Breaking News
Loading...
Loading...
Aug 6, 2012

Obat Palsu China dan Kerugian Indonesia

Obat-Obat Palsu - Pemerintah China sedang berperang melawan mafia obat palsu. Beberapa hari belakangan aparat di negeri itu menggerebek sarang-sarang pabrik obat palsu itu. Ribuan pelaku dibekuk. Media massa internasional ramai menyorot operasi ini. Sebab ini operasi terbesar, bahkan mungkin di dunia. Meski terbilang sukses, pemerintah China mengingatkan bahwa perang melawan mafia obat palsu itu masih jauh dari selesai.

Obat Palsu ,obat obatan palsu
(istockphoto)
Diberitakan Reuters, peringatan itu disampaikan oleh Kementerian Keamanan Publik China dalam situsnya pada Minggu 5 Agustus 2012. Diperkirakan bahwa obat-obatan palsu yang disita bernilai sekitar US$180 juta atau setara Rp267 miliar.

Operasi massif itu melibatkan sedikitnya 18.000 aparat di seluruh China. Mereka sukses menangkap lebih dari 2.000 pelaku. Kementerian Keamanan Publik China menegaskan bahwa selama operasi ini, polisi menemukan berbagai macam obat palsu dan tercemar untuk berbagai macam penyakit, mulai dari diabetes hingga tekanan darah tinggi dan rabies. Selama operasi massa itu, polisi juga menghancurkan 1.100 fasilitas pembuat obat palsu.

Operasi kali ini adalah pemenuhan janji pemerintah China untuk menggerus produksi obat palsu yang meresahkan masyarakat. Pasalnya, para pelaku mulai berani terang-terangan menjual obat mereka. Menurut laporan pemerintah China, penjual obat palsu nekat mengiklankan produk haram mereka di internet, koran, bahkan televisi.

Operasi juga dilakukan menyusul penemuan kandungan chromium pada salah satu kapsul obat. Kandungan chromium biasanya digunakan untuk industri cat dan penyamakan kulit. Jika dikonsumsi atau terpapar dalam waktu lama, akan berakibat buruk bagi organ dalam manusia.

Di antara penyakit yang mungkin timbul akibat konsumsi obat palsu adalah kerusakan pada hati, ginjal dan gagal jantung. Bukannya menyembuhkan, obat-obatan palsu ini malah akan membuat beberapa penyakit menjadi kebal. Inilah yang menyebabkan kasus malaria meningkat 20 persen di seluruh dunia.

Sebelumnya, China telah memperketat sistem perizinan bagi berbagai produk yang pernah terlibat skandal pemalsuan maupun pencemaran. Produk-produk tersebut adalah ikan, obat, mainan, pasta gigi, pakaian anak, ban dan susu formula.

Walaupun ribuan mafia obat dibekuk, pemerintah China berjanji akan meneruskan operasi ini. "Kejahatan pemalsuan obat masih jauh dari musnah, dan penjahat pasti akan muncul dengan modus baru, lebih canggih dan lebih menipu," tulis pernyataan pemerintah China.

Bukannya tanpa alasan China mengatakan demikian. Pasalnya, bisnis ini adalah bisnis yang menggiurkan dengan untung hingga triliunan rupiah. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia April lalu mengatakan bahwa keuntungan perdagangan obat palsu di seluruh dunia mencapai US$75 miliar atau sekitar Rp688,7 triliun.

Selain menguntungkan, berdagang obat palsu diminati karena kecil resikonya, ketimbang berdagang narkotika, obat bius dan tembakau. Selain itu, hukum di seluruh dunia memandang sebelah mata kasus pemalsuan obat. Kebanyakan dari pemalsu obat didakwa bukan karena pemalsuan dan membahayakan nyawa orang, tapi karena pelanggaran hak cipta. Untuk pelanggaran hak cipta, undang-undang di beberapa negara menghukumnya dengan hukuman penjara hanya enam bulan.

Obat Palsu Rugikan Indonesia Rp1,5 Triliun

Pemalsuan obat tercatat terjadi sejak 20 tahun lalu. Pemalsuan ditemukan mulai dari obat murah hingga obat mahal untuk penyakit berat. Belakangan, ditemukan obat palsu untuk pengobatan penyakit kanker, atau Avastin.

China disebut-sebut sebagai produsen dan distributor obat palsu terbesar di seluruh dunia. Peter Fowler, staf regional ASEAN untuk Departemen Perdagangan AS mengatakan, China menguasai 88 persen dari perdagangan obat palsu global.

Fowler mengatakan bahwa obat-obat palsu asal China dijual ke seluruh dunia, terutama negara-negara tetangga. "Negara-negara tetangga China di Asia Tenggara menjadi semacam 'tempat sampah' bagi obat palsu China," ujar Fowler.

Tidak terkecuali Indonesia, obat palsu menyumbang 3,5 persen kerugian negara akibat pemalsuan. Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, Widyaretna Buenastuti, April lalu mengatakan bahwa akibat pemalsuan di 12 sektor industri, negara merugi sekitar Rp43,2 triliun.

Sebanyak 3,5 persen atau sekitar 1,5 triliun dari kerugian tersebut berasal dari penjualan obat-obatan palsu. Sektor industri terbesar yang dipalsukan adalah kerajinan kulit yang merugikan negara hingga Rp15,4 triliun, atau sekitar 35,7 persen dari total kerugian.

Selain farmasi dan kerajinan kulit, sektor industri lain yang dipalsukan adalah rokok, pakaian, pestisida, kosmetik, otomotif, perangkat lunak, peralatan penerangan, otomotif, perlengkapan kantor dan elektronik.

Mustahil Membedakan Obat Palsu dan Asli

Para penjahat pemalsu obat telah lama berkecimpung di dunia ini sehingga mereka semakin lihai. Obat yang beredar di pasaran sulit untuk dibedakan, bahkan mustahil untuk tahu mana yang asli dan yang palsu.

"Mana yang palsu dan asli tidak bisa dibedakan, konsumen harus lebih hati-hati memilihnya," ujar Chris Knight, staf dari Partnership for Safe Medicine, LSM yang bergerak di bidang promosi kewaspadaan obat palsu dari Amerika Serikat April lalu.

Dia mengatakan, salah satu cara teraman membeli obat adalah di apotek terdaftar. Dengan cara ini, konsumen akan terhindar dengan mendapatkan obat palsu. Selain itu, Knight memberikan tips untuk menghindari mendapatkan obat palsu. Di antaranya adalah memperhatikan kemasan obat.

Selain itu, hindari membeli obat dalam bentuk blister apalagi satu butir. Belilah obat satu kotak penuh dan jangan membeli melalui internet. "Perhatikan kemasan obat, apakah persis seperti yang pernah anda beli sebelumnya. Lihat huruf-huruf di kemasan, apakah ada yang janggal," kata Knight.

Konsumen juga harus melihat nomor registrasi obat atau izin Departemen Kesehatan. Jika masih ragu, Knight menyarankan untuk menghubungi jalur hotline bantuan farmasi, menanyakan apakah obat tersebut asli atau palsu. "Tidak ada jaminan obat itu asli atau palsu. Di India dan Thailand sudah ada hotline untuk bertanya soal keamanan obat," kata Knight.
sumber © VIVA.co.id
Follow Our Twitters

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top