RI-Malaysia Memanas, XL Tetap Melejit
Hubungan politik dan sosial antara Indonesia dan Malaysia kerap pasang - surut. Sesekali memanas seiring dengan mencuatnya isu-isu yang terkait tenaga kerja, budaya dan sengketa wilayah kedua negara.Kali ini hubungan kedua negara kembali memanas gara-gara sengketa soal dugaan pencurian ikan oleh nelayan Malaysia, serta penangkapan petugas dinas Perikanan dan Kelautan RI oleh polisi Malaysia.
Akibat menghangatnya hubungan tersebut, sejumlah perusahaan milik Malaysia ikut kena getahnya. Kantor XL dan Bank CIMB Niaga di Jakarta, menjadi sasaran aksi demo sebagai ungkapan protes.
Kendati ada aksi-aksi protes, bisnis perusahaan milik Malaysia berjalan seperti biasa. Bahkan, kinerja perusahaan mereka makin kinclong, terus ekspansi dan memperluas jaringan bisnisnya di negeri ini.
PT XL Axiata Tbk misalnya. Operator seluler ini terus mencatat pertumbuhan positif. Setidaknya, dalam kurun waktu setahun terakhir, anak perusahaan Axiata Group Berhad itu membukukan peningkatan laba kuartal-per-kuartal.
Di tahun 2009, XL Axiata mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 14 persen, sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA). Ketika itu, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp1,7 triliun, meningkat sangat pesat setelah sebelumnya menderita kerugian sebear Rp15,1 miliar pada tahun 2008.
Bergerak ke kuartal pertama tahun 2010, laba bersih XL kembali tumbuh menjadi Rp598 miliar. Kali ini, angkanya meningkat 18 persen dibandingkan kuartal akhir tahun 2009. Ketika itu, perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp4,2 triliun dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 2,1 triliun.
Memasuki paruh pertama tahun 2010, laba bersih XL lagi-lagi tumbuh pesat, yakni sekitar 87 persen dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya, hanya Rp705 miliar. Per bulan Juni, perusahaan mengantongi laba sebesar Rp1,3 triliun.
Namun, pada saat yang sama, perusahaan juga telah menghabiskan sekitar US$200 juta atau setara Rp1,8 triliun dari total belanja modal (CAPEX) US$450-US$500 yang dianggarkan untuk tahun ini.
"Sudah terpakai sekitar 1,8 triliun rupiah, tidak sampai separuh CAPEX yang dianggarkan," ujar Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL, saat dikonfirmasi VIVAnews di Jakarta, Kamis 26 Agustus 2010.
Dari sekitar US$200 juta yang terpakai, XL telah memperkaya infrastruktur jaringannya, yakni menambah 1.100 BTS (base transceiver station) sepanjang satu semester.
"Pembangunan BTS ini memakan 80 persen dari US$200 juta," papar Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL, ketika dijumpai di Grha XL, Jakarta, Rabu 25 Agustus 2010. Sisanya, dialokasikan untuk pemeliharaan jaringan, IT, billing system dan ekspansi serat fiber optik.
Khusus infrastruktur BTS, Hasnul mengatakan, kemungkinan besar sisa CAPEX sebesar US$200-US$250 akan dipakai untuk merealisasikan target 2.000 BTS di akhir tahun. Untuk diketahui, total BTS yang sementara ini dimiliki XL adalah lebih dari 28.888 BTS se-Indonesia (per Juni 2010).
Terkait utang, pada periode yang sama, XL pun mampu merenggangkan belitan utang hingga Rp11,4 triliun, dibandingkan akhir tahun lalu sekitar Rp18,9 triliun. "Beberapa utang sudah dibayar sebelum jatuh tempo. Selain itu, jika ada laba, kami pakai untuk memperpanjang jatuh tempo utang lainnya," kata Hasnul.
Sumber • VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment