Breaking News
Loading...
Loading...
Nov 1, 2013

Video Mesum Pelajar:7 Pelajaran Dari Kasus Video Mesum Pelajar SMP

Video Mesum Pelajar Ada tujuh pelajaran dari beredarnya video mesum pelajar SMP di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Apa sajakah?Kasus itu tentu mencengangkan dan menyesalkan berbagai pihak karena anak-anak di usia yang seharusnya lebih banyak mengeksplorasi pendidikan dan pengetahuan, justru yang melakukannya.

Namun ini juga tidak bisa menjadi 100% kesalahan mereka, faktor lingkungan turut andil berkontribusi mengapa peristiwa ini bisa terjadi.

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi mengatakan, selain dari faktor pribadi anak itu sendiri, faktor keluarga dan lingkungan sekolah juga adalah pihak yang harus paling bertanggungjawab.

Nina sapa akrabnya kepada INILAH.COM, Rabu (30/10), mengungkapkan tujuh hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk pembenahan dan pencegahan di masa mendatang.


Komunikasi Dalam Keluarga Prioritaskan Kualitas

Nina mengatakan, harus memeriksa kembali apakah sudah terjadi komunikasi yang baik dalam keluarga. Apakah anak-anak sudah mendapatkan perhatian dari orangtua dan keluarganya.

Perhatian, menurut Nina, bukan sekedar mengajak anak berkomunikasi sambil lalu, tetapi komunikasi yang baik adalah bagaimana orang ua sampai dalam tahap memahami apa yang anak rasakan.

"Saya sering ngobrol dengan anak-anak usia sekolah, mereka kebanyakan bilang, 'saya berkomunikasi dengan mama papa tapi mereka tidak betul-betul memahami perasan saya'. Nah jangan-jangan selama ini obrolannya hanya kuantitas, tapi belum berkualitas," kata Nina.

Kemauan untuk mendengarkan dan menggali lebih dalam memang orangtua butuhkan untuk benar-benar mendapatkan komunikasi berkualitas.


Bentuk Bullying

Bullying menurut Nina bisa terjadi dalam banyak cara, tidak harus melalui kata-kata menyakitkan atau tindakan kekerasan. Merekam adegan yang mereka tahu ini akan menyengsarakan hidup orang lain saat tersebar ke publik juga adalah bentuk bullying.

"Bisa juga ini bentuk bullying, mungkin maksudnya tidak direkam, tapi ternyata ada orang lain atau teman mereka yang merekam tanpa sepengetahuan mereka, dan juga menyebarkannya. Karena mereka tahu ini bisa menyusahkan hidup pelaku (pelaku adegan), ini juga bentuk bullying kepada rekan mereka," jelas Nina


Usia Coba-coba

Anak SMP termasuk jelang usia remaja, menurut Nina memang penuh dengan keinginan untuk mencoba-coba. Namun mereka seharusnya juga memilah-milah mana eksperimen yang baik yang bisa mendukung pengetahuan atau eksperimen yang malah bisa menghancurkan masa depan.

"Tapi juga seharusnya pikirkan kembali mencoba yang seperti apa, apakah yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Inikan membahayakan diri sendiri, sudah terekspose ke mana-mana wajah dan tubuhnya, bagaimana dengan masa depannya nanti, apakah dia akan mudah menjalani masa depannya, membahayakan nama baik dia sendiri," katal Nina menyesalkan


Kemampuan Berpikir Masih Dangkal

Kemampuan berpikir anak seusia ini menurut Nina memang belum jauh dan matang layaknya seperti orang dewasa, sehingga perlu ada pendampingan dari orangtua dan para guru.

Mereka masih harus lebih banyak mendapat peringatan tentang segala konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan


Pelajaran Bagi Remaja Lain

Menurut Nina kejadian ini jangan 100 persen mendapat anggapan buruk dan memalukan. Tetap ada pelajaran berharga bagi remaja lainnya.

"Dengan adanya kondisi ini menurut saya bagus, karena remaja lain bisa melihat, bisa mengambil pelajaran. Jangan sampai kamu telanjang di depan kamera, jangan sampai merekam karena ini bisa tersebar luas dan kita gak tahu masa depan kamu akan seperti apa nantinya, remaja-remaja harus diingetin jangan kamu melakukan yang seperti ini," tandasnya


Perbaiki Kontrol Sekolah

Sekolah harus membenahi bentuk pengawasannya sehingga jangan sampai kasus ini terjadi kembali.

"Ditunjuk guru yang setiap saat bisa hilir mudik mengontrol kondisi sekolah, baik itu masih dalam jam pelajaran atau jam istirahat dan jam santai lainnya seperti pulang sekolah. Agar bisa mengurangi peluang anak-anak yang ingin melakukan hal yang tidak benar," kata Nina.


Sudah Tepatkah Pendidikan seks di sekolah


Nina mengatakan, pendidikan seks d isekolah harus lebih jauh lagi.

"Bukan sekedar mengajarkan soal reproduksi, kesehatan organ seks atau melarang melakukan ini atau itu, tapi juga mengajarkan bagaimana mereka berperilaku dan bertanggungjwab dengan organ seks mereka, menghargai tubuh sendiri, bagaiman mengekpresikannya secara sehat, bagaimana berinteraksi dengan oranglain dengan tetap menghargai satu sama lain," sebut Nina untuk pelajaran bagi semua para pelajar dan pembaca article ini sudah sudah seharusnya meningkatkan komunikasi terhadap putra putri kita dan lebih meningkatkan pengawasan yang lebih baik lagi semoga kedepan selamat sore sumber


Follow Our Twitters
Back To Top