Kontrol Gula Darah Anda sekarang Jika Tidak Ingin Sakit Tuberkulosis
Diabetes telah diketahui dapat menyebabkan
komplikasi lain seperti merusak mata, jantung, ginjal, ujung saraf, dan
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
karena diabetes ini dikaitkan terhadap risiko penyakit tuberkulosis.
Tuberkulosis
(TB) yang dulu dikenal dengan istilah TBC, adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru, meskipun dalam kasus
yang jarang dapat menyerang organ tubuh lain.
Orang yang terinfeksi TB akan mengembangkan gejala antara lain batuk yang biasanya disertai dengan dahak berdarah, penurunan berat badan drastis, mudah lelah, demam, berkeringat pada malam hari, kedinginan, dan kehilangan nafsu makan.
Jumlah pasien TB di seluruh dunia mencapai lebih dari 9 juta jiwa dan menyebabkan kematian pada lebih dari 1,5 juta pasien. Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini melakukan penelitian yang menyatakan bahwa risiko TB dapat meningkat pada orang yang mengidap diabetes.
Studi tersebut dilakukan terhadap 552 pasien TB, dari sejumlah pasien tersebut diketahui bahwa 243 orang diantaranya memiliki diabetes, dimana lebih banyak didominasi oleh pria dan orang-orang yang berusia lebih dari 50 tahun.
Menurut laporan WHO dalam World TB Report baru-baru ini menyatakan bahwa orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, misalnya karena mengidap penyakit kronis seperti diabetes, berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap berkembangnya tuberkulosis laten menjadi tuberkulosis.
TB laten adalah kondisi di mana seseorang telah mengembangkan infeksi TB, tetapi bakteri dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. Orang yang terinfeksi TB laten memiliki risiko seumur hidup untuk mengembangkan TB.
WHO menyatakan bahwa pengidap diabetes memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi terhadap berkembangnya TB laten menjadi TB jika dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap diabetes.
Pasien diabetes yang didiagnosis mengidap TB memiliki risiko kematian yang lebih tinggi selama pengobatan TB. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengidap diabetes untuk mendapatkan screening rutin terhadap TB sebelum terlambat.
"Sebagian besar pasien diabetes yang mengembangkan TB terlambat didiagnosis. Deteksi dini dapat membantu mengoptimalkan perawatan dan mengontrol keduanya," kata Dr. Anoop Misra, dari Fortis Centre for Diabetes, Metabolic Diseases and Endocrinology, seperti dilansir health.india, Senin (22/10/2012) (sumber)
Follow @focusglobalTK
dreamersradio.com
|
Orang yang terinfeksi TB akan mengembangkan gejala antara lain batuk yang biasanya disertai dengan dahak berdarah, penurunan berat badan drastis, mudah lelah, demam, berkeringat pada malam hari, kedinginan, dan kehilangan nafsu makan.
Jumlah pasien TB di seluruh dunia mencapai lebih dari 9 juta jiwa dan menyebabkan kematian pada lebih dari 1,5 juta pasien. Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini melakukan penelitian yang menyatakan bahwa risiko TB dapat meningkat pada orang yang mengidap diabetes.
Studi tersebut dilakukan terhadap 552 pasien TB, dari sejumlah pasien tersebut diketahui bahwa 243 orang diantaranya memiliki diabetes, dimana lebih banyak didominasi oleh pria dan orang-orang yang berusia lebih dari 50 tahun.
Menurut laporan WHO dalam World TB Report baru-baru ini menyatakan bahwa orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, misalnya karena mengidap penyakit kronis seperti diabetes, berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap berkembangnya tuberkulosis laten menjadi tuberkulosis.
TB laten adalah kondisi di mana seseorang telah mengembangkan infeksi TB, tetapi bakteri dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. Orang yang terinfeksi TB laten memiliki risiko seumur hidup untuk mengembangkan TB.
WHO menyatakan bahwa pengidap diabetes memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi terhadap berkembangnya TB laten menjadi TB jika dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap diabetes.
Pasien diabetes yang didiagnosis mengidap TB memiliki risiko kematian yang lebih tinggi selama pengobatan TB. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengidap diabetes untuk mendapatkan screening rutin terhadap TB sebelum terlambat.
"Sebagian besar pasien diabetes yang mengembangkan TB terlambat didiagnosis. Deteksi dini dapat membantu mengoptimalkan perawatan dan mengontrol keduanya," kata Dr. Anoop Misra, dari Fortis Centre for Diabetes, Metabolic Diseases and Endocrinology, seperti dilansir health.india, Senin (22/10/2012) (sumber)
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment