Densus 88 Antiteror Polri Dilikuidasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Restruktur Polri rupanya tidak hanya akan melebur kepolisian wilayah (Polwil) dan kepolisian wilayah kota besar (Polwiltabes) di daerah. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polri pun dipastikan akan terkena imbasnya.
Densus, di masa yang akan datang tidak akan lagi ada ditemukan di struktur kepolisian daerah (Polda). Mereka akan ditarik ke Mabes Polri dan bertransformasi menjadi sebuah korps laiknya brigade mobile (Brimob).
"Di wilayah nanti hanya ada CRT (crisis respond team), sebagai pemukul yang sudah dididik di Amerika. Nantinya (CRT) ada di bawah Dan Sat Brimobda (Komandan Satuan Brigade Mobile Daerah)," kata Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Kamis (3/6/2010).
Densus akan dipimpin oleh jenderal bintang dua, bukan lagi jenderal bintang satu seperti yang sekarang ini. Detasemen itu hanya akan mengurusi pengambilan kebijakan di pusat. Namun, mereka akan flexibel jika suatu waktu diperlukan tenaganya.
"Densus bukan dibubarkan, tapi dilikuidasi. Di sektornya nanti dia akan jadi CRT," tambah Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Zainuri Lubis.
Hal serupa juga akan berlaku bagi Direktorat Lalu Lintas (Dir Lantas). Dir Lantas akan dilebur menjadi sebuah korps dibawah pimpinan Jenderal bintang dua. Saat ini, Dir Lantas dipimpin jenderal bintang satu.
Lalu lintas nantinya akan langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kapolri. Sementara untuk proses peleburan Polwil dan Polwiltabes, administrasinya saat ini sedang berjalan. Kedepan, Polwil dan Polwiltabes akan menjadi Polrestabes dan Polresta.
"Pengelolaan keuangan Polwil kami serahkan ke Polres," jelasnya.
Pos polisi (Pos Pol) pun, dikatakan jenderal bintang empat itu tidak akan ada lagi dan diganti dengan kepolisian sub sektor dibawah Polsek.
"Jumlahnya (Sub sektor) 500, yang kemungkinan apakah sebagai Subsaker atau apa akan dikoordinasikan dengan BPK yang tidak menyalahi aturan keuangan negara," tuturnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kinerja reserse dan mengurangi penyimpangan-penyimpangan tugas dan wewenang yang rentan terjadi di korps tersebut, Kapolri mengaku telah dan akan terus berupaya "mengeroyok" reserse.
"Seluruh Kanit Serse, 7850 orang, sedang dicuci di Wisma Kinansih. Kita tidak ingin serse bermasalah. Masih ada penyiksaan, masih ada rekayasa. 1000 SAG untuk memenuhi kebutuhan Serse. Seluruh Polres kita panggil, kita undang ESQ. Yang punya dosa kita bersihkan. Setidaknya mendorong untuk berubah. Insya Allah akan ada perubahan ke depan. Kita masih berusaha untuk lakukan upaya perbaikan," paparnya.
Densus, di masa yang akan datang tidak akan lagi ada ditemukan di struktur kepolisian daerah (Polda). Mereka akan ditarik ke Mabes Polri dan bertransformasi menjadi sebuah korps laiknya brigade mobile (Brimob).
"Di wilayah nanti hanya ada CRT (crisis respond team), sebagai pemukul yang sudah dididik di Amerika. Nantinya (CRT) ada di bawah Dan Sat Brimobda (Komandan Satuan Brigade Mobile Daerah)," kata Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Kamis (3/6/2010).
Densus akan dipimpin oleh jenderal bintang dua, bukan lagi jenderal bintang satu seperti yang sekarang ini. Detasemen itu hanya akan mengurusi pengambilan kebijakan di pusat. Namun, mereka akan flexibel jika suatu waktu diperlukan tenaganya.
"Densus bukan dibubarkan, tapi dilikuidasi. Di sektornya nanti dia akan jadi CRT," tambah Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Zainuri Lubis.
Hal serupa juga akan berlaku bagi Direktorat Lalu Lintas (Dir Lantas). Dir Lantas akan dilebur menjadi sebuah korps dibawah pimpinan Jenderal bintang dua. Saat ini, Dir Lantas dipimpin jenderal bintang satu.
Lalu lintas nantinya akan langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kapolri. Sementara untuk proses peleburan Polwil dan Polwiltabes, administrasinya saat ini sedang berjalan. Kedepan, Polwil dan Polwiltabes akan menjadi Polrestabes dan Polresta.
"Pengelolaan keuangan Polwil kami serahkan ke Polres," jelasnya.
Pos polisi (Pos Pol) pun, dikatakan jenderal bintang empat itu tidak akan ada lagi dan diganti dengan kepolisian sub sektor dibawah Polsek.
"Jumlahnya (Sub sektor) 500, yang kemungkinan apakah sebagai Subsaker atau apa akan dikoordinasikan dengan BPK yang tidak menyalahi aturan keuangan negara," tuturnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kinerja reserse dan mengurangi penyimpangan-penyimpangan tugas dan wewenang yang rentan terjadi di korps tersebut, Kapolri mengaku telah dan akan terus berupaya "mengeroyok" reserse.
"Seluruh Kanit Serse, 7850 orang, sedang dicuci di Wisma Kinansih. Kita tidak ingin serse bermasalah. Masih ada penyiksaan, masih ada rekayasa. 1000 SAG untuk memenuhi kebutuhan Serse. Seluruh Polres kita panggil, kita undang ESQ. Yang punya dosa kita bersihkan. Setidaknya mendorong untuk berubah. Insya Allah akan ada perubahan ke depan. Kita masih berusaha untuk lakukan upaya perbaikan," paparnya.
***********Semua artikel, gambar, video, dan berita yang ditampilkan di blog ini adalah milik masing-masing pemilik. Kami tidak memegang hak cipta. semua artikel ini telah dikumpulkan dari berbagai sumber publik termasuk website yang berbeda, mengingat berada dalam domain publik. Jika ada seorang yang keberatan untuk menampilkan gambar apapun dan berita, mohon kirimkan email anda ke focusglobal@brew-master.com kami akan segera menghapusnya,dari blog ini.Terimaksih********
0 Leave Your Comment :
Post a Comment
Thanks you for your visit please leave your Comment