Breaking News
Loading...
Loading...
Jul 17, 2016

Cerita Mistis : Tangisan dari Dalam Kuburan

Ilustrasi Kuburan ( Foto @U-Report )
Meskipun terdengar tidak logis, tapi kejadian di daerah Jakarta ini benar adanya. Salah satu makam yang di dalamnya dikubur orang murtad, setiap hari menangis dan berteriak minta tolong karena kepanasan.
Warga menduga, jika jenazahnya itu tidak diterima Allah SWT. Konon, tempat pemakaman umum Tanah Kusir, Jakarta, memiliki segudang cerita mistis.

Yang masih diperbincangkan masyarakat sekitar sampai saat ini yakni salah satu makam yang selalu terdengar merintih saat tengah malam.

Ada yang mengungkap, jika riwayat jenazah di makam itu adalah seorang yang senang berpindah-pindah agama lantaran tergiur belas kasih sumbangan. Bagaimana ceritanya? 

Konon, tempat pemakaman umum Tanah Kusir, Jakarta, memiliki segudang cerita mistis. Yang masih diperbincangkan masyarakat sekitar sampai saat ini yakni salahs atu makan yang selalu terdengar merintih saat tengah malam. Ada yang mengungkap jika riwayat jenazah di makam itu adalah seorang yang senang berpindah - pindah Agama lantaran tergiur belas kasih sumbangan.
Menurut para warga suasana di TPU tersebut pada malam hari memang suasananya terbilang sedikit menyeramkan. Terlebih ketika sudah diatas jam 11.00 malam. Berbeda ketika di makam yang dihuni jenazah waliyullah. Jika di makam keramat seperti halnya makam para wali atau alim ulama, selalu terdengar lantunan ayat Alquran sampai Subuh menjelang. Namun, untuk di TPU Tanah Kusir yang terkenal angker, warga sekitar mengatakan bahwa sering terjadi hal - hal yang menakutkan. Tentu saja kejadian itu dikait - kaitkan dengan kematian seseorang yang memiliki keburukan.

Rina, seorang pedagang asongan yang mangkal di sekitar TPU menceritakan tentang kejadian aneh yang pernah dialaminya. Selama belasan tahun berjualan, ia tidak heran jika ada yang mengalami kejadian - kejadian aneh, bahkan membuat merinding.

PINDAH AGAMA
Sambil membuka percakapan, Rina mengisahkan riwayat hidup seseorang yang murtad. Sebut saja, Bokir ( Bukan Nama Sebenarnya / Samaran ), yang juga pedagang kaki lima. Pekerjaannya sebagai penjual nasi goreng tak mampu mencukupi kebutuhan sehari - hari, apalagi musim juga tak mendukung. Ia pun enggan berjualan tatkala nasib dirinya tak berubah. Lambat laun imannya mulai merapuh. Ia merasa doa - doanya tak pernah dijawab oleh Allah SWT. Alhasil, shalat pun ditinggalkan. Ajaran Islam tak pernah dijalani sebagaimana mestinya.

Keluarganya sendiri sudah berulangkali mengingatkan, tapi tak pernah ia hiraukan. Bokir juga dikenal sebagai penjudi nomor togel. Hasil yang ia peroleh dari berjualan digunakan untuk berjudi nomor togel. "Jika sudah kalah, ia lantas berdoa kepada Allah." Ucap Rina.

Karena kondisi ekonomi yang kian hari semakin tak tercukupi, ia mendatangi sebuah pengajian yang diadakan oleh umat Kristen. Perihal kedatangannya ke pengajian tersebut adalah karena ajakan dari salah seorang warga kampung sebelah. Sebut saja namanya Dimas ( Bukan Nama Sebenarnya ). Diketahui warga sekitar bahwa Dimas adalah seorang misionaris Agama Kristen.

