Video Joged PORNO Viral, Disbud Dituding Kecolongan
Dekornas Puskor Hindunesia, IB Susena menyayangkan kesenian Joged Bumbung yang diplesetkan jadi Joged Porno pada aksi amal Trail Adventure di Desa Les, Tejakula, Buleleng, Minggu (19/11) lalu.
Apalagi video joged porno itu kemudian menjadi viral di media sosial dan menjadi bahan pergunjingan netizen.
“Dengan demikian, pihak luar justru akan menilai bahwa tatanan hidup orang Bali sudah tidak memiliki pegangan yang kuat,” ungkapnya.Dikatakan lebih lanjut, pihaknya memandang perlu adanya lembaga independen guna memberikan masukan dan koreksi yang konstruktif kepada pemerintah baik eksekutif maupun legislatif.
Gus Susena mengatakan bahwa dengan adanya pementasan joged porno ini, Instansi Pemerintahan di Bidang Kesenian dan Budaya kecolongan.
Dengan demikian, Gus Susena berharap agar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali beserta jajaranya hingga di Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembinaan terhadap sekaa Joged yang terindikasi praktik pornografi saat pentas.
Selain itu, masyarakat baik pengundang maupun penyuguh (sekaa joged, Red) untuk mengembalikan pakem joged bumbung sebagai tarian balih-balihan yang beretika sesuai dengan tata krama ketimuran.
“Kami berharap masyarakat baik yang mengundang maupun yang pentas untuk selalu memperhatikan pakem tari joged bumbung tersebut yang sesuai dengan etika dan tradisi Bali,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, IB Susena juga mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan ditembuskan kepada Gubernur Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali, MUDP Provinsi Bali, dan PHDI Provinsi Bali.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Bratha saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan beredarnya video joged porno di Bali.
Hal ini menurutnya sangat merendahkan keberadaan kesenian di Bali. Bahkan, hingga saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Disbud Buleleng untuk mencari sekaa joged tersebut.
“Kami terus berkoordinasi dengan Disbud Buleleng untuk terus mencari keberadaan si penari dan sekaa joged untuk diberikan pembinaan, karena kewenangan Disbud hanya sebatas pembinaan saja,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya di Disbud Provinsi telah rutin melaksanakan pembinaan sekaa jogged setiap tahunnya. Bahkan, beberapa bulan lalu dalam rangka gelaran Bali Mandara Mahalango Disbud Bali telah menggelar lomba jogged bumbung.
“Kami sudah lakukan pembinaan seka joged sebelum ada lomba saat mahalango, dan semuanya tampil baik dan sesuai pakem,” tegasnya.
Pun demikian, menyikapi kondisi masih adanya tarian joged berbau porno pihaknya akan lebih gencar melaksanakan koordinasi bersama perangkat desa hingga yang terbawah.
“Seperti halnya Perbekel, Jero Bendesa, bahkan hingga Kepala Dusun sekalipun. Hal ini untuk memberikan pembinaan di tingkat dasar terhadap masyarakatnya,” paparnya.
Di lain pihak, Komisioner Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KPPAD Provinsi Bali, Kadek Ariasa turut mengapresiasi langkah kepolisian yang tengah mengejar pihak penyelenggara acara bertajuk sosial yang melecehkan nilai seni budaya Bali.
Menurutnya, perlu dilakukan tindakan tegas terhadap semua pihak melanggar hokum sesuai dengan UU dan norma yang berlaku.
Selain itu, Ariasa khawatir pementasan ini akan menimbulkan unsur kekerasan fisik terhadap anak-anak yang ikut menonton.
Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan sehingga kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya. Sebab, jika dibiarkan bergulir dikhawatirkan akan merusak moral generasi penerus bangsa.( source )
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment