Daftar Orang-Orang Kaya:Menguak Bisnis 50 Orang-orang Terkaya Indonesia
Total nilai kekayaan mereka mencapai US$95 miliar atau sekitar Rp1.107 triliun. Tiga pendatang baru masuk dalam daftar itu. Tujuh nama lainnya sempat terlempar dari daftar, sebelum kembali masuk tahun ini.
Pendiri dan pemilik Grup
Djarum, R Budi dan Michael Hartono masih menempati urutan pertama dalam
daftar 50 orang terkaya Indonesia 2013. Kekayaan Budi dan Michael
Hartono tercatat US$15 miliar atau sekitar Rp174,8 triliun. Peringkat
mereka tak tergeser dalam lima tahun berturut-turut.
Meski ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 hanya tumbuh di bawah 6 persen, sejumlah orang kaya masih mampu menambah pundi-pundi kekayaannya. Pertumbuhan itu tercatat paling lambat dalam hampir empat tahun terakhir.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik itu di antaranya terpicu penurunan permintaan ekspor. Harga komoditas, seperti batu bara juga tertekan.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar tercatat melemah 19 persen tahun ini. Bank Indonesia pun berupaya untuk terus mengendalikan inflasi.
Di antara orang kaya yang sukses di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi itu adalah pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady. Lippo tumbuh besar di tengah kendali anak-anak Mochtar.
Meski ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 hanya tumbuh di bawah 6 persen, sejumlah orang kaya masih mampu menambah pundi-pundi kekayaannya. Pertumbuhan itu tercatat paling lambat dalam hampir empat tahun terakhir.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik itu di antaranya terpicu penurunan permintaan ekspor. Harga komoditas, seperti batu bara juga tertekan.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar tercatat melemah 19 persen tahun ini. Bank Indonesia pun berupaya untuk terus mengendalikan inflasi.
Di antara orang kaya yang sukses di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi itu adalah pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady. Lippo tumbuh besar di tengah kendali anak-anak Mochtar.
Stephen Riady memimpin operasi perusahaan di Singapura, sedangkan James Riady bertanggung jawab terhadap bisnis di Indonesia.
Dengan ekspansi yang ambisius di dalam maupun luar negeri, Grup Lippo kini makin menggurita. Setelah terpuruk akibat krisis keuangan pada akhir 1990-an, Mochtar kini merangsek ke peringkat 10 besar orang paling kaya untuk pertama kalinya. Nilai kekayaannya US$2,5 miliar atau sekitar Rp29,2 triliun.
Namun, kondisi berbeda dialami pemilik perusahaan rokok Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo. Peringkatnya tergeser oleh Anthony Salim, setelah nilai kekayaan tergerus akibat kurang "suksesnya" penjualan rokok kretek.
Anthony sendiri melompat ke peringkat tiga untuk pertama kalinya, dengan kekayaan US$6,3 miliar atau sekitar Rp73,7 triliun. Sementara itu, Susilo berada di peringkat empat, dengan harta kekayaan tercatat US$5,3 miliar atau setara Rp62 triliun.
Dalam daftar terbaru Forbes Asia, enam orang terlempar dan tak lagi berstatus miliarder. Tiga nama melompat ke peringkat 10 besar.
Sementara itu, pendatang baru paling kaya dalam daftar itu adalah Jogi Hendra Atmadja dari Mayora Group. Nilai kekayaannya US$760 juta atau setara Rp8,8 triliun. Peningkatan harta kekayaan Hendra ditopang lonjakan harga saham perusahaan.
Dari tiga wajah baru orang terkaya tahun ini, total kekayaan tercatat US$1,74 miliar atau sekitar Rp20,2 triliun. Rinciannya adalah:
1. Jogi Hendra AtmadjaUsia: 67 tahun
Kekayaan: US$760 juta atau sekitar Rp8,8 triliun
Bidang usaha: Barang konsumsi
Peringkat di Forbes Asia: 39
Hendra adalah pengendali Mayora Group, salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia. Produk Mayora di antaranya kopi, sereal, permen, hingga biskuit, yang sebagian diekspor ke 54 negara.
Bersama keluarganya, termasuk saudara dan sepupu, Hendra mengawali debutnya di daftar orang terkaya Indonesia, karena lonjakan 50 persen harga saham perusahaan tahun lalu. Keluarga Hendra adalah imigran China generasi ketiga yang mulai memproduksi biskuit pada 1970.
2. The Nin KingUsia: 82 tahun
Kekayaan: US$650 juta atau sekitar Rp7,5 triliun
Bidang usaha: Real estate
Peringkat di Forbes Asia: 45
The Nin King adalah anak seorang imigran dari Provinsi Fujian di China. Dia memulai membangun pabrik tekstil di Salatiga, Jawa Tengah, pada 1961.
Pabrik tersebut menangani seluruh rantai produksi tekstil dari benang hingga terbuat pakaian jadi. The Nin King kemudian mendirikan Argo Pantes sebagai payung perusahaan tekstil itu.
Saat ini, ia menjalankan bisnis properti di bawah perusahaan Alam Sutera Realty. Dia juga memiliki sebuah rumah sakit di Jakarta dan pabrik baja.
3. Winato KartonoUsia: 42 tahun
Kekayaan: US$590 juta atau sekitar Rp6,8 triliun
Bidang usaha: Investasi
Peringkat di Forbes Asia: 46
Winato adalah mantan head of investment banking Citigroup Global Markets di Indonesia. Ia mendirikan Provident Capital Indonesia pada sembilan tahun lalu.
Bersama Saratoga Investama Sedaya, dia ikut berinvestasi dalam berbagai proyek seperti Tower Bersama. Belum lama ini, dia juga ikut mengantarkan PT Provident Agro Tbk masuk bursa.
Forbes Asia menyusun daftar orang terkaya itu berdasarkan kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga serta individu, bursa, analis, dan sumber-sumber lainnya.
Peringkat ini mencerminkan kekayaan keluarga, termasuk yang tersebar di keluarga jauh. Selain itu, kekayaan yang diperoleh dari perusahaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar mata uang per 8 November 2013.
Sementara itu, dasar penghitungan untuk perusahaan tertutup menggunakan perusahaan sejenis yang sahamnya diperdagangkan secara publik sebagai pembanding.
Dengan ekspansi yang ambisius di dalam maupun luar negeri, Grup Lippo kini makin menggurita. Setelah terpuruk akibat krisis keuangan pada akhir 1990-an, Mochtar kini merangsek ke peringkat 10 besar orang paling kaya untuk pertama kalinya. Nilai kekayaannya US$2,5 miliar atau sekitar Rp29,2 triliun.
Namun, kondisi berbeda dialami pemilik perusahaan rokok Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo. Peringkatnya tergeser oleh Anthony Salim, setelah nilai kekayaan tergerus akibat kurang "suksesnya" penjualan rokok kretek.
Anthony sendiri melompat ke peringkat tiga untuk pertama kalinya, dengan kekayaan US$6,3 miliar atau sekitar Rp73,7 triliun. Sementara itu, Susilo berada di peringkat empat, dengan harta kekayaan tercatat US$5,3 miliar atau setara Rp62 triliun.
Dalam daftar terbaru Forbes Asia, enam orang terlempar dan tak lagi berstatus miliarder. Tiga nama melompat ke peringkat 10 besar.
Sementara itu, pendatang baru paling kaya dalam daftar itu adalah Jogi Hendra Atmadja dari Mayora Group. Nilai kekayaannya US$760 juta atau setara Rp8,8 triliun. Peningkatan harta kekayaan Hendra ditopang lonjakan harga saham perusahaan.
Dari tiga wajah baru orang terkaya tahun ini, total kekayaan tercatat US$1,74 miliar atau sekitar Rp20,2 triliun. Rinciannya adalah:
1. Jogi Hendra AtmadjaUsia: 67 tahun
Kekayaan: US$760 juta atau sekitar Rp8,8 triliun
Bidang usaha: Barang konsumsi
Peringkat di Forbes Asia: 39
Hendra adalah pengendali Mayora Group, salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia. Produk Mayora di antaranya kopi, sereal, permen, hingga biskuit, yang sebagian diekspor ke 54 negara.
Bersama keluarganya, termasuk saudara dan sepupu, Hendra mengawali debutnya di daftar orang terkaya Indonesia, karena lonjakan 50 persen harga saham perusahaan tahun lalu. Keluarga Hendra adalah imigran China generasi ketiga yang mulai memproduksi biskuit pada 1970.
2. The Nin KingUsia: 82 tahun
Kekayaan: US$650 juta atau sekitar Rp7,5 triliun
Bidang usaha: Real estate
Peringkat di Forbes Asia: 45
The Nin King adalah anak seorang imigran dari Provinsi Fujian di China. Dia memulai membangun pabrik tekstil di Salatiga, Jawa Tengah, pada 1961.
Pabrik tersebut menangani seluruh rantai produksi tekstil dari benang hingga terbuat pakaian jadi. The Nin King kemudian mendirikan Argo Pantes sebagai payung perusahaan tekstil itu.
Saat ini, ia menjalankan bisnis properti di bawah perusahaan Alam Sutera Realty. Dia juga memiliki sebuah rumah sakit di Jakarta dan pabrik baja.
3. Winato KartonoUsia: 42 tahun
Kekayaan: US$590 juta atau sekitar Rp6,8 triliun
Bidang usaha: Investasi
Peringkat di Forbes Asia: 46
Winato adalah mantan head of investment banking Citigroup Global Markets di Indonesia. Ia mendirikan Provident Capital Indonesia pada sembilan tahun lalu.
Bersama Saratoga Investama Sedaya, dia ikut berinvestasi dalam berbagai proyek seperti Tower Bersama. Belum lama ini, dia juga ikut mengantarkan PT Provident Agro Tbk masuk bursa.
Forbes Asia menyusun daftar orang terkaya itu berdasarkan kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga serta individu, bursa, analis, dan sumber-sumber lainnya.
Peringkat ini mencerminkan kekayaan keluarga, termasuk yang tersebar di keluarga jauh. Selain itu, kekayaan yang diperoleh dari perusahaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar mata uang per 8 November 2013.
Sementara itu, dasar penghitungan untuk perusahaan tertutup menggunakan perusahaan sejenis yang sahamnya diperdagangkan secara publik sebagai pembanding.
Tergerus harga komoditasMeski menyandang orang terkaya, tak selamanya para miliarder Indonesia itu mampu mempertahankan nilai hartanya. Beberapa orang kaya RI itu, sempat mengalami kondisi yang cukup sulit. Terutama, karena tekanan harga komoditas di pasar global.
Harga komoditas yang lebih rendah telah menggerus banyak kekayaan orang kaya Indonesia tahun ini. Dalam sembilan bulan pertama 2013, sektor pertambangan termasuk yang terpuruk di Bursa Efek Indonesia.
Pergerakan indeks saham sektor pertambangan terpangkas 21 persen dibandingkan kenaikan 1 persen pada indeks harga saham gabungan (IHSG).
Meskipun sinyal menunjukkan permintaan dari China mulai pulih, dan India membutuhkan lebih banyak batu bara, harga tetap rendah. Sebab, pasokan komoditas itu cukup melimpah.
Selain itu, kekhawatiran jangka panjang tentang prospek batu bara mulai muncul, seiring pengembangan serpih minyak sebagai sumber energi murah di Amerika Serikat.
Kondisi itu ikut memicu tergerusnya kekayaan pengusaha batu bara RI. Dari delapan pebisnis tambang batu bara dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia itu, nilai kekayaan turun 18 persen menjadi US$10,2 miliar dibanding dua tahun lalu.
Pundi-pundi kekayaan Low Tuck Kwong yang mencapai US$3,7 miliar dua tahun lalu, tahun ini terpangkas 32 persen menjadi US$1,37 miliar atau Rp16 triliun.
Bahkan, Kiki Barki mencatat penurunan tajam pada kekayaannya seiring terpuruknya harga saham PT Harum Energy Tbk. Kekayaan Kiki Barki anjlok 37 persen menjadi hanya US$680 juta atau Rp7,9 triliun.
Kondisi serupa juga dialami Garibaldi Thohir dan Benny Subianto. Sebagian kekayaan mereka diperoleh dari pengoperasian perusahaan tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk.
Harga saham Adaro kini telah pulih dari penurunan pada September, meski masih tergerus 15 persen dibanding tahun lalu.
Di antara pebisnis di sektor itu, hanya Peter Sondakh yang mampu mencatat peningkatan kekayaan dari kepemilikan saham di perusahaan batu bara. Harga saham PT Golden Eagle Energy Tbk yang dimilikinya menguat, karena melaporkan keuntungan yang lebih tinggi.
Sementara itu, keberuntungan diraih Theodore Rachmat. Sebab, dia memperoleh tambahan kekayaan dari aset lainnya, termasuk kepemilikan pada agen sepeda motor, Daya Adicipta Mustika.
Berikut nilai kekayaan sebagian orang kaya RI di bidang usaha batu bara:
1. Peter SondakhUsia: 61
Kekayaan: US$2,7 miliar atau Rp31,5 triliun.
Peringkat: 8
2. Theodore RachmatUsia: 69
Kekayaan: US$1,9 miliar atau Rp22,2 triliun.
Peringkat: 14
3. Low Tuck KwongUsia: 65
Kekayaan: US$1,37 miliar atau Rp16 triliun.
Peringkat: 21
4. Garibadi ThohirUsia: 48
Kekayaan: US$960 juta atau Rp11,2 triliun.
Peringkat: 30
5. Benny SubiantoUsia: 71
Kekayaan: US$790 juta atau Rp9,2 triliun.
Peringkat: 37
6. Kiki BarkiUsia: 73
Kekayaan: US$680 juta atau Rp7,9 triliun.
Peringkat: 43
Untuk melihat daftar lengkap 50 orang terkaya Indonesia itu, silakan klik tautan ini. (asp)