga Didik.
Didik sendiri saat ditanya mengaku tidak menyangka jika penggalian di belakang rumahnya itu akan menemukan uang kuno. Atas penemuan itu, Didik kebingungan, untuk apa dan mau dikemanakan hasil temuannya.
“Enggak tahu Mas mau diapakan barang ini. Pokoknya saya simpan dulu,” terang Didik.
Penemuan uang kuno yang sempat menghebohkan warga setempat itu, menurut Badriyah, 56, adalah hal yang biasa. Sebab, di areal yang sama, puluhan tahun sebelumnya, pernah ditemukan barang kuno berupa dua buah guci.
“Sekitar 30 tahun yang lalu, keluarga kami telah menemukan dua guci. Tapi, kondisinya pecah alias hancur,” aku Badriyah yang masih memiliki hubungan darah dengan Didik.
Badriyah juga mengaku bahwa Fatimah, buyutnya, semasih hidup sering mewanti-wanti kalau menggali tanah di areal pekarangannya harus berhati-hati, khawatir mengenai sesuatu.
“Kata buyut saya, di sini banyak harta peninggalan yang dipendam. Enggak dijelaskan barang itu milik siapa dan berupa apa,” ungkap Badriyah sambil menggendong cucunya.
Teka-teki atas penemuan uang logam kuno itu menjadi pembicaraan menarik warga sekitar. Mereka mencoba mereka-reka asal muasalnya. Sebagian dari mereka ada yang menganggap uang itu peninggalan tentara Jepang. Ada pula yang bersikukuh peninggalan tentara Belanda, bahkan menurut beberapa warga uang tersebut peninggalan Kerajaan Majapahit.
“Belum Pak. Kita belum mengetahui, apalagi memastikan asal muasal uang logam kuno itu. Apa dari penjajahan Jepang atau dari peninggalan kerajaan. Kita masih akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang mengurus soal benda-benda purbakala ini,” ujar salah seorang petugas Polresta Probolinggo yang turut mengamankan lokasi penemuan.
Sementara itu, menurut Sun Tjong, juru kunci Klenteng Tridharma Sumber Naga Kota Probolinggo, kepingan uang logam bertuliskan huruf China itu digunakan sebagai alat pembayaran pada masa Dinasti Tsun pada masa tahun 960 sampai 1279 Masehi. Oleh warga China, uang tersebut dibawa ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (surya) sumber tribunnews Ribuan keping uang logam ditemukan Asmat, 40, warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Ia menemukan tumpukan koin kuno itu saat menggali tanah di belakang rumah Suparman, 38, warga RT 2 RW 1, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
IMPORTANT NOTICE: Semua artikel, gambar, video, dan berita yang ditampilkan di blog ini adalah milik masing-masing pemilik. Kami tidak memegang hak cipta. semua artikel ini telah dikumpulkan dari berbagai sumber publik termasuk website yang berbeda, mengingat berada dalam domain publik. Jika ada seorang yang keberatan untuk menampilkan gambar apapun dan berita, mohon kirimkan email anda ke focusglobal@brew-master.com kami akan segera menghapusnya,dari blog ini tetatapi bila Teman Teman ingin membantu Agar blog ini lebih bagus lagi dan menjadi websites yang bagus dan untuk menjadi salah satu media informasi bisa bantu di sini
Salam Crew Kumpulan Berita Terbaru
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment