Domain .xxx Go Online
FOCUS-GLOBAL.CO.CC - Domain .xxx Akhirnya Go Online Ingat wacana terkait domain .xxx yang dibuat untuk menampung segala bentuk konten dewasa dalam Web? Ya, setelah direstui oleh dewan direksi Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) bulan Maret lalu, akhirnya domain mesum tersebut dibuka secara resmi untuk bisnis.
Setelah melalui perdebatan alot antara pemangku kepentingan dan regulator selama satu dekade terakhir, akhirnya domain .xxx resmi menjadi domain khusus situs pornografi.
Setelah direstui ICANN, badan pengelola domain AS, domain .xxx kini sudah terdaftar pada Domain Name System dan bisa disejajarkan dengan domain-domain populer lain, seperti .com, .gov, .net, .uk, dan sebagainya.
Tiga domain yang terdaftar pertama adalah porn.xxx, sex.xxx, dan xxx.xxx, yang mana ketiganya digunakan untuk mempromosikan domain .xxx.
Sebetulnya, tambahan domain mesum ini telah diusulkan pertama kali pada tahun 2000, sekitar sebelas tahun yang lalu. ICANN baru bisa menyetujui domain tersebut pada tahun 2005. Namun, rencana itu diblokir oleh pemerintahan Bush yang sebelumnya didesak oleh berbagai kelompok umat Nasrani di AS.
ICM Registry, perusahaan di belakang .xxx, menggugat dan memaksa regulator untuk kembali menyetujui rencananya. Oposisi pemerintah AS jatuh ketika administrasi Obama mengambil alih kekuasaan. ICANN pun kemudian mengambil keputusan tanpa menghiraukan pemerintah dan mengabaikan keberatan oleh sejumlah negara konservatif.
Sebaliknya, sebuah organisasi perdagangan, Free Speech Coalition, mengatakan bahwa domain .xxx hanya akan memudahkan langkah pemerintah untuk memblokir situs-situs porno. Arab Saudi dan India telah memastikan akan memblokir seluruh alamat Web yang berdomain .xxx. Di Indonesia, beberapa ISP masih membuka akses ke situs-situs berdomain .xxx.
ICM Registry dan CEO-nya, Stuart Lawley bersiap mengeruk keuntungan dari domain baru ini. Sebab, perusahaan itu yang akan berwenang mengumpulkan dana dari para pengguna domain .xxx.
Lawley berencana memungut biaya US$60 (setara Rp521.000) per tahun bagi siapapun yang berniat menggunakan domain ini. Harga ini jauh lebih besar dari penyedia domain lain seperti .com yang memungut biaya sekitar US$10 (setara Rp86.000), bahkan kurang.
Lawley optimistis bakal menjual 500.000 domain sepanjang musim panas ini. "Ini akan sangat menguntungkan," ujar dia, seperti dimuat AP, beberapa waktu lalu. (eh) sumber :• VIVAnews
otakku.com |
Setelah direstui ICANN, badan pengelola domain AS, domain .xxx kini sudah terdaftar pada Domain Name System dan bisa disejajarkan dengan domain-domain populer lain, seperti .com, .gov, .net, .uk, dan sebagainya.
Tiga domain yang terdaftar pertama adalah porn.xxx, sex.xxx, dan xxx.xxx, yang mana ketiganya digunakan untuk mempromosikan domain .xxx.
Sebetulnya, tambahan domain mesum ini telah diusulkan pertama kali pada tahun 2000, sekitar sebelas tahun yang lalu. ICANN baru bisa menyetujui domain tersebut pada tahun 2005. Namun, rencana itu diblokir oleh pemerintahan Bush yang sebelumnya didesak oleh berbagai kelompok umat Nasrani di AS.
ICM Registry, perusahaan di belakang .xxx, menggugat dan memaksa regulator untuk kembali menyetujui rencananya. Oposisi pemerintah AS jatuh ketika administrasi Obama mengambil alih kekuasaan. ICANN pun kemudian mengambil keputusan tanpa menghiraukan pemerintah dan mengabaikan keberatan oleh sejumlah negara konservatif.
Sebaliknya, sebuah organisasi perdagangan, Free Speech Coalition, mengatakan bahwa domain .xxx hanya akan memudahkan langkah pemerintah untuk memblokir situs-situs porno. Arab Saudi dan India telah memastikan akan memblokir seluruh alamat Web yang berdomain .xxx. Di Indonesia, beberapa ISP masih membuka akses ke situs-situs berdomain .xxx.
ICM Registry dan CEO-nya, Stuart Lawley bersiap mengeruk keuntungan dari domain baru ini. Sebab, perusahaan itu yang akan berwenang mengumpulkan dana dari para pengguna domain .xxx.
Lawley berencana memungut biaya US$60 (setara Rp521.000) per tahun bagi siapapun yang berniat menggunakan domain ini. Harga ini jauh lebih besar dari penyedia domain lain seperti .com yang memungut biaya sekitar US$10 (setara Rp86.000), bahkan kurang.
Lawley optimistis bakal menjual 500.000 domain sepanjang musim panas ini. "Ini akan sangat menguntungkan," ujar dia, seperti dimuat AP, beberapa waktu lalu. (eh) sumber :• VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment