Breaking News
Loading...
Loading...
Sep 1, 2010

Diselidiki, Kue Takjil Tewaskan 8 Orang

Hingga Selasa (31/8/2010) malam tadi, aparat Kepolisian Resor Barru bekerja sama dengan paramedis masih terus menyelidiki tewasnya delapan warga Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, setelah menyantap hidangan buka puasa.


Bekas muntahan berupa remah-remah kue dadar yang diduga menjadi penyebab kematian korban, Kamis petang telah diambil sampelnya untuk pemeriksaan forensik.

Kepala Kepolisian Resor Barru, Ajun Komisaris Besar Darma Lelepadang, membenarkan pihaknya telah meminta keterangan sejumlah warga Dusun Salo Puru, Desa Pattappa, Kecamatan Pujananting.

Lokasi kejadian merupakan dusun terpencil, terletak sekitar 200 kilometer arah utara Makassar, tepatnya di poros Kabupaten Barru-Kabupaten Soppeng.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Barru, Adi Patria, menyebutkan, enam korban meninggal di lokasi kejadian, yakni Mami (12), Asminaya (10), Syamsidar (19), Sawu (60), Waleng (70), dan I Sani (80). Dua lainnya lainnya meninggal di RSUD Barru, yakni Raihan (2) dan Juhanei (38).

Sebetulnya ada 15 warga yang keracunan. Delapan meninggal, tujuh lainnya kini dirawat di RSUD Barru. "Mereka adalah satu rumpun keluarga besar yang saling bertetangga," kata Patria kepada KOMPAS.

Hidangan takjil
Menurut Patria, kejadian tersebut berawal dari dihidangkannya takjil (penganan awal buka puasa) di rumah Juhaeni (38).

Sekitar sejam sebelum jadwal buka puasa, sejumlah anak balita dan anak seusia SD yang tidak berpuasa, mencicipi kue dari bahan tepung beras yang digulung bersama kelapa parut dan gula aren itu. Seketika anak-anak tersebut muntah, mual, kejang-kejang, dan sakit perut.

Korban balita yang muntah-muntah langsung dilarikan Puskesmas Pujananting. Hasil pemeriksaan sementara menyebutkan, mereka terduga keracunan.

Dugaan tersebut didukung keterangan kepala Puskesmas Pujananting dr Arifuddin bahwa seekor anjing yang ikut menjilat bekas muntahan korban di lokasi, mati beberapa saat kemudian. Sampel muntahan korban jadi titik awal untuk menelisik penyebab keracunan itu, kata Arifuddin.

Tragisnya, dadar yang tersisa pun masih disantap lagi oleh sejumlah orang dewasa saat azan Magrib terdengar. Karena itulah, sejumlah orang dewasa ikut jadi korban.

Bupati Barru Andi Idris Syukur yang menjenguk korban yang dirawat di RSUD Barru mengimbau warga berhati-hati menggunakan bahan kimia untuk keperluan penganan. Aswin Rizal Harahap/Nasrullah Nara
Sumber Kompas.com 

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top