Bermula dari pengajian tersebut, Bokir merasa dihargai. Pasalnya, segala kemewahan, makanan yang enak dan sedekah dari umat nasrani ia dapatkan. Keceriaan tampak jelas ketika sumbangan dari beberapa pendeta dapat menutupi kebutuhan keluarganya yang semakin menurun. Tidak membutuhkan waktu yang lama Ia pun meninggalkan Agama Islam.

TERDENGAR TANGISAN
Satu tahun lamanya ia memeluk Kristen, entah mengapa tiba - tiba bercerita kepada keluarganya tentang perasaan rindunya kepada Islam. Ia mengaku jika ingin merasakan hari raya Idul Fitri seperti tahun sebelumnya. Meskipun kebutuhan ekonominya sulit, tapi ketika di Islam, ia merasa tenang jika selesai menunaikan shalat.

Berbeda ketika menjadi Nasrani, ia tak merasakan apa - apa dalam batin-nya. Mendengar kebimbangan hati Bokir, lagi - lagi pihak keluarga menasihatinya. Keluarga menginginkan untuk kembali ke Islam. Namun keraguan masih menyelimuti hati Bokir. Ia takut jika menjadi mualaf dan memeluk Islam lagi, kebutuhan ekonominya akan kekurangan.

Selama memeluk Kristen, kebutuhan keluarganya terpenuhi. Berbagai kalangan dari gereja menyumbang uang padanya.

Singkat cerita, Bokir yang bekerja sebagai pelayan gereja sering sakit - sakitan dan usianya sudah menginjak 50 tahun. Suatu hari, Sakit Bokir semakin parah. Ia lantas mengutarakan keinginannya kepada keluarga untuk mati secara Islam.

Mendengar keinginan itu, keluarga kaget. Penyesalan selalu datang terlambat, nasi sudah menjadi bubur. Mungkin pepatah itulah yang pantas untuk Bokir. Di saat sakaratulmaut, tak ada umat Kristen yang menjenguk dirinya.

Apa Sebab ? Mereka ( umat Nasrani ) mengetahui bahwa Bokir ingin meninggal secara Islam. Mereka juga merasa bahwa Bokir telah mempermainkan Agama Kristen. Detik - detik itulah yang paling menegangkan. Semua keluarga Bokir menyuruhnya untuk membaca kalimat Syahadat dengan harapan dosa - dosanya terampuni serta menjadi seorang mualaf.

Tapi sayang, kalimat - kalimat tersebut tak mampu lagi bisa diucapkan oleh Bokir. Pemandangan yang menakutkan juga tampak pada diri Bokir. Matanya terbelalak dan bola mata hampir keluar dari kelopaknya. Lidahnya menjulur disertai busa di mulutnya. Ia hanya dapat menggeleng - gelengkan kepala pertanda ia tak bisa mengucapkan kalimat Syahadat.

Naudzubillahi min zalik. Roh dalam diri Bokir akhirnya melayang. Kondisinya sangat mengenaskan. Semua warga yang menyaksikan adegan memilukan hanya mampu tercengang melihat keadaan bokir.
Kejadian misterius rupanya menyelimuti pemakaman Bokir. Bertahun - tahun sudah, dari cerita warga sekitar, dari makam Bokir selalu terdengar rintihan minta tolong. Entah ini adalah setan atau memang benar - benar jasadnya yang tidak diterima Allah ? Namun warga menyimpulkan bahwa Allah tak mengampuni dosa - dosanya. Ini adalah salah satu bukti kemurkaan Allah SWT kepada hamba - hambanya yang laknat.

Dari sekian banyak kejadian di muka bumi ini, kita dapat memetik pelajaran berharga. Sungguh murka bagi orang - orang yang mempermainkan Agamanya sendiri.source from

Kebutuhan ekonomi seringkali memicu seseorang untuk melakukan perbuatan buruk. Segala cara pun di tempuh untuk menutupi kebutuhan sehari - hari. Bahkan, Agama dipertaruhkan ketika seseorang diiming - imingi duniawi. Astagfirullah. 




0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top