Monumen Cinta Taj Mahal
Atas nama cinta, Kaisar Mughal, Shah Jehan membangun sebuah musoleum untuk istrinya, Mumtaz Mahal. Butuh 22 tahun mendirikan bangunan yang dilapis marmer putih dan mozaik indah. Kisah pembangunan Taj Mahal --demikian nama bangunan itu-- membuatnya menjadi simbol cinta abadi. Monumen cinta.
Namun, keajaiban arsitektural dunia itu terancam tinggal sejarah. Monumen itu diperkirakan runtuh dalam waktu kurang dari lima tahun, jika pemerintah India tidak bertindak menangani bencana lingkungan yang jadi penyebabnya.
Para ahli konservasi dan politisi mengatakan, pondasi Taj Mahal yang saat ini berusia 358 tahun itu membusuk karena didera kekeringan. Sungai yang mengalir di dekatnya kering kerontang akibat polusi, industri, dan deforestasi. Dasar bangunan itu kini mulai rapuh dan hancur.
Tahun lalu, retakan dijumpai di beberapa bagian makam, sedangkan empat menara yang mengelilinginya menunjukkan tanda-tanda miring.
Taj Mahal adalah atraksi turis utama India. Sekitar empat juta orang mengunjunginya tiap tahun. Citranya yang romantis membuat jutaan orang mengabadikan foto bersamanya --termasuk Putri Diana yang berpose di depan Taj Mahal, sendirian, pasca bercerai dengan Pangeran Charles.
Ramshankar Katheria, anggota parlemen Agra yang memimpin kampanye penyelamatan Taj Mahal mengatakan, Taj Mahal sedang terancam. "Taj Mahal bisa menjadi gua dalam dua sampai lima tahun lagi," kata dia, seperti dimuat Daily Mail.
Keajaiban ini terancam kehilangan sinarnya. "Menara juga akan runtuh karena pondasinya yang dari kayu, terkubur dalam sumur, membusuk akibat kekurangan air," tambah dia.
Sementara itu, Profesor Ram Nath mengatakan, Taj Mahal berdiri di tepi Sungai Yamuna yang saat ini mengering. "Kondisi saat ini tak diantisipasi oleh orang-orang yang membangunnya. Padahal sungai ini memiliki arti fundamental. Jika sungai ini kering dan mati, sejarah Taj Mahal akan berakhir," ujar dia.
Aktivis lingkungan percaya, kampanye penanaman pohon dan jaringan pipa air bisa memperbaiki situasi kekeringan sungai, kekurangan air minum, termasuk menyelamatkan Taj Mahal. (art)
sumber • VIVAnews
Namun, keajaiban arsitektural dunia itu terancam tinggal sejarah. Monumen itu diperkirakan runtuh dalam waktu kurang dari lima tahun, jika pemerintah India tidak bertindak menangani bencana lingkungan yang jadi penyebabnya.
Para ahli konservasi dan politisi mengatakan, pondasi Taj Mahal yang saat ini berusia 358 tahun itu membusuk karena didera kekeringan. Sungai yang mengalir di dekatnya kering kerontang akibat polusi, industri, dan deforestasi. Dasar bangunan itu kini mulai rapuh dan hancur.
Tahun lalu, retakan dijumpai di beberapa bagian makam, sedangkan empat menara yang mengelilinginya menunjukkan tanda-tanda miring.
Taj Mahal adalah atraksi turis utama India. Sekitar empat juta orang mengunjunginya tiap tahun. Citranya yang romantis membuat jutaan orang mengabadikan foto bersamanya --termasuk Putri Diana yang berpose di depan Taj Mahal, sendirian, pasca bercerai dengan Pangeran Charles.
Ramshankar Katheria, anggota parlemen Agra yang memimpin kampanye penyelamatan Taj Mahal mengatakan, Taj Mahal sedang terancam. "Taj Mahal bisa menjadi gua dalam dua sampai lima tahun lagi," kata dia, seperti dimuat Daily Mail.
Keajaiban ini terancam kehilangan sinarnya. "Menara juga akan runtuh karena pondasinya yang dari kayu, terkubur dalam sumur, membusuk akibat kekurangan air," tambah dia.
Sementara itu, Profesor Ram Nath mengatakan, Taj Mahal berdiri di tepi Sungai Yamuna yang saat ini mengering. "Kondisi saat ini tak diantisipasi oleh orang-orang yang membangunnya. Padahal sungai ini memiliki arti fundamental. Jika sungai ini kering dan mati, sejarah Taj Mahal akan berakhir," ujar dia.
Aktivis lingkungan percaya, kampanye penanaman pohon dan jaringan pipa air bisa memperbaiki situasi kekeringan sungai, kekurangan air minum, termasuk menyelamatkan Taj Mahal. (art)
sumber • VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment