3 Films Indonesia di Festival Films from the South di Oslo
Tiga film karya sutradara Indonesia, Joko Anwar -- Kala, Pintu Terlarang, dan Modus Anomali, hadir pada Festival Films from the South di Oslo, yang berlangsung pada 4 - 14 Oktober ini.
Dua tahun lalu Joko juga diundang bersama sutradara senior Garin Nugroho, tetapi sayang tidak dapat hadir karena sibuk dengan proyek film musikalnya.
Tidak hanya Joko, Dubes RI di Oslo Esti Andayani juga mengaku bangga keempat film Indonesia diputar pada festival ini.
Esti juga mengapresiasi penyelenggaraan acara dan perhatian yang diberikan panitia kepada film Indonesia. "Indonesia banyak menghasilkan film bermutu dan bernilai artistik. Senang dapat melihat film Indonesia diputar pada berbagai festival dunia," ujarnya.
Sementara
Artistic Director Films from the South, Lasse Skagen, menyebut perfilman
Indonesia mewakili Asia dan telah menghasilkan banyak film
berkualitas. "Oleh karena itu, perfilman Indonesia patut diamati,"
katanya.
Ditanya mengenai genre filmnya, Joko mengungkapkan tidak ingin distereotipekan dengan aliran tertentu. Berbagai filmnya menampilkan genre berbeda, seperti komedi pada Janji Joni, thriller pada Kala, Pintu Terlarang, dan Modus Anomali. Kini dia tengah mengerjakan genre drama.
Follow @focusglobalTK
Film Indonesia di Festival Oslo
|
Di samping tiga film karya Joko Anwar, film Kebun Binatang yang
disutradarai Edwin juga turut diputar pada festival ini. Demikian
disampaikan Sekretaris III KBRI Oslo, Dyah Wisnu Kusumawardani, Sabtu
(13/10/2012).
Festival Films from the South
adalah ajang tahunan di Oslo, Norwegia, yang membawa sineas dan film
dari berbagai negara yang umumnya negara berkembang untuk ditampilkan
di Norwegia.
Selain mengenalkan budaya asing melalui film pascatragedi 22 Juli,
acara ini juga adalah alat efektif dalam meningkatkan integrasi
masyarakat di Norwegia yang kini semakin multikultural.
"Saya sangat senang akhirnya dapat hadir di Oslo," kata Joko.
Dua tahun lalu Joko juga diundang bersama sutradara senior Garin Nugroho, tetapi sayang tidak dapat hadir karena sibuk dengan proyek film musikalnya.
Tidak hanya Joko, Dubes RI di Oslo Esti Andayani juga mengaku bangga keempat film Indonesia diputar pada festival ini.
Esti juga mengapresiasi penyelenggaraan acara dan perhatian yang diberikan panitia kepada film Indonesia. "Indonesia banyak menghasilkan film bermutu dan bernilai artistik. Senang dapat melihat film Indonesia diputar pada berbagai festival dunia," ujarnya.
Dia mengaku sudah lama mengikuti jejak karier Joko.
"Perkembangan karyanya, dan kami sangat senang akhirnya dapat
menghadirkan Joko di Oslo," ujarnya.
Joko
sendiri menilai perfilman Indonesia belum menjadi industri sehingga
sutradara masih harus datang sendiri ke pemilik bioskop untuk meminta
filmnya diputar.
Joko juga menyampaikan,
perkembangan perfilman Indonesia kini semakin maju, sementara dia
sendiri mengaku belajar film secara otodidak dengan langsung terjun di
lapangan.
Ditanya mengenai genre filmnya, Joko mengungkapkan tidak ingin distereotipekan dengan aliran tertentu. Berbagai filmnya menampilkan genre berbeda, seperti komedi pada Janji Joni, thriller pada Kala, Pintu Terlarang, dan Modus Anomali. Kini dia tengah mengerjakan genre drama.
Joko mengatakan, karakteristik penyampaian ceritanya disampaikan melalui pengambilan dan editing gambar yang sesuai dengan setting waktu yang dapat disebut timeless.
Masterclass Joko
mendapatkan sambutan hangat dari publik, pengamat, dan pencinta film
di Oslo, dengan diskusi cukup interaktif dan tentu saja tepuk tangan
panjang untuk Joko. [sumber]
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment