Tewas Usai Ngopi:Kopi Vietnamese yang Membuat Penasaran
Kematian Wayan Mirna Salihin (27) setelah diracun menggunakan sianida
yang dituangkan ke dalam kopi vietnamese masih menjadi perbincangan
hangat di kalangan pengunjung Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta
Pusat.
Di kafe itu, Mirna meregang nyawa setelah menenggak kopi vietnamese yang diduga disiapkan teman dekatnya sendiri, 6 Januari.
Dari arah meja bar, Minggu (31/1), terdengar beberapa pelanggan bertanya soal kematian Mirna kepada bartender.
Sang bartender, Wara, menjawab dengan kisah yang sudah banyak dirilis berbagai media. Akan tetapi, obrolan tetap berlangsung seru.
Bahkan, kopi vietnamese yang menjadi minuman terakhir Mirna itu justru makin banyak dipesan orang semenjak kejadian tragis tersebut.
Salah satunya Martin (30) yang dengan sengaja mengunjungi Kafe Olivier karena penasaran dengan pembunuhan Mirna. Bahkan, dia juga memesan kopi vietnamese seperti yang diminum Mirna.
"Saya mampir ke sini karena memang penasaran itu, sekalian belanja," ucapnya.
"Dalam hal ini, pemeriksaan minuman di meja korban kami serahkan kepada kepolisian. Kami yang menyerahkan barang bukti itu kepada polisi. Kami juga yang berinisiatif melaporkan kejadian itu ke polisi," tutur Monty. source from
Wajar saja jika kafe itu tetap dipadati pengunjung. Monty pun mengakui setiap hari banyak pengunjung yang memesan kopi vietnamese.
"Sejak peristiwa tersebut malah semakin banyak pengunjung yang memesan kopi itu. Kami tetap mengutamakan pelayanan bagi pengunjung," ujarnya. (IRENE SARWINDANINGRUM/MADINA NUSRAT).
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 1 Februari 2016, dengan judul "Kopi Vietnamese yang Membuat Penasaran".
Di kafe itu, Mirna meregang nyawa setelah menenggak kopi vietnamese yang diduga disiapkan teman dekatnya sendiri, 6 Januari.
Dari arah meja bar, Minggu (31/1), terdengar beberapa pelanggan bertanya soal kematian Mirna kepada bartender.
Sang bartender, Wara, menjawab dengan kisah yang sudah banyak dirilis berbagai media. Akan tetapi, obrolan tetap berlangsung seru.
Bahkan, kopi vietnamese yang menjadi minuman terakhir Mirna itu justru makin banyak dipesan orang semenjak kejadian tragis tersebut.
Salah satunya Martin (30) yang dengan sengaja mengunjungi Kafe Olivier karena penasaran dengan pembunuhan Mirna. Bahkan, dia juga memesan kopi vietnamese seperti yang diminum Mirna.
"Saya mampir ke sini karena memang penasaran itu, sekalian belanja," ucapnya.
Kafe Olivier memiliki desain mewah. Atmosfer mewah itu langsung
terasa begitu memasuki ruangan dalam yang tersekat dengan baik dari
bagian penerimaan.
Lukisan potret ilmuwan dan filsuf dari abad ke-17 hingga abad ke-18 berderet di salah satu dinding. Terlihat tiga tabung berisi kupu-kupu aneka rupa yang diawetkan di meja tengah.
Kemewahan juga sangat terasa pada pelayanan dan penyajian makanan dan minuman.
Kopi vietnamese seharga Rp 38.000 per gelas itu, misalnya, disajikan di meja pelanggan dengan menggunakan peranti khusus.
Pelayan akan datang dengan gelas berisi susu di bagian dasar. Selanjutnya, kopi akan dituang dengan perlahan-lahan.
Cairan kopi pekat akan pelan-pelan menetes melewati saringan khusus ke dasar gelas yang berisi susu.
Seperti lazimnya kopi vietnamese, kopi tanpa gula itu terasa dominan dengan rasa pahit dengan sedikit sentuhan gurih dari susu pekat.
Ben, salah seorang pemesan kopi vietnamese di Kafe Olivier, mengatakan, dirinya memesan kopi tersebut didorong oleh rasa ingin tahu.
Tak sedikit pun ia merasa khawatir jika kejadian yang menimpa Mirna bisa terjadi padanya.
"Saya justru memang ingin mencoba yang ekstrem-ekstrem seperti ini," kata Ben, yang siang itu menghabiskan waktu sekitar dua jam di meja bar di kafe itu.
Standar pelayanan
Head Marketing and Public Relations Olivier Monty mengatakan, Kafe Olivier memiliki standar prioritas pelayanan sehingga setiap makanan dan minuman yang disajikan itu dapat memuaskan pelanggan dan aman dikonsumsi.
Demikian pula saat Mirna meregang nyawa di kafe itu pada Rabu, 6 Januari, seluruh minuman di meja korban langsung diamankan manajemen kafe.
Monty mengungkapkan, sesuai standar prioritas pelayanan, minuman dan makanan yang diduga membahayakan harus diperiksa
Lukisan potret ilmuwan dan filsuf dari abad ke-17 hingga abad ke-18 berderet di salah satu dinding. Terlihat tiga tabung berisi kupu-kupu aneka rupa yang diawetkan di meja tengah.
Kemewahan juga sangat terasa pada pelayanan dan penyajian makanan dan minuman.
Kopi vietnamese seharga Rp 38.000 per gelas itu, misalnya, disajikan di meja pelanggan dengan menggunakan peranti khusus.
Pelayan akan datang dengan gelas berisi susu di bagian dasar. Selanjutnya, kopi akan dituang dengan perlahan-lahan.
Cairan kopi pekat akan pelan-pelan menetes melewati saringan khusus ke dasar gelas yang berisi susu.
Seperti lazimnya kopi vietnamese, kopi tanpa gula itu terasa dominan dengan rasa pahit dengan sedikit sentuhan gurih dari susu pekat.
Ben, salah seorang pemesan kopi vietnamese di Kafe Olivier, mengatakan, dirinya memesan kopi tersebut didorong oleh rasa ingin tahu.
Tak sedikit pun ia merasa khawatir jika kejadian yang menimpa Mirna bisa terjadi padanya.
"Saya justru memang ingin mencoba yang ekstrem-ekstrem seperti ini," kata Ben, yang siang itu menghabiskan waktu sekitar dua jam di meja bar di kafe itu.
Standar pelayanan
Head Marketing and Public Relations Olivier Monty mengatakan, Kafe Olivier memiliki standar prioritas pelayanan sehingga setiap makanan dan minuman yang disajikan itu dapat memuaskan pelanggan dan aman dikonsumsi.
Demikian pula saat Mirna meregang nyawa di kafe itu pada Rabu, 6 Januari, seluruh minuman di meja korban langsung diamankan manajemen kafe.
Monty mengungkapkan, sesuai standar prioritas pelayanan, minuman dan makanan yang diduga membahayakan harus diperiksa
"Dalam hal ini, pemeriksaan minuman di meja korban kami serahkan kepada kepolisian. Kami yang menyerahkan barang bukti itu kepada polisi. Kami juga yang berinisiatif melaporkan kejadian itu ke polisi," tutur Monty. source from
Wajar saja jika kafe itu tetap dipadati pengunjung. Monty pun mengakui setiap hari banyak pengunjung yang memesan kopi vietnamese.
"Sejak peristiwa tersebut malah semakin banyak pengunjung yang memesan kopi itu. Kami tetap mengutamakan pelayanan bagi pengunjung," ujarnya. (IRENE SARWINDANINGRUM/MADINA NUSRAT).
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 1 Februari 2016, dengan judul "Kopi Vietnamese yang Membuat Penasaran".