Dokter Kecil Upaya Menanamkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Maulana Siddiq dari Sekolah Dasar Juara Medan meringis menahan sakit saat Fajar Calvin dari Sekolah Dasar Brigjen Katamso mengobati dahinya dengan kain kasa dan cairan antiseptik. Ceritanya, Maulana baru saja jatuh sehingga dahi dan dagunya terluka.”Jangan banyak bergerak. Tenang, tenang. Kalau kau bergerak terus, susah menempel perbannya,” kata Fajar yang tengah berperan sebagai dokter kecil dalam acara Kamp Dokter Kecil Lifebuoy di Kampung Ladang, Tanjung Anom, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (7/7). Tentu saja, luka Maulana itu hanya pura-pura.
Maulana pun menurut. Dia diam, sementara Fajar tampak serius memotong plester yang akan ditempelkan di dahi Maulana. ”Kalau saya pasien betulan, pasti sudah mati. Lama sekali kau potong plesternya,” kata Maulana mengolok Fajar.
Mereka lantas tertawa bersama melihat teman-temannya sesama dokter kecil juga kerepotan memasang plester. Setiap kali mereka menggunting, selalu saja plesternya menempel di gunting, tergulung, dan malah tidak bisa dipakai.
Sementara sebagian dokter kecil sibuk memotong plester, dokter kecil lainnya berlatih membersihkan luka. Kain kasa mereka basahi dengan cairan antiseptik. ”Ingat, ya. Kalau membersihkan luka, jangan menggunakan alkohol. Nanti lukanya malah perih. Sebisa mungkin gunakan air bersih saja,” kata instruktur, seorang pelatih outbound bernama Nila.
Sebanyak 128 siswa dari 65 sekolah dasar di Kota Medan dan sekitarnya turut dalam acara itu. Dengan seragam kaus dan topi merah, mereka berkeliling lapangan Kampung Ladang, mendatangi satu per satu wahana latihan dan simulasi. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok untuk menjalani simulasi pertolongan pertama pada kecelakaan atau luka ringan.
Kamp Dokter Kecil merupakan wahana pendidikan dan bermain bagi para siswa SD. Mereka mendapatkan bimbingan dan materi tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebagai bekal untuk ditularkan dan diterapkan di sekolah dan rumah.
Menurut penggiat Dokter Kecil, dr Handrawan Nadesul, program ini merupakan bagian dari program penanganan kesehatan promotif dan preventif. Bila hanya mengandalkan penanganan kesehatan secara kuratif, tidak akan mengatasi masalah kesehatan secara maksimal.
Para siswa harus memahami pola hidup bersih dan sehat sejak dini. Mereka dilatih hal-hal sederhana yang mudah mereka praktikkan.
Peserta Kamp Dokter Kecil itu nantinya menjadi duta Dokter Kecil di sekolah masing-masing. Selain perilaku hidup bersih dan sehat, para dokter kecil juga diberikan pemahaman tentang asupan gizi dan hubungannya dengan kesehatan. Mereka juga dilatih memahami langkah-langkah yang harus diambil ketika menolong temannya yang mengalami luka ringan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi menilai, kegiatan itu cukup efektif untuk membangun kesadaran hidup bersih dan sehat bagi siswa. ”Penanaman budaya perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini akan membawa pengaruh positif bagi internalisasi dan implementasi budaya kesehatan,” katanya.
Para siswa merasa bahwa latihan menjadi dokter kecil sangat menyenangkan. Apalagi sebagian besar dari mereka memang ingin menjadi dokter.
”Sejak sekolah TK (taman kanak-kanak), saya bercita-cita ingin jadi dokter karena bisa menolong banyak orang dan teman,” kata Khairunisa dari SD Negeri 060792. Menurut dia, menjadi dokter lekat dengan pola hidup sehat. Pakaiannya bersih dan bebas penyakit.
Lain halnya dengan Gusti Wahyuni yang satu sekolah dengan Khairunisa. Dia ingin menjadi dokter, tetapi tidak tahu persis alasannya. ”Ya, pokoknya pengen aja,” ujarnya.
Ketika instruktur bertanya, siapa yang ingin menjadi dokter, semua dokter kecil itu angkat tangan serentak. Semoga cita-cita mereka tercapai.(Mohammad Hilmi Faiq)
Sumber http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/12/13292862/Upaya.Menanamkan.Pola.Hidup.Bersih.dan.Sehat
Salam Sonia
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment