Software Open Source Akan Mendominasi pada 2013
Menurut sebuah riset Gartner, pada 2013 teknologi Open Source akan mendominasi solusi software di industri modern dan komersial.
General Manager for ASEAN Red Hat Damien Wong menjelaskan kondisi tersebut harus dimanfaatkan, khususnya bagi pengembang software lokal untuk membuat software berbasis open source lebih banyak lagi.
"Mengutip riset dari Gartner, teknologi open source akan digunakan pada 85 persen solusi software di industri modern dan komersial," kata Damien di Media Luncheon Red Hat Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Di 2014, sedikitnya 75 persen dari software open source yang dikelola oleh perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian investasi (return of investment) yang positif. Apalagi investasi untuk memakai software open source pun tidak mahal sehingga tidak akan membebani biaya investasi perusahaan.
Dengan peluang tersebut, Red Hat sebagai salah satu pengembang software berbasis open source akan fokus menggarap pasar sistem operasi (OS) dan middleware di Indonesia.
Middleware adalah sistem software yang akan menghubungkan satu software dengan software lainnya. Saat ini, teknologi middleware tersebut sangat digemari oleh semua industri yang berhubungan dengan IT.
"Tahun ini kami memang akan fokus ke OS dan Middleware. Kesempatannya masih banyak," katanya.
Hingga saat ini tingkat adopsi software open source di Indonesia dinilai masih rendah. Namun masyarakat Indonesia juga tidak terlalu tinggi dalam memakai software resmi.
"Harga software resmi memang masih mahal, tapi masyarakat juga belum sadar tentang software open source yang murah. Sehingga pembajakan akan terjadi. Padahal pembajakan tidak akan terjadi jika software dijual murah," katanya.
Selain menggarap pasar OS dan middleware, Red Hat juga akan fokus menggarap pasar Cloud, Storage dan virtualisasi. Karena peminatnya belum besar, maka peluang untuk masuk ke pasar tersebut akan terbuka lebar.
sumber From
General Manager for ASEAN Red Hat Damien Wong menjelaskan kondisi tersebut harus dimanfaatkan, khususnya bagi pengembang software lokal untuk membuat software berbasis open source lebih banyak lagi.
"Mengutip riset dari Gartner, teknologi open source akan digunakan pada 85 persen solusi software di industri modern dan komersial," kata Damien di Media Luncheon Red Hat Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Di 2014, sedikitnya 75 persen dari software open source yang dikelola oleh perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian investasi (return of investment) yang positif. Apalagi investasi untuk memakai software open source pun tidak mahal sehingga tidak akan membebani biaya investasi perusahaan.
Dengan peluang tersebut, Red Hat sebagai salah satu pengembang software berbasis open source akan fokus menggarap pasar sistem operasi (OS) dan middleware di Indonesia.
Middleware adalah sistem software yang akan menghubungkan satu software dengan software lainnya. Saat ini, teknologi middleware tersebut sangat digemari oleh semua industri yang berhubungan dengan IT.
"Tahun ini kami memang akan fokus ke OS dan Middleware. Kesempatannya masih banyak," katanya.
Hingga saat ini tingkat adopsi software open source di Indonesia dinilai masih rendah. Namun masyarakat Indonesia juga tidak terlalu tinggi dalam memakai software resmi.
"Harga software resmi memang masih mahal, tapi masyarakat juga belum sadar tentang software open source yang murah. Sehingga pembajakan akan terjadi. Padahal pembajakan tidak akan terjadi jika software dijual murah," katanya.
Selain menggarap pasar OS dan middleware, Red Hat juga akan fokus menggarap pasar Cloud, Storage dan virtualisasi. Karena peminatnya belum besar, maka peluang untuk masuk ke pasar tersebut akan terbuka lebar.
sumber From
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment