Lokasi Pembantaian di Pulau Utoya Dibuka
Jumat 22 Juli 2011 lalu, Pulau Utoya di Norwegia menjadi lokasi pembantaian berdarah. Saat itu, pelaku, Anders Behring Breivik, dengan brutal mengarahkan senapan mesin ke para peserta kamp pemuda Partai Buruh. Sebanyak 69 di antaranya tewas.
Pasca pembantaian itu, polisi memutuskan untuk menutup pulau yang terletak 40 kilometer dari Ibukota, Oslo. Di hari yang sama, Breivik meledakkan bom di luar gedung perdana menteri dan menewaskan enam orang.
Hampir tiga bulan berlalu, pemerintah Norwegia akhirnya membuka Utoya pada wartawan. Senin 3 Oktober 2011, lebih dari 150 jurnalis dan fotografer dibawa ke pulau milik Partai Buruh tersebut.
Panyelenggara mengatakan, pihaknya akan membuka pulau tersebut bagi publik secara bertahap sembari menekankan, para pengunjung harus menghormati situs pembunuhan massal itu.
Pada Agustus 2011 lalu, sekitar 1.000 orang yang selamat dari tragedi, bersama keluarganya mengunjungi Utoya, didampingi polisi dan staf medis, untuk mengingat kenangan menyakitkan yang pernah mereka alami. Sehari sebelumnya, pulau itu didatangi keluarga korban tewas.
Sejumlah donor telah menjanjikan lebih dari US$5,5 juta dolar untuk merenovasi pulau yang memiliki fasilitas lapangan kemah, lapangan sepak bola, dan lapangan basket. Demikian disampaikan pemimpin organisasi pemuda Partai Buruh, Eskil Pedersen.
Dia menambahkan, Utoya memiliki peran penting dalam sejarah politik Norwegia. "Pulau itu sangat berarti bagi banyak orang. Tak ada satupun pulau di negara ini yang menentukan dunia perpolitikan, lebih dari Utoya," kata dia.
Partai buruh berencana mendirikan monumen di sana. Saat beraksi di Utoya, pelaku pembantaian, Anders Behring Breivik dilaporkan menggunakan sweater berlambang polisi. Pria 32 tahun itu adalah seorang berpaham sayap kanan ekstrim dan pembenci Islam.
(Brandon Sun)
sumber• VIVAnews
Pelaku teror di Oslo dan pulau Utoya Norwegia. (Daily Mail) |
Hampir tiga bulan berlalu, pemerintah Norwegia akhirnya membuka Utoya pada wartawan. Senin 3 Oktober 2011, lebih dari 150 jurnalis dan fotografer dibawa ke pulau milik Partai Buruh tersebut.
Panyelenggara mengatakan, pihaknya akan membuka pulau tersebut bagi publik secara bertahap sembari menekankan, para pengunjung harus menghormati situs pembunuhan massal itu.
Pada Agustus 2011 lalu, sekitar 1.000 orang yang selamat dari tragedi, bersama keluarganya mengunjungi Utoya, didampingi polisi dan staf medis, untuk mengingat kenangan menyakitkan yang pernah mereka alami. Sehari sebelumnya, pulau itu didatangi keluarga korban tewas.
Sejumlah donor telah menjanjikan lebih dari US$5,5 juta dolar untuk merenovasi pulau yang memiliki fasilitas lapangan kemah, lapangan sepak bola, dan lapangan basket. Demikian disampaikan pemimpin organisasi pemuda Partai Buruh, Eskil Pedersen.
Dia menambahkan, Utoya memiliki peran penting dalam sejarah politik Norwegia. "Pulau itu sangat berarti bagi banyak orang. Tak ada satupun pulau di negara ini yang menentukan dunia perpolitikan, lebih dari Utoya," kata dia.
Partai buruh berencana mendirikan monumen di sana. Saat beraksi di Utoya, pelaku pembantaian, Anders Behring Breivik dilaporkan menggunakan sweater berlambang polisi. Pria 32 tahun itu adalah seorang berpaham sayap kanan ekstrim dan pembenci Islam.
(Brandon Sun)
sumber• VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment