Breaking News
Loading...
Loading...
Jun 27, 2010

Ayam Kremes yang Bikin Gemes

Ayam kremes legendaris ini memang tak pernah membosankan. Yang ada justru kangen mencicipinya kembali. Ayam goreng berbumbu bawang ini ditaburi kremesan yang krenyes-krenyes renyah. Apalagi dicocol dengan sambal bajak Jawa yang menggigit plus disuap dengan nasi hangat. Hmmm.. pancen uenak!


Ayam goreng gaya Jawa yang diracik oleh Ny. Suharti ini pertama kali saya cicipi saat kuliah di Yogya. Menu ayam ini jadi favorit saat merayakan hari-hari istimewa karena harganya relative mahal. Karena itu saat melihat foto si nyonya berbingkai kuning di kawasn Bintaro, sayapun memutuskan untuk bernostalgia makan ayam kremes.

Ayam dijual dalam bentuk utuh atau setengah. Sedangkan hati dam ampela dijual per porsi dan per potong. Kremesan pun dijual terpisah, demikian juga dengan usus ayam dan sambal goreng (sambal bajak)nya.

Tentu saja setengah ekor ayam, berikut seporsi gudeg telor dan oseng daun pepaya menjadi target saya siang itu. Rumah makan ini ditata dengan gaya rumahan khas Jawa sehingga suasananya memang mirip di ruang makan keluarga. Berbagai macam kerupuk dan keripik ditata dalam keranjang plastik bisa dinikmati sebagai camilan sambil menanti pesanan tiba.

Tampilan ayam gorengnya tak banyak berubah. Setengah ekor ditutupi kremesan yang berbentuk lempengan dengan tekstur seperti sarang tawon, berongga-rongga. Sudah terbayang gurihnya ayam ini. Bumbu ayamnya sebenarnya biasa saja, bawang putih dan kemiri sehingga rasanya gurih enak. Tetapi ayam yang muda dan segar membuat rasa gurihnya berbeda.

Sobekan daging ayam goreng setelah dicampur dengan sedikit kremesan dan dicocol sambal, rasanya memang dahsyat. Sambal yang merah agak kehitaman dan berminyak ini memang khas Jawa. Pertama kena lidah memang terasa aksen manis yang agak kuat tetapi setalh beberapa kali dicocol barulah tonjokan halus dan gigitan rasa pedasnya terasa membakar lidah!

Dari segi histori, ayam goreng Ny. Suharti ini merupakan ayam goreng kremes pertama yang diperkenalkan di Yogyakarta. Tak heran pada masa itu ayam goreng ini termasuk yang paling top dan diantre banyak orang. Konon, setelah bercerai dengan sang suami, rumah makanpun ikut berubah. Yang dimiliki sang nyonya memakai label 'Ny.Suharti' dengan foto sang nyonya. Punya sang suami, hanya bernama ayam goreng Suharti saja.

Gudeg Yogya yang disajikan terdiri dari gudeg yang semi basah, sambal goreng krecek yang dicampur tempe dan telur pindang yang kehitaman. Siraman areh membuat gudeg ini makin menggiurkan untuk dicicipi. Rasanya sedikit manis dengan gurih santan yang 'mlekoh'. Cabai rawit merah utuhpun diselipkan untuk memberi aksen pedas.

Yang saya suka justru oseng daun papaya. Warnanya hijau tua sedikit berminyak, diselingi teri jengki goreng, irisan cabai merah, cabai rawit merah dan petai. Hmmm… sekali kunyah langsung terasa pahit-pahit enak diselingi rasa pedas cabai dan renyahnya petai. O la la..benar-benar pasangans erasi buat ayam goreng yang krenyes-krenyes enak!

Harga ayam goreng di rumah makan ini termasuk standar dan tidak terlalu sering berubah. Untuk setengah ekor ayam goreng kremes, Rp. 30.000,00, gudeg telur Rp. 20.000 seporsi, dan oseng daun papaya Rp. 16.000,00. O. ya supaya lebih seru, makan ayam goreng ini sebaiknya ramai-ramai, karena acara berebut kremesan merupakan bagian yang mengasyikkan!

Ayam Goreng Ny. Suharti
Jl.Kesehatan No.2, Bintaro
Jakarta Selatan
Telepon : 021 7354214


Jl.Cilandak KKO No.3, Cilandak
Jakarta Selatan


Jl.Pesanggrahan No.15A, Kebon Jeruk
Jakarta Barat

( eka / Odi ) sumber detik.com

Salam Sonia

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top