Hebat! Cina Luncurkan Penjelajah Chang'e-2 ke Bulan
Satu Roket Long March 3C milik Cina yang membawa penjelajah Chang'e-2 dengan tujuan Bulan telah diluncurkan ke ruang angkasa dari pusat peluncuran Xichang, Jumat (01/10). Roket ini akan meluncurkan pesawat penjelajah itu ke orbit trans-lunar, dan dalam lima hari satelit penjelajah itu akan mencapai Bulan.Chang'e-2 akan digunakan untuk menguji sejumlah teknologi penting dan mengumpulkan data yang akan digunakan untuk pendaratan di Bulan di masa depan. Cina mengatakan akan mengirim satu penjelajah yang bisa bergerak dalam misi berikut, dan negara ini juga berambisi untuk mendaratkan manusia di Bulan di masa yang akan datang.
Kantor berita Xinhua mengatakan Chang'e-2 akan mengorbit sekitar 15 km di atas permukaan berbatu untuk mengambil gambar lokasi pendaratan.
Chang'e-2 akan digunakan untuk menguji sejumlah teknologi penting dan mengumpulkan data yang akan digunakan untuk pendaratan di Bulan di masa depan. Cina mengatakan akan mengirim satu penjelajah yang bisa bergerak dalam misi berikut, dan negara ini juga berambisi untuk mendaratkan manusia di Bulan di masa yang akan datang.Ambisi ruang angkasa
Ini merupakan penjelajahan ke bulan yang kedua dilakukan oleh Cina -misi pertama dilakukan tahun 2007. Pesawat itu beredar di ruang angkasa selama 16 bulan dan kemudian dengan sengaja dijatuhkan ke permukaan bulan.
Cina meluncurkan misi penerbangan pesawat berawak ke orbit Bumi paling rendah pada tahun 2003; dua misi serupa kemudian dilakukan dan misi terakhir terjadi tahun 2008. Sejauh ini, hanya tiga negara yang berhasil mengirim manusia ke ruang angkasa; Cina, Rusia dan Amerika Serikat.
Tahun 2008, astronot Cina, pilot pesawat tempur Zhai Zhigang, berjalan di luar angkasa yang merupakan prestasi pertama dalam sejarah negara itu. Dia berada di luar kapsul Shenzhou-7 selama 15 menit; langkah itu dipandang sebagai titik penting dalam ambisi Cina untuk membangun sebuah stasiun ruang angkasa dalam waktu dekat.
Kemampuan Cina di ruang angkasa semakin meningkat setelah berhasil meluncurkan Shenzhou-7 tahun 2008 dan kini muncul ambisi untuk mendaratkan manusia di Bulan. Apa sebenarnya yang mendorong Beijing melakukan petualangan di ruang angkasa?
Dean Cheng, analis senior masalah Asia di badan penelitian CNA Washington DC, mengatakan alasan ekonomi merupakan faktor pertama yang juga faktor terpenting. "Dari suduh pandang seorang warga sipil, anda tengah mengembangkan teknologi-teknologi canggih," ujarnya.
Faktor lain adalah diplomasi karena program ruang angkasa beragam memperlihatkan kepada dunia bahwa Cina telah berada di pusat panggung internasional.
"Ini sejalan dengan menjadi tuan rumah Olimpiade, sejalan dengan perekonomian yang berkembang pesat, dan juga sejalan dengan fakta bahwa Cina merupakan pemilik cadangan devisa terbesar di dunia," ujar Dean Cheng.
Juga ada faktor dalam negeri: sukses di ruang angkasa membantu melegitimasi rejim Cina di mata rakyatnya.
"Dulu ada masalah seperti melamin di dalam susu. Juga masalah korupsi. Namun Partai Komunis Cina telah memperlihatkan bahwa mereka mampu mencapai prestasi yang tidak bisa diraih oleh pemerintah terdahulu, dan Cina kini berada di jajaran utama kekuatan teknologi canggih dunia," tandas Dean Cheng.
Teknologi ruang angkasa juga membutuhkan pengembangan kemampuan menghitung dengan tepat yang kemudian diterapkan dalam sistem persenjataan. Keberhasilan Beijing mengirim pesawat berawak ke ruang angkasa harus dianggap terpisah dari program ruang angkasa secara keseluruhan," ujar Cheng.
"Program pesawat berawak merupakan satu tanda negara kaya - ini adalah barang mewah. Keberhasilan ini membuat Cina melampaui negara Asia lain di bidang ruang angkasa," ujarnya. Pesawat berawak ini juga berlaku sebagai iklan untuk kemampuan Cina melakukan peluncuran ruang angkasa secara komersial.
Jika Cina cukup yakin dengan teknologi ruang angkasanya dengan mengirim satu warganya ke luar bimi, tentu saja program itu cukup aman untuk meluncurkan satelit milik negara lain. "Ini program bergengsi, tidak diragukan," ujar Dr Roger Launius, kurator senior divisi sejarah ruang angkasa Musium Udara Nasional dan Ruang Angkasa Washington DC.
"Menurut saya Cina masuk ke arena pengiriman pesawat berawak dengan alasan yang sama seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet tahun 1961. "Ini merupakan demonstrasi kemampuan tinggi secara teknologi. Ini adalah metode memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka yang terhebat -yang merupakan tujuan penting bagi mereka."
Kemajuan pasti
Kemajuan pasti Cina di bidang ruang angkasa memang digarisbawahi oleh masalah yang dihadapi NASA ketika badan ruang angkasa Amerika ini berkutat dengan transisi ke era setelah pesawat ulak alik.
Pesawat ulak alik ruang angkasa akan dipensiunkan tidak lama lagi. Namun penggantinya, Ares-Oron, belum bisa diterbangkan hingga tahun 2015. Dan dalam periode antara itu, Amerika akan sangat tergantung pada Rusia untuk meluncurkan awak ke Stasion Ruang Angkasa Internasional.
Namun ketegangan antara kedua negara yang terkadang muncul, misalnya soal konflik di Georgia beberapa tahun lalu, membuat NASA mendapat tekanan politik agar pesawat ulak alik itu tetap diterbangkan melewati waktu pensiunnya. Dan, tidak seperti Cina, Badan Ruang Angkasa Eropa, belum mengembangkan sistem transportasi manusia ke ruang angkasa.
Akan tetapi, para pakar mengatakan untuk mengatkaan bahwa Cina terlibat satu perlombaan di sektor ruang angkasa dengan Amerika atau dengan negara yang secara tradisional kuat di bidang itu agak berlebihan.
"Ini bukan 1960 an. Kita tidak melihat Cina berulang kali mengirim pesawat berawak ke luar angkasa. Tetapi mereka berniat untuk tidak melakukan kegagalan," ujar Dean Cheng.
Dr Launius sepakat: "Tidak ada tingkat kekhawatiran atau ketertarikan yang sama di Amerika soal berkompetisi dengan Cina di ruang angkasa. Saya juga memandang ini tidak juga menjadi masalah bagi Eropa."
Dia menambahkan: "Memang ada perlombaan di ruang angkasa, tetapi untuk Asia. Antara Cina dan Jepang, mungkin Korea dan pastinya India. Mereka saling berkompetisi untuk rasa gengsi.
"Dan Cina, karena kemampuannya yang lebih lengkap -sumber daya manusia, robot dan militer- sekarang kemungkinan memimpin dalam perlombaan itu. Tetapi negara-negara lain juga memiliki kemampuan yang sama."
Meski Cina adalah negara ketiga yang mampu meluncurkan manusia ke orbit, negara itu masih jauh dari kemampuan Amerika dan Rusia.
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment