Video Tragedi Mesuji Diduga Digabung Aksi di Thailand
Tragedi Mesuji- Kasus dugaan pembantaian warga di Sodong, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, mendapat perhatian sejumlah media internasional.
Dalam artikel yang diunggah 16 Desember 2011, CBS News, menyebut bahwa salah satu adegan dalam video pemenggalan kepala yang dikaitkan dengan pembantaian Mesuji diambil dari konflik di Thailand Selatan.
Dalam video yang beredar luas di dunia maya itu, terlihat sejumlah pelaku pembantaian bercelana loreng, bersenapan, dan mengenakan topeng, menenteng kepala yang terpenggal. Muncul dugaan bahwa mereka adalah anggota separatis Pattani yang terlibat konflik SARA di Thailand.
Dugaan itu menguat ketika memperhatikan bahasa dan dialek yang mereka gunakan, mirip dengan bahasa dan dialek Melayu Pattani. Dalam video itu, mereka sengaja menampilkan aksi sadis sambil meneriakkan "Islamiyah Fathoni Darussalam", lalu muncul kata-kata, "Merdeka, Merdeka".
Berdasarkan analisis sementara yang dilakukan media tersebut, pengunggah video tersebut sengaja menggabungkan aksi pembantaian di Thailand dengan peristiwa sadis di Mesuji.
Video pembantaian itu telah diputar di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis lalu. Kepada anggota dewan, Polri mengatakan perlu mencermati video itu karena menangkap fakta bahwa ada penggabungan gambar-gambar dari berbagai peristiwa. Dugaan sementara, dari kasus Mesuji, Sumatera Selatan pada 21 April 2011, dan peristiwa di Kabupaten Mesuji Lampung pada 11 November 2011.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, juga akan melibatkan sejumlah pakar untuk meneliti video kekerasan tersebut. Menurut dia, gambar dalam video itu tidak berasal dari satu peristiwa.
Menurut dia, gambar yang ditampilkan itu merupakan gabungan peristiwa di Kecamatan Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan kejadian di Kabupaten Mesuji, Lampung. "Ada kejadian pada 2010, ada yang awal 2011 dan ada yang di akhir 2011, akhir November lalu," ujar Djoko.
Djoko menjelaskan, kasus di Mesuji, Sumsel melibatkan karyawan perkebunan dan masyarakat. Sementara itu, kasus di Mesuji, Lampung melibatkan pengelolaan hutan dan perkebunan kelapa sawit yang juga melibatkan masyarakat setempat.
Mengenai dugaan adanya penggabungan adegan dari kasus kekerasan di Thailand, pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan. (art) • VIVAnews
Dalam video yang beredar luas di dunia maya itu, terlihat sejumlah pelaku pembantaian bercelana loreng, bersenapan, dan mengenakan topeng, menenteng kepala yang terpenggal. Muncul dugaan bahwa mereka adalah anggota separatis Pattani yang terlibat konflik SARA di Thailand.
Dugaan itu menguat ketika memperhatikan bahasa dan dialek yang mereka gunakan, mirip dengan bahasa dan dialek Melayu Pattani. Dalam video itu, mereka sengaja menampilkan aksi sadis sambil meneriakkan "Islamiyah Fathoni Darussalam", lalu muncul kata-kata, "Merdeka, Merdeka".
Berdasarkan analisis sementara yang dilakukan media tersebut, pengunggah video tersebut sengaja menggabungkan aksi pembantaian di Thailand dengan peristiwa sadis di Mesuji.
Video pembantaian itu telah diputar di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis lalu. Kepada anggota dewan, Polri mengatakan perlu mencermati video itu karena menangkap fakta bahwa ada penggabungan gambar-gambar dari berbagai peristiwa. Dugaan sementara, dari kasus Mesuji, Sumatera Selatan pada 21 April 2011, dan peristiwa di Kabupaten Mesuji Lampung pada 11 November 2011.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, juga akan melibatkan sejumlah pakar untuk meneliti video kekerasan tersebut. Menurut dia, gambar dalam video itu tidak berasal dari satu peristiwa.
Menurut dia, gambar yang ditampilkan itu merupakan gabungan peristiwa di Kecamatan Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan kejadian di Kabupaten Mesuji, Lampung. "Ada kejadian pada 2010, ada yang awal 2011 dan ada yang di akhir 2011, akhir November lalu," ujar Djoko.
Djoko menjelaskan, kasus di Mesuji, Sumsel melibatkan karyawan perkebunan dan masyarakat. Sementara itu, kasus di Mesuji, Lampung melibatkan pengelolaan hutan dan perkebunan kelapa sawit yang juga melibatkan masyarakat setempat.
Mengenai dugaan adanya penggabungan adegan dari kasus kekerasan di Thailand, pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan. (art) • VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment