Hormon cinta atau oksitosin diproduksi oleh
suatu struktur di otak bernama hipotalamus. Hormon ini mempengaruhi
perilaku manusia dan banyak dihasilkan saat sedang
jatuh cinta.
Ternyata, manfaat dan efeknya tak hanya membuat anak manusia
dimabuk asmara.
Oksitosin menciptakan perasaan tenang dan membuat
pasangan yang sedang dilanda asmara menjadi makin intim. Penelitian
menemukan bahwa hormon ini ikut dilepaskan saat proses persalinan dan
menyusui bayi. Beberapa penelitian akhir-akhir ini pun banyak
difokuskan untuk menjelajahi berbagai
efek oksitosin bagi tubuh.
Seperti dikutip dari
MyHealthNewsDaily.com, Kamis (27/12/2012), berikut adalah bermacam efek hormon cinta bagi manusia
1. Membuat orang jadi murah hati
Sebuah
penelitian tahun 2007 yang dimuat jurnal Public Library of Science ONE
menemukan kesimpulan ini. Dalam penelitian, peserta diminta menghirup
oksitosin atau plasebo lewat hidung kemudian diminta membagi uang yang
dimiliki dengan orang asing. Penghirup oksitosin ternyata 80 persen
lebih murah hati. Agaknya, hormon ini mempengaruhi sikap altruisme.
2. Membuat gampang tidur
Oksitosin
dilepaskan di otak saat kondisi pikiran terbebas dari stres, sehingga
secara alami membikin orang jadi gampang tidur, demikian menurut sebuah
penelitian tahun 2003 yang dimuat jurnal Peptides Regulatory. Oksitosin
menangkal efek hormon stres, kortisol. Efeknya membuat pikiran jadi
tenang.
3. Memicu naluri melindungi
Sebuah
penelitian yang dimuat jurnal Science menegaskan bahwa oksitosin memicu
sikap perlindungan terhadap orang yang dikasihi dari serangan pihak luar
atau akrab dikenal dengan solidaritas. Penelitian sebelumnya pada hewan
juga menunjukkan bahwa hormon ini mendukung perilaku proteksionis.
4. Meningkatkan keterampilan sosial
Sebuah
penelitian yang dimuat jurnal Proceedings of National Academy of
Sciences menemukan bahwa menghirup oksitosin dapat meningkatkan
kemampuan interaksi sosial pada penyandang autisme. Penelitian
sebelumnya menemukan bahwa orang autis memiliki kadar oksitosin yang
rendah. Oksitosin juga mengurangi rasa takut pada penyandang autis.
5. Menghambat kecanduan obat
Menurut
sebuah laporan penelitan tahun 1999 yang dimuat jurnal Progress in
Brain Research, beberapa penelitian menunjukkan bahwa oksitosin
menghambat toleransi terhadap obat adiktif, termasuk opium, kokain dan
alkohol, serta mengurangi gejala sakau.
6. Meningkatkan gairah seksual
Sejumlah
senyawa kimia otak dilepaskan saat manusia mencapai orgasme, termasuk
oksitosin. Bahan kimia ini dapat memperkuat ikatan antar pasangan
seksual. Tikus yang otaknya disuntik dengan oksitosin mengalami ereksi
secara spontan, menurut sebuah penelitian tahun 2001 yang dimuat jurnal
Physiological Review.
7. Mendukung persalinan dan menyusui
Oksitosin
dilepaskan dalam jumlah besar selama persalinan, sehingga memicu
kontraksi rahim yang membuka leher rahim dan memungkinkan bayi melewati
jalan lahir. Sejak awal tahun 1900-an, dokter menggunakan oksitosin
sintetis yang juga dikenal dengan nama merek Pitocin untuk membantu
persalinan.
Setelah persalinan, hormon ini terus merangsang
kontraksi rahim untuk mencegah pendarahan dan akan dikeluarkan lebih
banyak lagi ketika puting dirangsang saat menyusui bayi.
8. Memperkuat kenangan emosional
Sebuah
penelitian yang dimuat jurnal Proceedings of National Academy of
Sciences mendukung teori bahwa oksitosin memperkuat kenangan masa kecil
para pria mengenai ibunya. Dalam percobaan terhadap 31 orang, peneliti
menemukan bahwa orang yang menghirup oksitosin sintetis makin santer
mengingat kenangan indah tentang ibunya, asal hubungannya dengan ibu
cukup baik.
9. Meringankan stres
Sebuah
penelitian yang dilakukan pada tikus prairi menemukan bahwa tikus yang
terpisah dari saudaranya menampakkan tanda-tanda kecemasan, stres dan
depresi. Namun gejala ini mereda setelah disuntik dengan oksitosin.
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan Society for Neuroscience
tahun 2007 ini menunjukkan efek hormon ini untuk menangkal stres.
10. Mempererat hubungan
Peneliti
membandingkan tingkat oksitosin dan hormon terkait yang disebut
vasopressin pada urin anak-anak di Rusia dan panti asuhan di Rumania.
Hasilnya menemukan bahwa oksitosin meningkat pada anak-anak setelah
melakukan kontak dengan ibu kandungnya.
Penelitian yang dilakukan
tahun 2005 dan dimuat dalam jurnal Proceeding of National Academy of
Sciences ini menunjukkan bahwa oksitosin juga tetap berada dalam kadar
yang sama pada anak angkat. Hal ini dapat menjelaskan mengapa beberapa
anak angkat mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan.
11. Memicu kelekatan ibu dengan bayi
Sebuah
penelitian tahun 2007 yang dimuat jurnal Psychological Science
menemukan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar oksitosin tinggi selama
trimester pertama kehamilan lebih dekat dengan bayinya. Dibandingkan
dengan perempuan lain, perempuan yang memiliki oksitosin dalam kadar
tinggi selama kehamilan dan beberapa bulan setelah persalinan juga lebih
dekat dengan buah hatinya
sumber