Gangguan Perkembangan Motorik pada Anak
Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD).DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya.
Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.
Dalam penelitian di Kanada terhadap 1.979 anak dari 75 sekolah di provinsi Ontario diketahui anak dengan DCD beresiko tiga kali lebih besar untuk kegemukan dibanding dengan anak yang tidak menderita DCD.
"Meski dulu DCD dianggap sebagai keterlambatan yang normal, saat ini hal tersebut sudah dianggap sebagai masalah kesehatan anak," kata Dr.John Cairney, dari McMaster University, yang melakukan penelitian tentang DCD.
Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara pada anak. Penanganan anak dengan DCD membutuhkan latihan-latihan khusus.
Ia menjelaskan, anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa memengaruhi berat badannya. Namun, masih ada faktor lain yang juga berpengaruh pada risiko obesitas pada anak, antara lain tekanan keluarga dan sosioekonomi.
kompas.com
Salam Sonia
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment