Breaking News
Loading...
Loading...
Nov 1, 2010

Inilah Dilma Rousseff Sosok Buronan Yang Jadi Presiden perempuan pertama Brasil

BRASILIA, Dilma Rousseff, yang terpilih sebagai presiden perempuan pertama Brasil, Minggu (31/10), pernah mengatakan kepada para wartawan bahwa sebagai gadis Brasil tahun 1950-an, ia bermimpi untuk jadi seorang balerina. Namun ketika melihat munculnya rejim militer yang brutal di negaranya tahun 1960-an, dia harus membuat beberapa pilihan sulit. "Saya segera menemukan bahwa dunia ini tidak memiliki tempat untuk seorang perempuan yang melakukan debut," kata Rousseff kepada wartawan.

Rousseff putri seorang imigran Bulgaria yang terdidik. Ketika kecil ia mengambil les piano dan menempuh pendidikan di sebuah sekolah Katolik yang berbahasa Perancis.

Sebagai seorang pejuang gerakan gerilya sayap kiri Brasil tahun tahun 1969, ia menukar gaun pengantinnya dengan seragam lalu mengikuti gerakan bawah tanah, menggunakan nama-nama seperti Luiza, Wanda dan Estela demi menghindari pihak berwenang. Dengan ciri khasnya yang berambut pendek dan berkacamata tebal, ia menjadi salah satu buronan paling dicari di Brasil.

Ia dituduh subversif oleh pemerintah militer sayap kanan. Ia menderita karena penyiksaan dan penghilangan sejumlah sahabat Marxis-nya, beberapa di antaranya meninggal. Namun beberapa yang lain akhirnya naik ke panggung pemerintahan di bawah pemerintahan Luiz Inacio "Lula" da Silva, Presiden Brasil saat ini, termasuk Menteri Lingkungan Hidup Carlos Minc.

Ketika militer akhirnya menangkap dia tahun 1970, Rousseff, sekarang 62 tahun, mengatakan ia disiksa sangat parah agar menyerahkan sejumlah rahasia. Dia mengatakan kepada majalah Istoe tahun 2008 bahwa sebagai seorang tahanan ia sering diikat ke "burung nuri kejam", sebuah perangkat penyiksaan yang digunakan polisi militer Brasil di mana para korban digencet di antara dua platform logam.

"Mereka menyetrum saya dengan banyak sengatan listrik," kata Rousseff kepada Istoe. "Saya mulai mengalami perdarahan, tapi saya bertahan. Saya bahkan tidak memberitahu mereka di mana saya tinggal," lanjutnya sebagaimana dikutip CNN.

Setelah pembebasannya tahun 1972, pemerintah militer melarang dia untuk melakukan kegiatan politik. Namun dengan kembalinya demokrasi di Brasil pada pertengahan 1980-an, Rousseff kemudian menduduki berbagai posisi politik, salah satu di antaranya sebagai sekretaris energi di negara bagian Rio Grande do Sul. Di negara bagian itu dia mendapat pujian atas penanganannya terhadap masalah pemadaman listrik dan mengembalikan negara bagian itu ke sebuah peta jalan yang menjadikannya sebagai pusat energi.

organisasi-organisasi gerilyawan di mana dia terlibat, seperti Komando Pembebasan Nasional, berusaha untuk mendapatkan kontrol atas pemerintah secara paksa. Mereka mengambil inspirasi dari revolusi Kuba dan kelompok-kelompok pemberontak Amerika Latin lain seperti FARC di Kolombia. Namun Rousseff menolak bercerita bahwa dia tahu bagaimana mengoperasikan AK-47. Ia juga menyebut kisah kekerasan kriminal yang melibatkan dirinya sebagai "legenda." "Keterlibatan saya hanya secara politis," katanya kepada pembawa acara TV Jo Soares pada tahun 2008. "Saya dulu punya miopia dengan derajat 9 atau 10," katanya mengacu pada penglihatannya yang buruk.

Dalam video kampanye resminya, Presiden Lula mengatakan, tidak ada masalah dengan masa lalu Rousseff. "Salah satu bagian dari kisah hidup Dilma ini mengingatkan saya pada (Nelson) Mandela," kata Lula. "Saya ingat Mandela pernah berkata bahwa ia hanya bergabung dengan perjuangan karena mereka tidak pernah memberinya pilihan lain. Waktu berlalu dan apa yang telah terjadi? Dia telah menjadi salah satu simbol terbesar perdamaian dan penyatuan di dunia."

Beberapa pengecam Rousseff telah mencela keterlibatannya dalam gerakan gerilya. Dalam sidang Kongres tahun 2008, ia membungkam seorang senator dan mendapat tepuk tangan setelah menjawab kritik bahwa ia melanggar hukum tahun 1960 karena berbohong kepada polisi Brasil dan terlibat dalam kegiatan subversif anti-militer. "Senator, saya berusia 19 tahun, saya berada di penjara selama tiga tahun dan saya disiksa secara barbar," katanya dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi.

"Siapa pun yang berani mengatakan kebenaran kepada para penyiksa, mereka akan membahayakan kehidupan teman-teman mereka. Mereka akan mengantarkan teman-temannya kepada kematian."

Rousseff kembali ke sekolah tahun 1972, lulus tahun 1977 di bidang ekonomi, demikian menurut biografi resminya. Kemampuannya untuk meramu agenda sayap kiri dengan masuk ke aliansi kapitalis-pragmatis merupakan salah satu alasan dia diangkat sebagai menteri energi di tahun 2002. Rousseff dipuji karena melakukan demokratisasi energi Brasil melalui sebuah program yang disebut Luz Para Todos, "Terang bagi Semua," yang membawa listrik untuk para petani miskin.

Tahun 2009, ia didiagnosa mengalamai limfoma stadium awal. Setelah berbulan-bulan menjalani kemoterapi, ia dengan bangga mencopot wig-nya di depan kamera ketika dinyatakan sembuh.

Rousseff, yang baru mulai menjabat sebagai Presiden Brasil pada 1 Januari 2011, mengakui bahwa menjadi seorang perempuan di kantor tidaklah mudah. Ia pun mengeluh dengan perlakuan media terhadap dirinya sebagai "perempuan besi" Brasil setelah sejumlah pembantunya komplain dengan cara dia memperlakukan bawahan. "Menjalani pemerintah terkadang seperti menjadi seorang ibu," katanya kepada TV Globo. "Anda harus menayakan hasil."

Rousseff mengambil posisi konservatif tentang beberapa isu perempuan. "Saya menentang aborsi, saya pro-kehidupan," katanya kepada Aparecida TV, sebuah jaringan berita Katolik. Rousseff bercerai dan memiliki seorang anak perempuan.

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top