Breaking News
Loading...
Loading...
Jul 19, 2010

Penemuan Mortir Portugis

Rajuddin (30), seorang pengumpul besi tua bersama rekannya Anis (40), warga Desa Keude Baro, Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya, menemukan mortir berdaya ledak tinggi di rawa-rawa desa setempat.



Mortir yang diduga peninggalan Portugis itu ditemukan ketika dia dan rekannya sedang memasang perangkap ikan (bubu) di rawa-rawa. Mortir seberat 40 kg dengan panjang 47 cm, lebar 13 cm, dan mempunyai kode di bagian ekornya itu ditemukan tergeletak.

“Mulanya saya berencana ingin menjual mortir ini, karena saya pikir ini besi tua. Namun karena saya mendapatkan mimpi buruk, makanya temuan ini saya laporkan ke polisi,” kata Rajuddin kepada Prohaba.

Dia mengatakan, dalam mimpinya itu, terjadi banjir dasyat di kawasan perumahan Help bantuan Jerman di Dusun Harapan, Gampong Keude Baro, Kecamatan Kuala Batee yang saat ini ditempati bersama rekannya, Anis.

“Mortir ini kami temukan sepekan lalu, karena kami tak tahu ini mortir makanya kami diamkan saja dan berencana menjualnya,” katanya lugu.

Keuchik Keude Baro, Cut Zaita yang ke lokasi bersama Kapolsek Kuala Batee, Aipda Irfan Ismail, mengatakan, sebelumnya di kawasan itu juga banyak ditemukan benda-benda bersejarah yang disinyalir peninggalan Portugis dan kolonial Belanda. Namun benda-benda itu sebagian ditanam kembali oleh warga dan sebagiannya lagi dimusnahkan.

“Ini merupakan desa tertua di Kabupaten Aceh Barat Daya, dulunya masyarakat Aceh Barat Daya menetap di sini dan membentuk sebuah kerajaan bernama Kuala Batu," kata Cut Zaita.

Menurut dia, masyarakat Aceh Barat Daya umumnya pendatang dari Pidie, kemudian membuka persawahan yang sekarang disebut Blangpidie. "Makanya nilai sejarah dan peninggalan Portugis banyak ditemukan di sini,” jelasnya.

Dia juga menduga di sekitar desa itu masih banyak tersimpan benda-benda bersejarah dan mortir peninggalan kolonial Belanda dan Portugis. Sebab, desa tersebut merupakan desa tertua di Kabupaten Aceh Barat Daya yang dulunya menjadi kawasan jajahan Portugis dan Belanda.

“Di desa ini juga pernah ditemukan meriam peninggalan Portugis, namun ketika konflik terjadi warga menguburkan kembali benda tersebut. Warga juga pernah menemukan benda bersejarah lainnya seperti mata uang kerajaan Aceh,” jelas Cut Zaita.

Kapolres Aceh Barat Daya AKBP Subakti melalui Kapolsek Kuala Batee, Aipda Irfan Ismail usai meninjau kondisi mortir dimaksud mengatakan mortir peninggalan Portugis itu akan diamankan di Mapolres Aceh Barat Daya. (tz) Sumber-http://regional.kompas.com
www.focus-global.tk

0 Leave Your Comment :

Post a Comment

Thanks you for your visit please leave your Comment

Back To Top