Breaking News
Loading...
Loading...
May 5, 2012

Mengintip Prostitusi kelas atas di New York City

Berlabel ‘escort’, prostitusi kelas atas di New York City, AS ini menghadapi klien khusus. Mereka pun harus rela meladeni tingkah pelanggannya yang aneh-aneh.

“Terkadang ada klien yang kerap marah dan mengejek saya, jika saya tak memuji performanya di atas ranjang,”tulis si gadis escort berusia 28 tahun itu.

Ia mengerti, bahwa kliennya adalah orang-orang kaya yang selalu menerima fasilitas kelas satu. Tetapi, tingkah lakunya kerap seperti bayi, terutama dalam memuaskan ego mereka. “Saat-saat seperti inilah saya ingin berkata, sebenarnya kau sama sekali tidak hebat di ranjang,” ujarnya.

PSK yang berbasis di Manhattan ini menggambarkan dirinya sebagai perempuan dengan tubuh yang membuat pria tergila-gila. Lengkap dengan untaian rambut gelap dan mata seksi.

Ia menjadi escort setelah pindah ke New York dan melakukannya untuk membiayai hidup. Saat pertama ‘kencan’, ia amat gugup dan berulang kali ke kamar mandi untuk memastikan apakah ia sudah cukup seksi.

Di awal karir, ia harus menyisihkan pendapatannya untuk seorang germo bernama Sean. Ia tak pernah lupa di saat pertama itu, ia membawa pulang sepuluh lembar US$100 di sakunya.

Kini sudah profesional, ia sudah tahu apa yang diinginkan seorang pria dari tingkah lakunya. Ia bisa membedakan siapa yang bakal sering meneleponnya dan siapa yang akan hilang selamanya setelah sekali bertemu.

Ungkapan hati pekerja seks yang masih muda ini menunjukkan rasa iri terhadap para istri klien-klien Wall Street yang tampan dan berbusana menawan itu. Meski demikian, escort ini merasa iba, karena para perempuan itu dikhianati.

“Rasanya aneh. Lebih mudah bersama dengan pria yang tidak tampan atau yang arogan,” ujarnya menarik kesimpulan. Tapi, lanjutnya, tak semua pria yang pernah ia temani bersikap menyebalkan.

Menurutnya, sebagian besar pelanggan adalah pria menikah yang tidak terlalu banyak bicara. “Namun, terkadang mereka curhat mengenai istri dan anak-anak mereka,” katanya.

Kini, euforia kehidupan itu sudah memudar di matanya dan tak lagi realistis. Si gadis escort ingin mencari pria untuk menjalin hubungan jangka panjang. Ia tak mau lagi dibayar US$5.000 per bulan oleh satu pria yang kemudian menghilang.

“Saya sering menemui beberapa diantara mereka, tapi tak bisa mempercayai mereka. Semuanya pembohong. Memang ada yang baik atau lebih manis dari lainnya. Tapi tetap saja, mereka semua pembohong,” tandasnya. [ast]

sumber berita

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top