Breaking News
Loading...
Loading...
Jun 29, 2010

MATA UANG : Andalan Masa Depan, Negara Berkembang

Badan kelompok bank-bank sentral mendesak negara-negara berkembang pada Senin (28/6/2010) untuk menerapkan nilai tukar yang lebih fleksibel guna mencegah spekulasi yang dapat merusak kestabilan ekonomi mereka.


"Fleksibilitas mata uang yang lebih besar menawarkan banyak keuntungan. Hal itu dapat menghalangi sektor swasta dari eksposur valuta asing yang ceroboh," Bank for International Settlements mengatakan dalam laporan tahunannya.

Dengan pemulihan kuat di pasar berkembang daripada di ekonomi maju, arus masuk modal diharapkan tumbuh.

Harapan kenaikan suku bunga juga bisa menyebabkan aliran modal lebih lanjut, kata laporan itu.

Sementara mereka dapat membantu pembangunan, "arus masuk modal dapat mendestabilisasi," BIS menambahkan.

Badan bank sentral mencatat bahwa membiarkan fleksibilitas yang lebih besar dari nilai tukar bisa "sangat berguna dalam menghambat arus masuk modal jangka pendek terkait dengan "carry trade" yang dinamis.

Sementara BIS tidak menentukan spesifik negara dalam laporannya, ekonomi maju di Eropa dan Amerika Utara telah meminta China secara khusus untuk memungkinkan renminbi untuk mengambang lebih bebas. Mereka menuduh Beijing sengaja menekan mata uang China untuk menjaga daya saing ekspor dengan mengorbankan negara lain.

BIS mengakui bahwa ada risiko dalam memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar, seperti kenaikan sementara untuk "tingkat yang tidak lestari tetapi kemudian jatuh kembali." "Namun, dinamika seperti itu, sangat mengkhawatirkan untuk ekonomi-ekonomi dengan pasar modal domestik tipis atau pasar valuta asing yang rentan terhadap undershooting," kata bank, menambahkan bahwa pasar tersebut dapat kewalahan oleh perubahan tiba-tiba.

Selain itu, ekspor bisa menjadi lebih mahal dengan apresiasi mata uang lokal, membuat industri mereka kurang kompetitif. "Namun demikian, apresiasi mata uang biasanya merupakan mekanisme penting untuk reorientasi permintaan terhadap sumber dalam negeri," kata BIS.

Pada 22 Juni, China mengambil langkah pertama ke arah menghormati sebuah janji untuk membiarkan mata uangnya mengambang lebih bebas, yang memungkinkan yuan menguat ke 6,7968 terhadap dollar AS. Itulah apresiasi yuan terkuat sejak pembuat kebijakan membebaskan renminbi dari pematokan 11 tahun pada Juli 2005 dan pindah ke nilai tukar mengambang terkendali.

Grup BIS beranggotakan lebih dari 54 bank sentral, termasuk China.
sumber kompas.com
Salam Sonia

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top