Breaking News
Loading...
Loading...
Oct 10, 2010

Kombes Purwo: Saya Ajak Hubungan Badan tapi Istriku Menolak

JAKARTA- Gonjang ganjing keluarga Kombes Pol Purwo Lelono masih berlanjut setelah ia mengungkapkan dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh Wahyuti Rahayu alias Ani istrinya. Penyidik Bareskrim Polri ini sudah 16 tahun membina rumah tangga dan dikaruniai 4 anak. Seluk beluk rumah tangga perwira menengah ini terungkap setelah Wahyuti Rahayu melaporkan Purwo Lelano ke polisi terkait dugaan KDRT.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Gatot Edi Purnomo pun berjanji segera memanggil Kombes Purwo Lelono sebagai pihak terlapor untuk diperiksa walau tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.

Muncul istilah Kombes akan periksa Kombes, dalam hal ini tak jadi masalah karena Purwo Lelono sebagai terlapor ada dugaan tindak pidana berupa KDRT terhadap istrinya.
"Saya tanya ke Ani, ma kok pulangnya terus malam-malam ngak enak ama tetangga. Malah jawab dia, emangnya tetangga mikirin apa,"
Kombes Purwa Lelano, Penyidik Bareskrim Polri
Kuasa hukum Wahyuti, Edwin Partogi, menjelaskan bahwa kliennya pernah dianiaya oleh Purwo tanggal 28 Juni 2010 lalu. Kejadiannya di rumah suaminya di Pengadegan. Penganiayaan kedua terjadi 26 Juli lalu di Apartemen Taman Rasuna. Kala itu Ayu, panggilan Wahyuti, sedang bersama anak-anaknya. Hingga kini hasil visum belum keluar.

Sebelum Kombes Purwo dipanggil Polres, ia membeberkan kejadian yang sesungguhnya, menurut versinya.

"Pada Sabtu (26 Juni 2010) pagi, saya sambangi dia ke apartemen 'SP'. Jam 9.10 WIB, dia keluar dari lift sambil berangkulan dengan laki-laki itu, si 'F'. Dan waktu mau berpisah laki-laki itu mencium pipi Ani lalu mereka berpisah" ungkap Kombes Purwo kepada Tribunnews.com, melalui telepon, Sabtu (9/10/2010). Kejadian itu disaksikan oleh beberapa orang, termasuk dirinya.

Dikatakan Purwo, bahwa dirinya langsung masuk ke dalam apartemen mencari tahu dan mendapatkan semua foto-foto dan CCTV mereka berdua. "Di situlah saya langsung ke security, saya dapatkan semua foto-foto dan CCTV," paparnya.

Kombes Purwo mengaku merasakan gelagat aneh dari sikap isterinya saat mutasi tugas dirinya pada tanggal 27 Mei silam. Setelah dirinya mendapat promosi mutasi dari jabatan Wakapolwiltabes Bandung sebagai Penyidik Utama Bareskrim Polri.

"Tanggal 27 Mei 2010 saya sampai Jakarta, saya menghadap ke Kabareskrim Polri dan pulang. Jam 7 malam saya tidak dapati isteri. Jam 12 malam dia pulang, saya tanya dari mana ma kok malam-malam begini baru pulang, jawab dia baru pulang pengajian, kok pengajian malam-malam sekali," kisahnya. Kombes Purwo pun terus sampai 30 Mei menjumpai isterinya pulang hingga larut malam.

Pertengkaran pun pecah pada 1 Juni. "Saya tanya ke Ani, ma kok pulangnya terus malam-malam ngak enak ama tetangga. Malah jawab dia, emangnya tetangga mikirin apa," paparnya. Pertengkaran ini tidak selesai pada saat itu juga.

Purwo pun mulai mencari tahu kepada para pembantunya terkait isterinya. Para pembantunya jujur mengakui, "Pak, kalau Bapak masih di Bandung malah ibu pulangnya jam 5 pagi." demikian diulang Purwo pengakuan para pembantunya.

Tanggal 8 Juni silam, kisah Purwo, Ani berangkat Umroh dan kembali 16 Juni. Menurut keterangan para pembantu kepadanya, isterinya telah sampai ke rumah sekitar pukul 11.00 WIB. Namun pada pukul 14.00 WIB langsung pergi dari rumah.

"Saya sampai ke rumah jam 7 malam, saya tidak ketemu dia di rumah. Saya berusaha menghubungi dia, tapi nggak diangkat dan dibalas," ujarnya. Dirinya tetap menanti kedatangan isterinya, sekitar pukul 24.00 WIB sang isteri baru sampai ke rumah.

"Pelan-pelan saya buka pembicaraan, karena saya bangga isteri baru pulang dari Umroh. Saya ajak dia hubungan badan tapi dia menolak, katanya dia capek, tapi sambil dengan marah-marah begitu," paparnya.

Kombes Purwo tanpa sepengetahuan Ani, kemudian memasang GPS di mobil sang isteri. Dari sinilah dirinya mulai terus mulai mengontrol pergerakan sang isteri. Bukan hanya itu saja dirinya pun mengumpulkan data-data dan mengetahui bahwa saat umroh pun isterinya tampak bersama laki-laki itu, si "F".

"Saya ikutin dia terus dia selalu tampak mengarah ke apartemen "SP". Waktu tanggal 23 Juni, jelas-jelas dia di apartemen itu, saya hanya mengecek kejujurannya saja, saya tanya mama lagi dimana, eh dia bilang lagi ke Cilandak, jelas-jelas dia di apartemen itu," kata dia.

Melihat permasalahan dirinya dengan sang isteri makin tidak menemui titik temu. Akhirnya, dirinya mengundang 3 orang kakak dari sang isteri menengahinya.

Sabtu, 26 Juni 2010, setelah pagi harinya dirinya mendapati Ani bermesraan dan dicium oleh laki-laki lain itu, sekitar pukul 21.30 WIB, istri bersama anak 1 dan 2 serta sepupunya kembali ke rumah. Di rumah saat itu ketiga kakak sang isteri juga menyaksikan.

"Saya ngomong ke anak saya yang pertama udah kamu sekarang istirahat ya, biar barang-barang kamu untuk besok ke Singapura dalam rangka tugas belajar, mamamu aja yang siapin ya. Eh malah isteri saya marah-marah, padahal semalaman tidak pulang ke rumah. Dilempar saya dengan asbak, dan saya juga malah dipukuli dia, kakak-kakaknya melihat, sampai satu kakaknya stres melihat tindakan isteri saya, kan aturannya yang layak marah pertama kali kan saya karena saya melihat dia tadi pagi bersama laki-laki itu," bebernya.

Pada saat itu juga, Purwo menanyakan semua yang dilihatnya di apartemen. Ditunjukkan foto-foto yang didapatinya tersebut kepada Ani. Namun, Ani hanya berkilah itu hany action saja, dan dirinya dibayar untuk foto itu. Sekitar pukul 23.30 WIB, Ani mengajak kedua anak-anaknya dan sepupunya pergi dari rumah menuju apartemen.

Senin, 28 Juni 2010, imbuh Purwo, dirinya hendak pergi ke pengajian. Namun rencana ke pengajian pun dibatalkan setelah melihat pada pukul 19.30 WIB terdapat mobil taksi di depan rumahnya. Ditanya Purwo kepada pembantu, "Tadi ibu masuk ke rumah dengan loncat pagar Pak, karena pintu kan dikunci."

"Saat saya lihat Ani keluar dari kamar saya, dia rupanya ambil laptop saya. Saya katakan ke dia, ma itu laptop saya, kembalikan. Tapi jawab dia, ngak mau, saat itu saya berusaha merebut laptop dan terjadi rebutan laptop. Saya akhirnya berhasil mendapatnya kembali," lanjutnya. Untuk dikatahui, selain laptop itu menyimpan data-data kerja Kombes Purwo, data-data perselingkungan isterinya pun disimpannya di dalam laptop tersebut.

Kisah belum selesai, usai gagal mendapat laptop, Ani kembali mengunci dirinya dari luar. Syukur dirinya masih bisa keluar cepat dari jendela dan langsung menjumpai serta meminta supir taksi berhenti.

Dikatakannya kepada sang isteri memberikan kunci rumah miliknya. "Tolong kembalikan kunci rumah, dia ambil kunci rumah dan dapur, dia nggak ngasih, saya ambil dari tasnya, di situlah dia katakan saya menganiaya," terangnya.

Ditegaskannya pula, bahwa tuduhannya KDRT, pengusiran itu buah karena isterinya tidak berhasil mencuri bukti perselingkuhannya.

"Saya akan hadapi dan saya akan mempertanggungjawabkan bahwa saya tidak melakukan penganiayaan terhadapnya. Saya tidak pernah memukul menyentil anak-anak saja nggak pernah. Aneh lagi, saat dikatakan saya mendorong dia dari tangga, wong rumah saya saja nggak ada tangganya, logikanya rumah saya tidak bertingkat," tegasnya.

Sekira pukul 19.30, sang istri ke rumah suami di komplek Polri Pangadegan Blok O No 56 Pancoran, Jaksel dengan cara melompat pagar, masuk ke kamar suami melalui jendela dan mengambil Laptop.

Pada saat itu suami akan melaksanakan kegiatan pengajian dan kembali karena ada sesuatu yang tidak enak. Ternyata benar, istri sudah keluar kamar dengan mengambil laptop suami. Kemudian laptop tersebut diambil oleh suami yang dipertahankan oleh istri. Sampai pada akhirnya terjadi saling rebut laptop tersebut (Laptop berhasil dipertahankan oleh suami), namun istri melaporkan penganiayaan di Polres Jakarta Selatan
http://www.tribunnews.com/2010/10/10/saya-ajak-hubungan-badan-tapi-istriku-menolak

Subscribe to me on FriendFeed

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top