Breaking News
Loading...
Loading...
Aug 12, 2010

Dasar Laut Arktik, Kutub Utara Dipetakan

Ilmuwan Amerika Serikat dan Kanada kini tengah mengembangkan kerja sama pemetaan dasar Laut Arktik di Kutub Utara. Selain menguak pengetahuan mengenai dasar lautnya, upaya ilmiah yang dijalankan selama lima pekan itu menunjang kepentingan teritorial atau kedaulatan negara masing-masing yang hingga kini pun belum disepakati.

Keinginan pengembangan riset ini juga didasari suatu kejadian pada tahun 2007. Ketika itu ada penjelajah dari Rusia menggunakan kapal selam mini dan menancapkan bendera Rusia di wilayah tersebut.

Era laut baru yang terbentuk akibat pencairan es di Kutub Utara juga menjadi perhatian penting. Dengan demikian, luas teritorial kelautan kedua negara bisa bertambah sehingga membutuhkan dasar pengetahuan ilmiah hasil kegiatan riset.

"Perbatasan laut Amerika Serikat dan Kanada ini menjadi keputusan yang cukup berharga," kata ahli geofisika kelautan pada United States of Geological Survey, Jonathan Childs, baru-baru ini. Menurut Childs, nilai penting pemetaan dasar Laut Beafourt itu juga karena kawasannya kaya akan sumber minyak bumi. Namun, Childs menegaskan, persoalan perbatasan bukan menjadi bidang kajian para ilmuwan.

"Masalah itu bergantung kepada para diplomat. Riset ini bukan untuk menyelesaikan semua masalah yang ada," ujar Childs.

Pemetaan itu benar-benar diupayakan sebagai hasil kerja sama ilmiah para ilmuwan. Kerja sama yang tidak memandang kepentingan politik negara masing-masing.

Ini ditunjukkan dengan penempatan Childs di Kapal Louis St-Laurent milik Kanada. Padahal Childs adalah ilmuwan dari Amerika Serikat.

Kapal milik Kanada itu digunakan untuk pemecahan es di Laut Arktik. Riset akan dilakukan bergantian dengan Kapal Healy, milik Amerika Serikat, yang paling besar.

Lokasi yang ingin dituju berada pada koordinat Lintang Utara 84 derajat. Menurut Childs, lokasi itu lebih jauh ke utara dibandingkan dengan pada perjalanan serupa yang ditempuh dua tahun silam.

Misi yang dijalankan itu beriringan dengan hilangnya musim es di Laut Arktik, minimal sampai September 2010. Diketahui, tutupan es di Laut Arktik pada 15 Juli 2010 lalu sebesar 16 persen lebih rendah daripada data rata-rata yang dikumpulkan pada 1979-2000.

"Es di Laut Arktik saat ini menjadi lebih tipis sehingga lebih mendukung untuk jalannya penelitian," kata Childs. (Reuters/NAW) Sumber Berita Kompas.com

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top