Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI)
FOCUS-GLOBAL.CO.CC - Pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi hari ini, Selasa 8 Februari 2011, diperkirakan memburu saham-saham perbankan.
Saham-saham di sektor finansial tersebut masuk dalam sepuluh besar saham teraktif dan mampu menahan kejatuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI pada perdagangan awal pekan ini. Tercatat, indeks saham sektor perbankan menguat 1,24 poin atau 0,28 persen menjadi 434,38, di saat IHSG turun 8,46 (0,24 persen) ke level 3.487,71.
Menurut Associate Director PT UOB Kay Hian Securities, Stefanus P Susanto, dari saham sektor bank, terlihat saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) memimpin pergerakan indeks dengan peningkatan harga saham sebesar Rp250 atau 4,10 persen menjadi Rp6.350 pada penutupan perdagangan Senin 7 Februari 2011.
"Kenaikan saham Danamon lebih didorong oleh rumor penjualan saham oleh pemegang saham pengendali, yakni Temasek Group kepada Bank DBS. Tapi, rumor ini tidak benar karena DBS sudah membantah. Tapi, entah kenapa rumor ini masih terus bergerak di pasar," ujar dia ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Kendati demikian, saham perbankan yang paling aktif ditransaksikan adalah PT Bank Mandiri Tbk. Saham dengan kode BMRI ini tercatat masuk dalam 10 besar daftar efek yang paling banyak atau aktif ditransaksikan pada perdagangan Senin. BMRI bercokol di posisi tiga dengan frekuensi sebanyak 2.015 kali, dengan penguatan harga Rp50 (0,84 persen) ke level Rp6.000.
Namun, pada awal pekan ini, saham BMRI tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) yaitu mencapai 23.884 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 65.360 lot.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bercokol di urutan empat dengan frekuensi sebanyak 1.738 kali. Namun, harga saham melemah Rp25 atau 0,51 persen di posisi Rp4.875, di mana terjadi transaksi sebesar 61.459 lot dan menyisakan sisa penawaran beli 9.567 lot.
Sementara itu, saham Bank Danamon berada di posisi 30 karena tercatat memiliki frekuensi hanya sebanyak 696 kali, dengan harga saham menguat Rp250 (4,09 persen) menjadi Rp6.350. Saham bank swasta nasional tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 25.758 lot, dengan transaksi yang terjadi sebanyak 53.451 lot.
Menurut Teuku Hendry Andrean, research analyst PT Woori Korindo Securities Indonesia, BMRI masih menarik minat beli investor karena terkait rencana penawaran umum terbatas (rights issue) sebanyak 2,33 miliar saham dengan harga sebesar Rp5.000 per unit. "Selain itu, kinerja 2010 dan hasil IPO Garuda yang sebagian bakal masuk ke perseroan turut menjadi sentimen positif," ujarnya.
Untuk saham Bank Danamon, kata analis perusahaan asing tersebut, selain terkait prospek kinerja 2010, ada kabar perseroan akan diambil perusahaan perbankan asing. "Kalau BBRI terkait prospek 2010 dan kenaikan BI Rate," kata Hendry.
Sementara itu, Stefanus mengatakan saham-saham sektor perbankan masih menarik dikoleksi karena harga sahamnya sudah murah dan prospek kinerja masih menjanjikan. (art)
• VIVAnews
Saham-saham di sektor finansial tersebut masuk dalam sepuluh besar saham teraktif dan mampu menahan kejatuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI pada perdagangan awal pekan ini. Tercatat, indeks saham sektor perbankan menguat 1,24 poin atau 0,28 persen menjadi 434,38, di saat IHSG turun 8,46 (0,24 persen) ke level 3.487,71.
Menurut Associate Director PT UOB Kay Hian Securities, Stefanus P Susanto, dari saham sektor bank, terlihat saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) memimpin pergerakan indeks dengan peningkatan harga saham sebesar Rp250 atau 4,10 persen menjadi Rp6.350 pada penutupan perdagangan Senin 7 Februari 2011.
"Kenaikan saham Danamon lebih didorong oleh rumor penjualan saham oleh pemegang saham pengendali, yakni Temasek Group kepada Bank DBS. Tapi, rumor ini tidak benar karena DBS sudah membantah. Tapi, entah kenapa rumor ini masih terus bergerak di pasar," ujar dia ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Kendati demikian, saham perbankan yang paling aktif ditransaksikan adalah PT Bank Mandiri Tbk. Saham dengan kode BMRI ini tercatat masuk dalam 10 besar daftar efek yang paling banyak atau aktif ditransaksikan pada perdagangan Senin. BMRI bercokol di posisi tiga dengan frekuensi sebanyak 2.015 kali, dengan penguatan harga Rp50 (0,84 persen) ke level Rp6.000.
Namun, pada awal pekan ini, saham BMRI tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) yaitu mencapai 23.884 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 65.360 lot.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bercokol di urutan empat dengan frekuensi sebanyak 1.738 kali. Namun, harga saham melemah Rp25 atau 0,51 persen di posisi Rp4.875, di mana terjadi transaksi sebesar 61.459 lot dan menyisakan sisa penawaran beli 9.567 lot.
Sementara itu, saham Bank Danamon berada di posisi 30 karena tercatat memiliki frekuensi hanya sebanyak 696 kali, dengan harga saham menguat Rp250 (4,09 persen) menjadi Rp6.350. Saham bank swasta nasional tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 25.758 lot, dengan transaksi yang terjadi sebanyak 53.451 lot.
Menurut Teuku Hendry Andrean, research analyst PT Woori Korindo Securities Indonesia, BMRI masih menarik minat beli investor karena terkait rencana penawaran umum terbatas (rights issue) sebanyak 2,33 miliar saham dengan harga sebesar Rp5.000 per unit. "Selain itu, kinerja 2010 dan hasil IPO Garuda yang sebagian bakal masuk ke perseroan turut menjadi sentimen positif," ujarnya.
Untuk saham Bank Danamon, kata analis perusahaan asing tersebut, selain terkait prospek kinerja 2010, ada kabar perseroan akan diambil perusahaan perbankan asing. "Kalau BBRI terkait prospek 2010 dan kenaikan BI Rate," kata Hendry.
Sementara itu, Stefanus mengatakan saham-saham sektor perbankan masih menarik dikoleksi karena harga sahamnya sudah murah dan prospek kinerja masih menjanjikan. (art)
• VIVAnews
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment