Generasi Internet Jepang & China 'Buta' Aksara
HONG KONG - Sebuah survei menunjukkan jika anak muda di China dan Jepang saat ini cenderung melupakan karakter dan bentuk aksara yang digunakan. Fenomena ini disebut sebagai 'Character Amnesia' yang saat ini sedang mewabah di China dan Jepang.Survei tersebut diadakan oleh China Youth Daily (CYD) pada bulan April dengan melibatkan 2.072 responden anak muda. Hasilnya, sekira 83 persen responden mengaku memiliki masalah dalam penulisan aksara atau menentukan pola dan bentuk huruf, bahkan mereka mengaku tidak bisa menuliskannya.
"Saya masih ingat bentuknya tapi tidak ingat bagaimana cara menulisnya. Ini cukup menjadi masalah bagi saya," ujar Li Hanwei, seorang wanita berusia 21 tahun, seperti dikutip melalui Yahoo News, Jumat (27/8/2010).
Hal ini, menurut survei tersebut, dikarenakan penggunaan komputer dan ponsel secara konstan, yang lebih banyak menghadirkan sistem teks alfabet ketimbang aksara Jepang dan China, yang biasa disebut kanji/hanji. Tidak heran jika kemudian Hanwei lebih menyukai menuliskan semua yang ingin diutarakannya ke dalam laptop atau ponsel.
"Jika saya lupa, saya akan menuliskannya ke dalam ponsel. Predictive text yang tersedia di ponsel akan langsung 'menuliskan' karakter huruf itu, kemudian saya tinggal meng-kopi," ujarnya.
CYD mengungkapkan 'Character Amnesia' terjadi karena kebanyakan orang China menggunakan sistem input teks elektronik di ponsel dengan sistem pinyin. Sistem ini menerjemahkan karakter huruf China ke dalam alfabet latin.
Dengan pinyin, pengguna tinggal memasukkan setiap kata menggunakan sistem pinyin, dan perangkat akan langsung memberikan serangkaian pilihan yang akan dicocokan oleh pengguna. Hasilnya, pengguna hanya perlu mengenali karakter tanpa perlu menuliskannya.
Fenomena 'Character Amnesia' ini pun sama dengan apa yang terjadi di Jepang. Di negara tersebut, pengguna dimanjakan dengan tiga teknologi sistem penulisan yang dikombinasikan menjadi satu dalam ponsel maupun komputer. Pengguna mobile dan komputer cukup menggunakan sistem input teks yang cukup mudah, yaitu hiragana dan katakana. Artinya, pengguna akan melupakan sistem penulisan kanji.
Temuan ini hampir sama dengan survei yang dilakukan oleh portal berita di China, Dayang Net. Menurut mereka, sekira 80 persen responden telah melupakan bagaimana menulis karakter huruf. Bahkan hanya 43 persen yang masih menggunakan karakter huruf China dan Jepang, itu pun hanya untuk mengisi formulir atau menandatangani berkas.
Maraknya penggunaan internet dan perkembangan teknologi mampu menciptakan cara baru dalam sistem penulisan bentuk dan huruf. Menurut data Xin Hua, pada tahun 2008, pengguna ponsel di China mengirimkansekira 175 miliar sms setiap kuartalnya.
Sumber Okezone.com
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment