Breaking News
Loading...
Loading...
May 9, 2012

30% Traffic Internet Dikuasai Pornografi

Sebuah kelompok musikal Avenue Q pernah membuat lagu berjudul "The Internet is for Porn". Tampaknya, lagu itu tepat untuk menggambarkan kondisi internet saat ini.

Mengutip laman Daily Mail, sebuah survei mengungkap bahwa sekitar 30 persen dari seluruh trafik internet digunakan untuk pornografi. Data ini terbilang mengejutkan, apalagi situs porno juga memiliki trafik tinggi.

Situs porno terbesar, Xvideos, tercatat memiliki pageview lebih dari 4,4 miliar dan 350 juta unique visitor tiap bulan. Ini merupakan data yang dilaporkan situs Extreme Tech.

Jumlah pengunjung sebesar itu hanya bisa dilewati oleh situs besar, seperti Google dan Facebook. Data ini terungkap dari figur pengunjung Xvideo dari DoubleClick Ad Planner milik Google, yang menggunakan cookie untuk mengumpulkan informasi pengguna.

Kalkulasi kemudian dilakukan, dengan menghitung rata-rata waktu yang dihabiskan di situs Xvideo, yaitu 15 menit, dengan asumsi streaming video dengan resolusi rendah.

Hasilnya, didapatkan perhitungan bahwa 29 petabyte pornografi ditransfer tiap bulan. Ini setara dengan 50 GB per detik.

Perhitungan ini bisa naik menjadi 35 hingga 40 PB tiap bulan, setelah dipelajari kalau situs porno lain, YouPorn, dan mendapatkan ada 100 juta pageview, serta transfer rata-rata 950 terabyte tiap hari. Itu setara 10 dual-layer DVD per detik.

Perbandingan dilakukan dengan YouPorn sebagai situs porno terbesar ketiga, untuk mengetahui berapa banyak data yang ditransfer keluar dari server situs sejenis.

Di waktu padat (peak times), diperkirakan streaming Xvideo mencapai 1.000 gigabyte per detik. Ini setara dengan seperlimabelas dari total konektivitas antara London dan New York.

TheExtremeTech juga menyebut YouPorn memiliki 2 persen trafik internet. Sedangkan 30 persen trafik dari seluruh internet di dunia dilakukan terkait pornografi.

Beberapa waktu lalu, peretas membocorkan email dan akun pengguna YouPorn. Setidaknya ada 6.433 pengguna YouPorn yang terungkap, setelah provider pihak ketiga gagal mengamankan data pengguna. (umi)
sumber
Back To Top