Breaking News
Loading...
Loading...
Oct 1, 2010

Inilah Kronologis penyanderaan Presiden Rafael

AKSI pembebasan Presiden Ekuador, Rafael Correa, Kamis (30/9/2010), diwarnai baku tembak yang menyebabkan satu polisi meninggal dunia.

Insiden ini dimulai Kamis (30/9/2010) pagi, ketika sejumlah personel militer dan polisi yang marah atas langkah-langkah penghematan yang digulirkan pemerintah Presiden Correa menduduki beberapa barak.

Para demonstrans kemudian mendirikan penghalang jalan di berbagai tempat untuk menuntut pemerintah membatalkan kebijakan tersebut. Mereka juga membakar ban di sejumlah jalan di Quito, Guayaquil, dan beberapa kota lainnya.

Mereka juga menduduki gedung Majelis Nasional. Dalam pergolakan politik ini, polisi yang memberontak sempat menduduki bandara internasional Quito selama beberapa jam.




Menanggapi aksi para pembangkangan ini - lewat sebuah pidato yang emosional di barak utama tentara - Presiden Correa merobek kausnya dan berkata, "Jika anda ingin membunuh presiden, ini dia orangnya. Bunuh jika anda menginginkannya. Bunuh jika anda cukup berani".

Sesaat kemudian Correa dipaksa meninggalkan barak dengan masker gas karena sejumlah pendemo menembakan gas air mata ke arahnya.

Presiden kemudian dibawa ke rumah sakit polisi untuk dirawat akibat efek gas air mata. Di tempat itulah kemudian dia ditawan oleh sejumlah polisi yang membangkang.

Ditengah kegelapan pasukan tentara mengeluarkan Correa dari rumah sakit dengan bantuan sebuah kursi roda. Sementara itu di luar terjadi baku tembak antara tentara dan para demonstrans yang juga terdiri dari polisi dan tentara.

Correa menyalahkan Partai Sosialis Patriot (PSP), pimpinan Lucio Gutierrez, karena dianggap menghasut dan mengatakan 'semua elemen buruk'di kepolisian akan 'dihilangkan'.

Selama insiden berlangsung Correa mendapat dukungan penuh dari pemerintahan di kawasan Amerika, termasuk AS yang mengeluarkan kecaman atas serangan ke presiden.

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top