40 Siswi SMPN 2 Pangkalan Kesurupan
FOCUS-GLOBAL.CO.CC, RENGAT - Sedikitnya 40 siswi SMP Negeri 2 Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), mengalami kesurupan saat melaksanakan upacara bendera, Senin (7/2) pagi.
Diduga, kesurupan itu berasal dari asap bau kemenyan yang dihirup siswi saat upacara berlangsung. Khawatir semakin banyak siswi mengalami kesurupan, sekolah lantas memulangkan siswanya lebih awal dari jadwal biasa.
Pihak sekolah juga meminta para orangtua untuk menjemput siswi yang kesurupan. Akibatnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu. Kepala SMP Negeri 2 Pangkalan Kasai, Jeni Masbiah, mengungkapkan, peristiwa kesurupan itu pertama kali dialami siswi kelas VII.
Siswi tersebut kesurupan saat Jeni tengah memberikan amanat apel bendera hari Senin. "Awalnya satu orang, kemudian menular ke siswi lainnya hingga mencapai sekitar 40 orang," jelasnya.
Dari keterangan beberapa orang guru dan siswi, kesurupan itu berawal asap berbau kemenyan saat upacara berlangsung. Kebetulan pagi itu, tidak jauh dari lingkungan sekolah, ada yang membakar sampah. "Saya juga mencium asap, tapi hanya aroma kebakaran biasa," ujarnya.
Melihat siswinya menjerit-jerit dan mengigau, sekolah lantas membacakan Surat Yasin. Namun, itu malah membuat siswi yang sudah kesurupan makin menjerit dan meronta seraya meminta agar sekolah tidak menebang dua pohon beringin yang ada di lingkungan sekolah tidak di tebang.
"Memang ada dua pohon beringin di pekarangan sekolah dan rencananya akan di tumbang karena sampah dari daun pohon selalu berserakan di pekarangan sekolah. Selain itu, perkarangan agak gelap karena terlindung pohon," jelas Jeni.
Beruntung dari beberapa orangtua siswi yang datang ke sekolah dapat membantu menenangkan anaknya yang kesurupan. Sekitar pukul 11.00 WIB seluruh siswi yang kesurupan sudah bisa di bawa pulang oleh orangtuanya masing-masing.
"Berdasarkan keterangan orang pintar yang datang ke sekolah, pada dua pohon beringin tersebut memang ada penunggunya. Bahkan pada ruangan saya juga ada penunggunya dan belangakan ini mulai terusik," jelas Jeni.
Ke depan, sekolah akan meminta persetujuan wali murid, tokoh masyarakat dan orang pintar terkait rencana menebang pohon beringin tersebut. Sedangkan kegiatan yasinan yang dilakukan setiap Jumat akan tetap dilakukan seperti biasanya.(*)
Diduga, kesurupan itu berasal dari asap bau kemenyan yang dihirup siswi saat upacara berlangsung. Khawatir semakin banyak siswi mengalami kesurupan, sekolah lantas memulangkan siswanya lebih awal dari jadwal biasa.
Pihak sekolah juga meminta para orangtua untuk menjemput siswi yang kesurupan. Akibatnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu. Kepala SMP Negeri 2 Pangkalan Kasai, Jeni Masbiah, mengungkapkan, peristiwa kesurupan itu pertama kali dialami siswi kelas VII.
Siswi tersebut kesurupan saat Jeni tengah memberikan amanat apel bendera hari Senin. "Awalnya satu orang, kemudian menular ke siswi lainnya hingga mencapai sekitar 40 orang," jelasnya.
Dari keterangan beberapa orang guru dan siswi, kesurupan itu berawal asap berbau kemenyan saat upacara berlangsung. Kebetulan pagi itu, tidak jauh dari lingkungan sekolah, ada yang membakar sampah. "Saya juga mencium asap, tapi hanya aroma kebakaran biasa," ujarnya.
Melihat siswinya menjerit-jerit dan mengigau, sekolah lantas membacakan Surat Yasin. Namun, itu malah membuat siswi yang sudah kesurupan makin menjerit dan meronta seraya meminta agar sekolah tidak menebang dua pohon beringin yang ada di lingkungan sekolah tidak di tebang.
"Memang ada dua pohon beringin di pekarangan sekolah dan rencananya akan di tumbang karena sampah dari daun pohon selalu berserakan di pekarangan sekolah. Selain itu, perkarangan agak gelap karena terlindung pohon," jelas Jeni.
Beruntung dari beberapa orangtua siswi yang datang ke sekolah dapat membantu menenangkan anaknya yang kesurupan. Sekitar pukul 11.00 WIB seluruh siswi yang kesurupan sudah bisa di bawa pulang oleh orangtuanya masing-masing.
"Berdasarkan keterangan orang pintar yang datang ke sekolah, pada dua pohon beringin tersebut memang ada penunggunya. Bahkan pada ruangan saya juga ada penunggunya dan belangakan ini mulai terusik," jelas Jeni.
Ke depan, sekolah akan meminta persetujuan wali murid, tokoh masyarakat dan orang pintar terkait rencana menebang pohon beringin tersebut. Sedangkan kegiatan yasinan yang dilakukan setiap Jumat akan tetap dilakukan seperti biasanya.(*)
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment